Full time worker or Full time mother?

Selama satu semester ini saya mengajar di sebuah sekolah dengan sistem fullday school. There are so many things I learn from here.. Tugas-tugas yang diamanahkan kepada saya membuat potensi yang ada di dalam diri ini terasah kembali. Skill komunikasi dan manajerial adalah dua ujian dan tantangan yang Dia berikan kepada saya. Saya cukup kerepotan dan hampir putus asa di buatnya. Ujian komunikasi yang saya rasakan cukup berat adalah dengan terlibat dalam POMG. Ada sesuatu yang mengganjal di hati ini ketika akan menjalin komunikasi dengan orang tua murid. Sebagai jembatan penghubung antara orang tua murid dan sekolah, perasaan khawatir memberikan informasi yang tidak sesuai dengan sumbernya yang berakibat timbulnya prasangka yang tidak-tidak antara kedua belah pihak kerap mampir di pikiran. Ingin rasanya mengundurkan dari amanah ini, tapi apakah itu sebuah solusi? Administrasi di sekolah sebagai seorang guru yang mengajar tiga disiplin ilmu di sekolah kerap menyita waktu dan konsentrasi. Akibatnya saya menjadi kurang disiplin dalam mengumpulkan laporan-laporan ke atas. Seringkali orang menasihatiku untuk memperbaiki manajemen waktu. Tapi entahlah nasihat itu terlalu teori untukku. Masalah yang satu itu memang mudah untuk dilontarkan, teori-teori yang dipaparkan pun terasa indah di dengar, namun belum ada yang klik di hati. Kata kakak saya berarti yang sebenarnya bermasalah adalah manajemen dirimu. Yak, betul sekali mbak. Oleh karenanya saya sedang mencari formula yang tepat untuk diri ini. Ramuan harus segera dibuat, karena saat ini kondisi berbeda dengan sebelumnya. Kalau saya masih bermasalah dengan manajemen diri, bagaimana bisa menajdikan potensi diri bisa ter-eksplore dan bermanfaat untuk orang sekitar?
Setelah masa ujian berlalu, tiba saatnya anak-anak berlibur. Tidak ketinggalan dengan para guru. Namun namanya juga seorang guru, walaupun libur tetap saja ada lintasan pikiran bagaimana caranya agar semester selanjutnya prestasi anak didik lebih baik lagi. Bahkan mungkin ada di antara teman-teman saya yang mulai menyiapkan administrasi mengajar seperti silabus, RPP, modul, dsb. Jadi kayak gak libur aja, cuma pindah lokasi dan suasana kerja aja. Selama liburan ini saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mamah sedang pergi jauh, si mbak sedang pulang kampung- ada urusan yang sangat penting katanya. Jadilah saya dan saudara kembar saya (laki-laki) menjadi penghuni terakhir. Sebagai satu-satunya wanita di rumah, jadilah saya yang terkena tanggung jawab untuk mengurusi rumah. Itung-itung latihan menjadi ibu rumah tangga, ya..gak masalah, toh lagi libur sekolah, sehingga tidak terlalu disibukkan dengan kerjaan sekolah. Rasanya diri ini semakin belajar untuk menjadi dewasa walaupun sisi childisnya masih sering keluar. Sedikit demi sedikit ngolah bahan makanan yang ada di rumah, fiuh..nyapu dan ngepel rumah, nyapu pekarangan, dll. Emang bener kata kakak, kalau terus dilakonin, kerjaan rumah memang gak ada habisnya. Waktu untuk bercanda dengan keponakan pun terasa lebih dari biasanya, bahagia deh rasanya..peluh yang ada terasa hilang entah kemana. Alhamdulillah selama liburan ini ada yang minta les privat tambahan, so walaupun libur masih dapet uang saku tambahan..;p selain itu ada kegiatan yang variatif juga, seling sehari di rumah sehari ke luar. Suasana yang amat berbeda akan terasa ketika saya mulai mengajar kembali di sekolah. Sempat terfikir untuk memilih menjadi half time worker-half time mother, artinya saya tinggalkan pekerjaan saya saat ini kemudian mencari kegiatan lain yang sesuai dan menghasilkan, serta belajar untuk menjadi seorang wanita..........(apa ya?) Tapi apakah solusi tersebut solutif? Bagaimana dengan murid-murid saya? Permasalahan yang dihadapi sekolah sudah cukup kompleks, akankah saya menambahnya dengan keputusan ini? Bukankah saya sudah terikat kontrak atau perjanjian untuk bekerja selama 1 tahun di sekolah ini? Apakah hanya sampai di sini batas keteguhanmu memegang komiten atau janji? Entahlah... Namun pada akhirnya..
Alhamdulillah..cahaya mulai terlihat di relung hati dan fikiran ini.. Tanyakan kembali pada nurani, mohon bantuan pada ilahi, lakukan evaluasi diri (analisis swot), apa sesungguhnya yang kau cari di dunia ini.. Pergi ke toko buku cari inspirasi.. Sampai akhirnya perasaan optimis itu muncul kembali. Allah lah yang menganugrahkan amanah ini kepada saya. Saya menjadi belajar banyak hal di sekolah ini. Wajar jika selama menuntut ilmu ada pengorbanan-pengorbanan. Saya harus mensyukurinya dengan memenuhi janji dan memberikan karya yang terbaik. Setelah janji ini tertunaikan, hati ini sedikit lega, tapi bisa jadi ada amanah lain yang sudah menunggu tuk ditunaikan. Amanah apakah itu? Dia lah yang Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Apapun itu, Ya Rabb bimbinglah hamba-Mu ini agar senantiasa berada di jalan yang Kau Ridhai..Aaamiin.

Hari ibu..

Apakah yang merayakan hari ibu hanya para wanita saja? Tidak juga.. Setiap manusia yang lahir ke dunia melalui rahim seorang wanita hendaknya memaknai hari ibu juga.. Hari tersebut merupakan momentum bagi seorang anak untuk mengenang kembali jasa-jasa dan pengorbanan seorang ibu dan berbuat sesuatu untuk ibunya (lebih special dibandingkan hari-hari biasanya). Sudah seberapa besarkah pengorbanan yang kita berikan untuk ibu? Tidak akan pernah bisa membalas kasih sayang dan ketulusan hatinya melahirkan dan membesarkan seorang anak.

Oh bunda..
Ada dan tiada dirimu...
Kau selalu ada di dalam hatiku..

By: Melly G

Raising Happy Kids

Harga diri...
Kepercayaan diri...
Kemandirian...

Tiga hal yang berusaha dibangun pada diri anak oleh orang tua. Namun terkadang cukup banyak orang tua yang secara sadar ataupun tidak sadar meruntuhkan ketiga poin tersebut, diantaranya dengan lebih banyak mengeluarkan kalimat-kalimat yang bersifat menghardik atau kurang positive. Para guru sebaiknya ikut menanamkan ketiga poin tersebut pada diri anak dalam pola pendidikan di sekolah. Mudah-mudahan kekesalan karena perilaku anak yang melanggar aturan sekolah atau prestasi yang kurang baik dalam hal akademis tidak menyurutkan langkah seorang guru untuk menumbuhkembangkan ketiga hal tersebut. Semoga tetap terjaga keikhlasan dan kesabarannya ya bpk/ibu guru, aamiiin. Bagaimana kiat-kiat menumbuhkan ketiga hal tersebut bisa dibaca lebih lengkap dalam buku 'Raising Happy Kids' karya Elizabeth Hartley-Brewer yang sudah dialihbahasakan ke bahasa Indonesia oleh penerbit Inspirasi Buku Utama. Memang membawa inspirasi atau angin segar baru ternyata. Untuk pendidikan di Indonesia yang lebih baik tentunya.

Jembatan..

Sebuah jembatan punya jasa amat besar untuk menghubungkan dua daerah yang berbeda. Dua daerah yang mempunyai potensi yang berbeda. Dua daerah dengan kepala desa yang berbeda, potensi yang berbeda, sarana dan prasarana yang berbeda, kepentingan yang berbeda, kebutuhan yang berbeda, dan cita-cita serta masa depan yang berbeda.
Sang jembatan mempunyai andil besar dalam melengkapi kekurangan satu daerah dengan daerah yang lainnya. Jika di daerah sendiri tidak ditemukan barang yang diinginkan maka sang penduduk harus melewati jembatan dan kemudian membelinya di daerah tetangganya (jika memang di sana tersedia). Apa jadinya jika tidak ada jembatan?? Bisa jadi kedua daerah tersebut akan mengalami kemajuan yang cukup lama karena berjalan dengan konsep 'seadanya'. Ya..yang ada di daerahnya masing-masing dimaksimalkan saja..
Kalo jembatan adalah makhluk hidup, maka bisa jadi ia akan menjerit karena sering dilewati dengan beban yang cukup berat setiap hari. Atau bisa jadi ia akan berbahagia karena bisa memberikan manfaat yang besar untuk dua daerah. Tergantung bagaimana sang jembatan berperspektif, positive thinking kah? atau sebaliknya..
Yang pasti, menjadi jembatan penghubung antara dua cara pandang orang yang berbeda memang sulit. Butuh kesabaran dan kecerdikan. Kemampuan berkomunikasi mengambil porsi lebih. Terkadang harus berhati-hati juga dalam menyampaikan pesan dari pihak yang lain. Gimana caranya supaya tidak terlalu banyak distorsi pesan. Maksud dari pesannya tersampaikan. Pemilihan kata-kata yang tepat serta cara penyampaian yang baik membuat sebuah pesan bisa diterima dengan baik.
Berlatih dan terus berlatih.. memulai dengan i'tikad yang baik untuk kebaikan dan kemajuan kedua belah pihak.. Kesalahan yang pernah dilakukan diperbaiki dan terus diperbaiki.. he..he..maklum masih berjiwa muda, sedangkan yang dihadapi para orang tua murid, para guru, pak kepsek, dan pihak yayasan.. (jadi pembenaran nih..)

How tough are you?

Seberapa tangguhkah dirimu???
menghadapi setiap ujian…
memenuhi setiap janji…
mempertahankan suatu komitmen kebaikan..
menunaikan amanah dan tugas sebaik mungkin..
untuk tidak mengeluh... atau mengurangi keluh kesah..

Sudahkah dirimu berani untuk menghadapi setiap ujian???
Tidak lari atau menghindar..

Seperti seorang murid yang harus menghadapi UAN. Kalaupun sang murid sakit atau ijin pada hari-H UAN, ia akan tetap harus mengerjakan soal-soal UAN tersebut di lain hari. Bahkan kalaupun belum lulus UAN, ia harus mengulangi 1 tahun belajar agar di tahun selanjutnya bisa lulus UAN. Kalaupun waktu setahun terlalu lama, ia boleh mengikuti Ujian paket A, B, atau C.

Sama halnya dengan UAN, manusia pun setiap masa dalam hidupnya pasti diberi ujian, agar naik tingkatannya di hadapan YME. Kalau kita belum lulus atau berhasil melewatinya, suatu saat nanti ujian yang sama akan kita alami terus menerus sampai kita berhasil melewatinya. Sebagai manusia kita hanya mampu untuk memberikan daya upaya yang terbaik..all out. But don’t worry, La Tahzan… Allah tidak akan memberikan ujian melewati batas kemampuan hamba-Nya. Sungguh betapa sayangnya Dia kepada manusia, walaupun terkadang manusia tidak menyadarinya atau tidak percaya diri akan potensi luar biasa yang ada pada dirinya. Setiap problema kehidupan pasti ada jalan keluarnya..asal kita mau berusaha.

How tough are you ti? Now, I’m not tough enough. Sedang berusaha membulatkan tekad untuk tetap istiqomah memberikan yang terbaik.

tukang ojek

Hari ini ada seminar yang diadakan oleh Pearson-Longman, bertempat di JDC. Yang ikut menghadiri seminar tersebut dari sekolah saya adalah tim bilingual, dan saya termasuk di dalamnya. Kami janjian di sekolah pk.05.45 WIB, tapi karena satu dan lain hal kami baru pada kumpul jam 6 teng. Kami semua punya tanggung jawab mengajar hari ini, tapi karena untuk suatu ilmu yang berharga dan tidak melalaikan tanggung jawabnya kepada murid-murid, para guru meninggalkan tugas untuk anak-anak. Sebelum berangkat ada seorang guru yang harus mem-print tugas terlebih dahulu, sehingga kami baru berangkat pk.06.15 wib.
Saya baru sampai di sekolah jam 6, dengan ojek pula. Yang menarik adalah tukang ojeknya S1 lho. Obrolan itu mulai gitu aja, biasa…dengan penampilan saya kayak gini, udah nebak kalo saya adalah seorang guru. Ternyata si tukang ojek adalah lulusan S1 jurusan tarbiyah UIJ. Beliau sudah menikah, dan istrinya pengajar TK. Sambil mencoba memasukkan lamaran ke beberapa sekolah, beliau ngojek.
Terkadang, ada suatu saat dimana seorang istri akhirnya harus membantu memenuhi keperluan rumah tangga. Istri punya skill itu perlu.. Dan skil itu harus terus diasah supaya tidak hilang ilmunya.. Dengan skill yang dimilikinya insya allah sang istri mampu untuk mandiri jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan/tidak diprediksi..

Matematika dan bermain sepeda..

Jadi teringat pesan yang disampaikan oleh dosen sewaktu kuliah dulu. Belajar matematika itu seperti bermain sepeda. Kita tidak akan bisa mengendarai sepeda jika hanya dengan melihat orang mengendarai sepeda tanpa mencoba untuk menaikinya. Walaupun ada perasaan ragu, takut jatuh, atau bahkan jatuh dan akhirnya terluka. Tapi karena kita ingin bisa, pada akhirnya kita akan berusaha untuk bisa mengendarainya. Dengan bisa mengendarai sepeda, kita bisa bermain sepeda keliling lingkungan rumah bersama teman-teman.
Saya mengajak murid-murid di sekolah untuk belajar matematika dengan cara learning by doing. Setiap pertemuan disi dengan sedikit penjelasan dilanjutkan mengerjakan soal2. Karena menurut saya pada tingkat SD, SMP, dan SMA, matematika lebih banyak berkutat dengan perhitungan. Kalaupun ada pembuktian dan analisis pemecahan masalah, asalkan paham konsepnya dan tahu tahapan-tahapannya, pemecahan masalah bisa dilakukan. Setelah lulus dan mengajarkan matematika, saya baru faham tujuan dari pembelajaran mata kuliah wajib yang diajarkan di kampus dulu. He..he..nyadarnya terlambat niy kayaknya. Tentang algoritma (belajar berfikir sistematis dan bertahap) di pemrograman komputer dan metode numerik, kemampuan analisis di Kalkulus, dsb. Dahulu saya lebih banyak mengeluh dan stress kalau mempelajari materi yang lumayan sulit, apalagi jika bertemu dengan pembuktian teorema atau aksioma di Aljabar Linear. Perasaan.. sulit sekali mencapai cara jago aljabar berfikir. Namun setelah lulus baru terasa manfaatnya. Sekarang terasa lebih tangguh dalam menyelesaikan soal-soal sulit matematika. Rasa penasaran yang tinggi muncul berhdapan dengan soal-soal yang sulit. Mudah-mudahan pengalaman saya selama berkutat dengan dunia matematika bisa saya tularkan ke murid-murid saya di sekolah.

No title..

Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta asaghfiruka wa atuubu ilaik..
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada illah selain Engkau, Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janjiku kepada-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat-Mu yang telah Engkau anugrahkan kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang mengamouni dosa-dosa selain Engkau.


Dalam sebuah pesan di YM, dituliskan, “Aku tidak akan mengikhlaskan engkau, sampai engkau merasakan neraka”. Maksud hati yang menurut kita baik, tapi jika cara menyampaikannya kurang berkenan di hati lawan bicara, maka bisa jadi belum membawa perbaikan, yang ada malah kalimat ancaman seperti itu. Pasrah..itulah yang terfikir ketika membaca pesan singkat itu. Gemetar jiwa ini..rasanya membayangkan diri ada di dalam neraka. Memang diri ini masih jauh sekali dari tuntunan islam, tapi salahkah jika setiap harinya..setiap menitnya, setiap detiknya senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri. Setelah kita tahu suatu pekerjaan itu ternyata tidak sesuai dengan koridor, lantas untuk apa dilanjutkan, walaupun terkadang ada pihak lain yang merasa tersakiti. Cukup sudah... Ya Rabb, bantulah hamba-Mu ini..

Saya jadi teringat akan sebuah cerita tentang pertanyaan yang ditujukan kepada ahli ibadah dalam suatu hari perhitungan.. Karena apa kamu masuk ke dalam syurga? Si ahli ibadah menjawab, karena amalan-amalan saya. Baiklah, saya ambil kedua mata kamu dan ditimbang/dibandingkan dengan semua amalan ibadah kamu selama di dunia. Hasilnya timbangannya masih berat sebelah, yaitu lebih berat nikmat Allah berupa kedua mata sehingga manusia bisa melihat indahnya dunia. Kagetlah sang ahli ibadah. Namun akhirnya sang ahli ibadah masuk juga ke dalam syurga, tapi bukan karena amalan ibadahnya, melainkan karena rahmat-Nya, Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya. Waallahu a’lam bishowab..

Pada akhirnya, hanya kepada-Nya lah diri ini bertawakal dan berharap. Diri ini sedang berusaha untuk menjadi pribadi sebaik-baik pribadi. Kerikil yang membuat kaki sakit bahkan mungkin terjatuh, tidak membuat diri ini menyerah pada keadaan. Perjalanan harus dilanjutkan walaupun dengan langkah terseok. Kebaikan-kebaikan akan menghapus keburukan. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan setiap peluh dalam usaha untuk meniti di jalan yang diridhai-Nya.

Enam huruf yang membahayakan

Membicarakan keburukan orang lain disebut juga ghibah. Baik keburukan itu sesuai dengan kenyataan ataupun tidak. Ya..kalau sesuai dengan kenyataan masuk ke dalam perkara ghibah, namun jika tidak sesuai fitnah namanya. Penyakit yang bisa membuat hubungan intra personal menjadi tidak harmonis. Jikalau orang yang dibicarakan keburukannya itu tahu maka akan timbul perasaan sakit hati yang cukup mendalam. Karena di depan muka ia terlihat baik tapi dibelakang ia membicarakan keburukan kita. Walaupun bisa jadi ia tidak bermaksud menyebarluaskan keburukan kita, terkadang keinginan membicarakan keburukan temannya itu muncul didorong oleh faktor ketidakberterimaan diri melihat tingkah laku kita yang menurutnya perlu diperbaiki. Namun ia tidak berani memberitahu langsung di hadapan kita karena takut mengganggu hubungan intra-personal antara mereka berdua. Kalau memang seseorang melihat kekurangan yang ada pada saudaranya, bukankah sebaiknya ia diberi tahu secara personal? Jauh lebih menyakitakan jika seseorang diberitahu kekurangannya dengan cara membicarakannya di depan rekan seprofesi yang lain ketika orang yang dibicarakan itu sedang tidak ada. Sungguh tidak bijaksana dan sikap yang gegabah..
Walaupun pada akhirnya orang yang dibicarakan itu bisa berubah atau memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya.. Tapi hati terlanjur sakit karena aib audaranya diobral begitu saja..
Mudah-mudahan saya pribadi terhindar dari sikap seperti itu.. Lindungilah hamba-Mu yang lemah ini ya Rabb..

Pelangi Matematika..

Kali ini tim kami belum berhasil.. Tapi ini adalah pengalaman berharga buat kami. Klub math baru akan mulai berjalan pekan ini. Mudah-mudahan dengan adanya klub ini di sekolah kami, bisa memberikan angin segar dan semangat untuk para murid untuk berprestasi dalam bidang matematika.

Masa SMP adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Perilaku yang kekanak-kanakan seperti saling menghina fisik tidak peduli antara laki-laki dan perempuan ataupun antara sesama mereka. Bahkan mengata-ngatai orang tua pun masih kerap saya dengar dari murid-murid saya.
Hari ini saya kesal mendengar mereka mengatai salah satu murid perempuan, kasar sekali. Dinasihati, tapi yang ada adalah pembelaan diri dan justru menyalahkan yang lain, bukannya instropeksi diri. Dia melakukan hal tersebut di depan guru, tidak segan-segan dan malu. Memang watak anak yang satu ini cukup keras. Sifat kepemimpinan yang ada dalam dirinya terkadang membuat ia lupa diri. Merasa dirinya berprestasi, maka ia merasa berhak untuk menghina atau merendahkan orang lain. Padahal dirinya pun ketika dihina dalam hal fisik, ketidak berterimaannya luar biasa. Marah tidak terkontrol. Tapi..mengapa ia menghina temannya jika ia memang tidak mau dihina?
Mudah-mudahan ia bisa belajar untuk menghargai orang lain..

HEniNg....

Terkadang pikiran itu muncul secara tiba-tiba begitu saja..
AKhirnya saya tanyakan juga kepada yang berhak..

Yang pada akhirnya..
Saya serahkan saja proses ini pada yang kuasa..

Jalan2 ke museum..


Survey.. yup untuk acara outdoor learning matpel IPS..
Gurunya sedang lemas karena sedang hamil muda, jadinya saya deh yang menggantikan beliau untuk survey.. Kapan lagi bisa jalan-jalan coba? ;p
Tempat yang diincar untuk menjadi tempat belajar adalah monumen nasional (monas) dan museum nasional. Kalau kata guru pelajarannya, saat ini kelas 7 sedang belajar tentang perang kemerdekaan dan kelas 8 tentang prasasti. Kali ini di matpel IPS sedang lebih banyak mempelajari sejarah tampaknya.
Museum Nasional terletak di depan persis shelter busway monas. Ada dua bangunan di sana, museum nasional gedung lama dan gedung baru. Masuk ke gedung lama,agak ngeri juga deh..banyak patung dan prasasti2 bersejarah. Ternyata sejarah indonesia banyak didominasi pula oleh dunia mistis. Gak heran juga kalau sekarang film nasional banyak mengangkat hal-hal seperti itu. Sedangkan gedung baru sudah di setting lebih modern,dengan gaya arsitektur yunani dengan tiang-tiang dan jembatan yang dipenuhi kaca yang menghubungan antara gedung lama dan baru.
Banyak hal-hal menarik di sana. Mulai dari sejarah adanya manusia di indonesia yang konon katanya merupakan hasil evolusi homo sapiens (manusia modern),hingga penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kehidupan masyarakat Indonesia.
Settingan penataan ruang di gedung baru museum nasional mengikuti gaya hotel bintang lima (kata pemandunya). Sehingga kita merasa lebih nyaman ketika menikmati pelajaran sejarah di sini. Tidak aneh pula jika sampai dengan 2008 tempat ini sudah ada yang membooking untuk pertemuan-pertemuan atau acara seminar. Sayang sekali..para pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret bagian dalam museum.
Di sini saya banyak menemui para turis asing. Mereka terlihat antusias melihat peninggalan bersejarah negri kita. Beberapa dari mereka membawa buku catatan. Ketika melihat sentuhan etnik yang uniq di sana,langsung mereka gambar di buku catatannya. Mereka menghargai peninggalan bersejarah negri Indonesia yang unique. Namun apakah kita bangsa Indonesia menghargainya sebagaimana mereka?? Budaya Indonesia memang unique. Bangga deh menjadi bangsa dengan beragam keunikan. Tapi tampaknya kebanggaan saja tidak cukup tentunya. Ada tindaklanjutnya..

tarik ulur..

Di sekolah lah saya mulai belajar bagaimana caranya mendidik.. bukan hanya mengajar atau transfer ilmu..
Dalam mendidik kadang para murid bisa dilunakkin.. kadang perlu ada ketegasan..
karena manusia tetaplah manusia.. ada saja muncul keinginan untuk cari sensasi/perhatian yang lain dengan melakukan keisengan ini itu..
Lunakkah.. tegaskah.. galakkah.. jika didasarkan atas kasih sayang maka it doesn't matter..
Ketegasan muncul atas dasar kasih sayang.. bukan bermaksud untuk melampiaskan emosi karena mereka sudah membuat kita kesal.. tapi untuk kebaikan mereka tentunya.. jika sikap/aklak yang kurang baik didiamkan maka akan menjadi kebiasaan yang buruk dan mendapatkan keberterimaan yang kurang baik pula di masyarakat kelak..
Tapi..
Sadarkah mereka betapa para guru menyayangi mereka walaupun terkadang ketegasan itu terpaksa harus dimunculkan.. 8)

S2

Sewaktu lebaran kemarin,ada obrolan dengan teman sekampus dulu. Udah lama banget gak soan. PIngin S2 gak ti? Siapa juga yang gak pingin.. Dia cerita kalau dia berencana s2 di india. Gak tau kenapa dia milih negara itu. Tapi obrolan dengannya itu jadi membuat keinginan saya yang lumayan lama tertidur,kini mulai membuka mata. Mulai ada pilihan bidang2 yang mau dipilih berkaitan dengan profesi saya sebagai guru saat ini. Mulai dari psikologi pendidikan,Manajemen Pendidikan,Teknologi pendidikan,sampai dengan Teknologi Informasi. Tapi saya belum menjatuhkan pilihan.. Cie ileh kayak udah pasti mau S2 aja yah.. ;p Padahal masih agak jauh juga buat S2..he..he.. 8)
Saudara sepupu insya allah akan berangkat ke jerman sabtu minggu ini. Dia angkatan 2002 dan mengambil S1 di Bahasa Inggris Unpad. Dia berencana untuk mengambil tentang pendidikan. Dia cukup nekad juga, sama halnya dengan teman saya yang sekarang sedang ngambil pasca di korea. Yang penting berangkat dulu ke sana,cari kerja part time,kemudian cari peluang beasiswa pasca. Negara seperti Jerman cukup memberikan peluang yang besar untuk mereka yang concern dengan dunia pendidikan.
How about you ti? Kerjakan dengan baik apa yang ada dihadapan saat ini sambil mencari peluang ke sana.. =)

Halal Bihalal

Hari ini adalah hari pertama masuk hampir semua sekolah dan kantor, tapi bagi saya ini adalah hari kedua ke sekolah, karena hari sabtu para guru sudah berkumpul untuk halal bihalal terlebih dahulu beserta dengan para pemilik yayasan.
Di hari pertama masuk setelah 2 minggu libur,mayoritas murid mengira tidak ada proses belajar alias pulang cepat,hanya halal bihalal saja. Tapi kenyataannya pulang lebih cepat dari biasanya yaitu pk.13.00,tapi kegiatannya tidak hanya halal bihalal,melainkan ada tausiah penyemangat dan belajar seperti biasa. He..yang namanya guru berbeda dengan murid. Kalau murid pulang pk.13.00,maka para guru pulang lebih lama. Pada kenyataannya,hari ini kami pulang sore karena kami menjenguk rekan guru yang sakit. Beliau harus bedrest sampai hari rabu karena mengalami pendarahan dari rahimnya karena kelelahan pasca mudik. Alhamdulillah tidak terjadi sesuatu dengan janinnya,masih sehat-sehat saja. Saat saya menjenguk beliau,terlihat sekali wajahnya pucat dan kondisinya lemah. Tapi hebatnya beliau masih melayani kami tamu-tamunya dengan baik. Jadi ga enak..udah merepotkan.
Oleh karena baru masuk hari pertama,kegiatan belajar mengajar di kelas relatif lebih santai. Para murid maupun para guru belum terlalu on untuk belajar dan mengajar. May be besok kita semua lebih siap untuk menjalani KBM.
Intermezo,ternyata UAS jatuh pada awal Desember (sebentar lagi). Ada 6 KD (Kompetensi Dasar) lagi yang harus dikejar. Lets get prepared! for us-teacher and for student!

Tough woman... can I??

In lebaran holidays, expecially after lebaran day, there is no house keeper at home. It makes me and my mother handled houses job, like clean our house and make our cloth clean and tidy. It is an exhausted job. No one help my mother besides me. I am the youngest child in my family. My two oldest daughter has been married and they live behind. They have their own family, so they are busy enough in take care their own family. Actually I have twin brother (male). But he can help us because he is work at a bank so he is busy, it seems that not too many holiday for him.
Usually before lebaran holiday, we was helped by house keeper. So, when she goes back to her hometown for a moment, there a condition unusual for me. First day, I feel very tired. It is more tired than teach at school for full day. I know this condition is not permanent. When I must go back to work at school on Monday, she will be at our house. Eventhough I am not sure of it, because I heard from my mom she will go back to Jakarta after being proposed by her boyfriend. So the worst condition is my mom will take care the house alone while I am work at school. But I wont make it happened. I’ll try to help her as best as I can.
Flash through my mind, it needs strong power or energy to be a tough woman. Expecially if the woman have an social activity. Can I being tough woman? I don’t know. “God won’t give us loads above our ability”. That sentences strength me when I feel weak with all of duty (amanah). Of course in my future I hope my husband will help me to take care children and house as best as he can. But as a woman, I wont forget my duty. It just a wonderfull family, husband and wife helps each other to solve their problem or difficulty.
As a part of god’s servant, family, and environment, woman needs to prepare herself by improving their readiness facing new life talenting. Sometimes tough, sometimes weak... From deep thinking may be we will get some power. Think anything positive can give us motivation or inspiration to stand up and take a moved.

Wimode

Yaitu sebuah alat yang menciptakan spot internet menggunakan sinyal esia. Selama sinyal di daerah tersebut bagus, maka kita bisa dengan mudah akses internet di sana. Lucu juga siy, bagi yang ada internet akan cari posisi dengan sinyal terbaik (kalo pake labtob), kalo PC, ya..begitulah tergantung keberuntungan. Kecepatan aksesnya bisa mencapai 230,4 kbps. Tapi yang berpengaruh dari alat ini adalah kekuatan sinyal. Seberapa bagusnya kecepatan akses, tetapi kalo sinyal esia di daerah tersebut kurang bagus, maka kenyamanan aktivitas browsing kita akan terganggu. Tarifnya Rp.125/menit untuk yang prabayar, Rp.100/menit.
Berminat??

Indahnya Idul Fitri kali ini..

Saat gema takbir mulai bergema.. Allahu akbar3..Walillah ilham..
Perasaan sedih bercampur bahagia ..
Sedih karena belum berbuat yang terbaik di bulan ini..
Berharap mudah-mudahan dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan..
Bahagia karena besok akan bertemu dengan momen yang membuat hati bahagia..
Shalat ‘Ied bersama-sama keluarga dan tetangga..
Setelah itu saling bermaaf-maafan..
Silaturahmi dengan lingkungan sekitar yang terlalaikan karena kesibukan rutinitas harian…
Kini diperbaiki kembali..
Sungguh bahagianya silaturahmi..

H-1 menjelang lebaran, aku mulai memandangi contact person yang ada di Hand Phone. Terbesit dalam fikiran ingin sekali menyambung kembali silaturahmi yang sudah lama tidak terbina dengan teman-teman di kampus dulu. Mulai kurangkai kalimat ucapan yang sederhana. Satu per satu aku mulai mengirim SMS ucapan lebaran.
Subhanallah indahnya saling memaafkan dan saling mendoakan. Begitu banyak doa yang kuperoleh dalam momen ini. Semua doa berisi kebaikan. Ucapan lebaran via sms ini dibalas dengan “Btw pa kabar ti? Tinggal dimana sekarang? Where have you been?, sukses selalu ya!, dst”. Jadinya sms berlanjut ke obrolan seputar aktivitas masing-masing saat ini.

Pada momen ini jadi tambah pula contact person dalam Hp ku. Nomor yang hilang karena tersimpan di Hp sebelumnya kini mulai muncul lagi. Soalnya ucapan lebaran dikirimkan dengan mencantumkan nama pengirim di akhir kalimatnya. Makasih ya teman..

Silaturahmi itu kini terjalin lagi.. Mudah-mudahan tetap terjaga selamanya..
Bahagianya punya banyak saudara seiman.. Walaupun terpisah oleh jarak tapi jalinan hati tetap terkait karena Allah SWT.

Skorsing..

Surat skorsing dikeluarkan hari ini. Besok 4 anak mulai diskors. Ada yang dua hari dan ada yang tiga hari tergantung dari beratnya kesalahan yang mereka lakukan. Mereka diskors karena melakukan tindakan iseng mencuri uang teman sekelasnya. Mereka adalah anak mampu, tapi mengapa mereka melakukan hal itu sampai sekarang masih menjadi misteri.
Mudah-mudahan mereka bisa mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Manusia terus berproses menuju kebaikan selama dia masih menghembuskan nafas. Sementara itu kegiatan belajar di sekolah terus berlangsung. Show must go on. Persiapan menuju UTS yang jatuh pada tanggal 1-6 Oktober pun terus dilakukan. Para guru sibuk membuat soal UTS dan membekali anak dengan soal-soal latihan, sementara murid siap mempersiapkan diri mereka dengan belajar sebaik mungkin.

Hari Lahir

Kemarin tanggal 24 September kakak saya ultah, hari ini teman saya ultah.. Bulan Juli yang lalu saya ultah..

Tidak ada yang spesial dengan hari ulang tahun, hanya saja hari ulang tahun merupakan reminder bagi kita bahwa semakin berkurang masa kita di dunia.. Apa ya yang sudah saya lakukan sampai sejauh ini?? Sudah seberapa tinggi kah dosa-dosa ini?? Sudah terbayarkah? Atau bahkan tidak akan pernah terbayar kecuali Allah SWT yang dengan rahmatnya membantunya??

Bagi yang sedang mengenang kembali saat-saat hari dilahirkan alias ulang tahun, semoga sisa umurnya memberi manfaat untuk pribadi dan lingkungan sekitar.

Menyongsong Lailatul Qadr di 10 malam terakhir

Hari-hari yang dinantikan ketika berpuasa di bulan Ramadhan adalah 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, karena di dalamnya terdapat suatu malam yang penuh dengan keberkahan karena lebih baik dari 1000 bulan. Suatu malam yang lebih baik daripada malamnya 1000 bulan, yaitu malam lailatul Qadr. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menyebutkan, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Seorang adik bertanya pada kakaknya, “Mba, siapa saja siy yang akan mendapatkan lailatul qadr? Terus ciri-ciri orang yang mendapatkan lailatul qadr seperti apa?”. Ketika pertanyaan tersebut dilontarkan ke saya, saya menjawab, “Hanya orang-orang pilihan lah yang akan mendapatkan lailatul qadr. Orang yang mendapatkan lailatul qadr akan terlihat ketika Ramadhan telah usai, ia terlihat lebih bijaksana dan kebaikan terpancar dalam dirinya”.
Suatu sore di bulan Ramadhan, dalam sebuah majlis ilmu yang mudah-mudahan dirahmati oleh-Nya, saya diingatkan kembali akan amalan-amalan yang utama di bulan Ramadhan, termasuk di dalamnya i’tikaf di 10 malam terakhir. Dalam majelis tersebut disebutkan bahwa siapapun bisa mendapatkan lailatul qadr. Sebelumnya saya berfikir, lailatul qadr itu adala sebuah ‘gift’ dari Allah SWT. Tapi ternyata lailatul qadr adalah suatu malam yang penuh dengan keberkahan. Siapa saja yang menghidupkan malam tersebut dengan sebuah amalan kebaikan (apalagi jika amalan hablu minalllah), maka pahala dari amalan tersebut sama nilainya dengan suatu amalan yang dilakukan pada 1000 bulan/kurang lebih 83 tahun.
Siapakah yang tidak tergiur dengan keutamaan seperti itu? Semoga kita termasuk orang-orang yang bersemangat menyambut malam yang penuh dengan keberkahan, malam lailatul qadr. Siapkan diri dari sekarang, tentukan di masjid mana kita akan i’tikaf, kosongkan waktu kita, siapkan juga fisiknya mulai dari sekarang. Yang paling penting dari semuanya adalah kekuatan niat, kebulatan tekad.

Marhaban Ramadhan...

Satu hari menjelag ramadhan banyak sms yang masuk perihal meminta maaf agar ketika memasuki bulan suci, suci pula hati ini. Begitu juga yang terjadi dengan e-mail, YM, dsb. Ketika bertemu dengan saudara pun, kata maaf begitu mudah terlontarkan.
Ketika membuka milis, ada e-mail dari seorang teman, diambil dari sebuah web islami (www.dakwatuna.com). E-mail tersebut bercerita tentang seorang yang kembali di bulan taubat. Siapa pula yang tidak ingin bertaubat? Oleh karenanya melalui blog ini saya ingin mengingatkan pada diri sendiri akan kesalahan2 yang pernah dilakukan, dan belum terlambat untuk bertaubat, apalagi di bulan yang subhanallah penuh rahmat dan ampunan ini. "Puasa adalah untuk-Ku, Aku yang akan membalasnya." It's between Allah swt and 'hamba-Nya'.

Yang Kembali di Bulan Taubat
Oleh: Ulis Tofa, Lc
E-Mail This Post/Page Print This Post/Page

Cerita orang yang kembali pada Allah swt di bulan taubat ini sungguh sangat mengagumkan. Dengarlah seseorang yang taubat di bulan Ramadhan, ia mengungkapkan kegembiraan dan kebahagiannya:

“Sungguh indah Ramadhan, sungguh nikmat hari-harinya. Subhanallah! Semua kelezatan dan kenikmatan ini tidak pernah aku rasakan kecuali pada hari ini. Di mana mataku selama bertahun-tahun? Ya… bahkan diriku, dimana ketika bulan Ramadhan berada?. Sungguh, siapa yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kebaikan, pasti akan mendapatkan. Siapa yang mencari jalan pasti ketemu. Siapa yang lari menuju Allah swt, pasti ditolong oleh-Nya… Sungguh benar firman Allah swt dalam Hadits Qudsy:”Barangsiapa mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat padanya sehasta.”

Subhanallah! Saya merasakan bahwa beban berat lenyap dari jiwaku. Dada ini rasanya lapang. Inilah kali pertama dalam hidupku aku paham ayat yang sering aku dengar di masjid kami: ”Barangsiapa yang dikehendaki Allah petunjuk, maka Allah melapangkan dadanya untuk mudah menerima petunjuk Islam. Dan siapa yang dikehendaki Allah sesat, maka dijadikan dadanya sesak, seakan ia menembus langit yang hampa udara.”

Ke mana rasa sempit itu menghilang? Kemana gundah-gulana yang menggelayuti jiwaku, sampai-sampai aku mau bunuh diri? Kemana keraguan, bisikan dan angan-angan itu? Kemana dahsyatnya kematian yang menyergap dalam tidurku?

Sungguh, sekarang saya sangat bahagia yang tidak terperi. Lapang dada. Lembut hati. Aku ingin menangis! Aku ingin munajat pada Tuhanku, mengakui dihadapan-Nya dosa-dosaku yang menggunung. Sebelumnya aku telah berbuat maksiat dan dosa. Namun aku pun shalat dan meninggalkan maksiat dan dosa itu. Aku pun merasakan bahagia… senang… dan haru.

Wahai imam, perdengarkan kepadaku Al Qur’an, untuk menghalau tipu daya syetan. Wahai iman, kenapa Ramadhan begitu cepat berlalu. Padahal aku baru kenal Ar Rahman, aku baru bisa meninggalkan dosa dan maksiat!!

Demi Allah, kalau bukan karena malu dengan orang yang duduk di sampingku, aku akan berteriak histeris: ”Aku akui nikmat-nikmat-Mu Ya Allah, aku bersyukur. Aku akui dosa-dosaku Ya Tawwab, aku bertaubat. Wahai Dzat Penerima taubat, ampunkan segala kesalahan dan dosaku. Sungguh hanya Engkau yang Menghapus dosa-dosa.”

Aku bergumam: ”Wahai imam, mengapa kamu potong daku lezatnya munajat! Mengapa kamu selesai sujud, menjadikan daku kehilangan lezatnya pengakuan dan pengaduan pada Dzat Yang Perkasa. Wahai imam, aku ingin menangis, sungguh kami sudah lama tidak menangis…

Sungguh manis engkau wahai Ramadhan… sungguh hari-harimu sangat indah… aku akan menyibukkan diri di hari dan malammu, bahkan jam dan detikmu… bagaimana tidak, sungguh aku menemukan diriku padamu!! Bukankah dalam hadits disebutkan: ”Sungguh celaka seseorang yang berjumpa dengan Ramadhan sedangkan ia tidak diampuni dosanya.”

Kita berada di depan Ramadhan. Setiap kita mempunyai harapan mendapat ampunan Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kita berjumpa dengannya dengan membawa segunung dosa yang memberatkan. Kita bertemu dengannya dengan membawa aib dan kesalahan yang tak terkira. Pada Allah kita berharap dan memohon.

Sungguh, rahmat-Nya, kasih-sayang-Nya, ampunan-Nya kami rindukan. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang, jangan Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang Engkau tolak atas pintu maghfirah-Mu. Jua jangan Engkau jauhkan kami dari keutamaan dan kebaikan-Mu. Ya Allah, kami memohon kepada-Mu keluasan rahmat-Mu.

Sungguh, harapan kami pada-Mu, Ya Allah sangatlah serius. Setiap kami pasti berbuat salah dan dosa. Akan tetapi harapan kami pada Dzat Yang Mengulurkan Tangan-Nya di malam hari, agar kembali para pendosa di siang hari. Pada Dzat Yang mengulurkan Tangan-Nya di siang hari, agar kembali para pendosa di malam hari.

“Wahai anak Adam, walau dosamu melangit, namun kamu beristighfar pada-Ku, pasti Aku akan ampuni kamu, dan Aku tidak peduli.”

Aku beristighfar, astaghfirullahal Adhiim. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Penyayang. Aku buka bulan mulya ini dengan taubatan nashuha. Dan betapa banyak kasih-sayang Allah aku rasakan pada hari-hari bulan taubat ini. Allahu A’lam.

Adakah keberkahan?

Dalam buku karya Muhammad fauzil adhim, yang di cari dalam sebuah pernikahan adalah sebuah keberkahan. Untuk menuju ke dalam sebuah keberkahan, maka proses yang di jalanipun harus yang diridhoi oleh-Nya. Sejauh manakah batasan proses tersebut? Selama niat kita baik maka hatilah akan memberitahukan kepada kita perbuatan manakah yang sebaiknya kita jauhkan dan mana yang tidak. Senjata seorang mukmin adalah doa. Dalam sebuah buku, ada doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, "..Ya Allah, tunjukilah kami dalam kebenaran dalam menghadapi perkara yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui isi hati...". Di setiap pagi pun, Rasulullah mencontohkan, dalam sebuah dzikir al-ma'tsurat, "Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kamu mohon ampun kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami tidak ketahui."
Jika yang diinginkan adalah keberkahan, adalah hal yang wajar ketika calon pendamping yang dipilih adalah yang baik agamanya. Baik agamanya bukan berarti yang ilmu tentang islamnya banyak, tetapi yang baik agamanya adalah yang mengintegrasikan ilmu yang dipelajarinya dalam keseharian.
Istikhoroh adalah salah satu jalan bagi seseorang untuk menyerahkan hasil kepada-Nya, jadi itu adalah fase yang terakhir dalam memantapkan keputusan yang telah diambil. Yang terjadi biarlah terjadi. Dengan memantapkan keputusan melalui istikhoroh, maka apapun kejadian setelah pengambilan keputusan itu, itu adalah jalan hidup yang terbaik yang Allah tunjukkan kepada manusia.

Toto chan versi ar-rudho ;)

Toto-chan, gadis cilik di jendela. Sebuah novel tentang pendidikan anak yang akan memberi inspirasi bagi para guru di sekolah dan para orang tua di rumah tentang bagaimana seharusnya seorang pendidik memberikan perlakuan pada seorang anak yang memiliki karakter spesial atau memiliki keingintahuan yang tinggi akan suatu hal. Seorang yang sangat ingin tahu seperti toto-chan akan senantiasa mengeksplor segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik itu berupa benda-benda yang dianggapnya unik (meja yang ada di kelasnya dahulu sebelum di tomoe goken) atau tingkah laku orang yang di luar kebiasaan (seperti kisah pemusik jalanan). Terkadang ketika melihat seorang anak melakukan sesuatu di luar kebiasaan apalagi itu mengganggu ketentraman orang di sekelilingnya, bagi beberapa orang tua atau pendidik terkadang akan melakukan tindakan marah atau menghukum anak tersebut tanpa terlebih dahulu melihat latar belakang kejadian (menghukum bukanlah hal yang tidak boleh dilakukan, boleh-boleh aja.., hanya saja bukankah akan lebih adil jika kita mendengar ceritanya terlebih dahulu secara objektif). Bagi anak kelas 1 SD seperti toto-chan, kegiatan yang dianggap orang lain mengganggu itu (seperti yang dikisahkan di bab awal buku), merupakan kegiatan bagaimana dia mengeksplor sesuatu di sekitarnya. Toto chan sangat menikmati pekerjaannya membolak-balik meja yang menurutnya ’unik’, namun kegiatannya tersebut ternyata mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Seorang toto chan belum mengetahui kalau kegiatan yang menyenangkan hatinya tersebut ternyata perbuatan yang ’salah’ karena mengganggu orang di sekitarnya. Toto chan seolah punya dunia sendiri.
Akibat perbuatannya itu, toto chan dipindahkan ke sekolahnya yang baru, tomoe goken.
Alhamdulillah, sekolahnya yang baru tersebut, memberi angin segar baginya dalam perkembangan psikologisnya. Sampai akhirnya, dia menjadi orang sukses di kemudian hari. Begitu pula dengan teman-temannya yang lain di tomoe.
Entahlah, apakah sudah terlambat bagi seorang ibad, firza, atau alan untuk membentuk karakternya. Yang pertama suka ngisengin teman cewenya, yang satu suka bikin onar dan mengganggu temannya dengan segala kejailannya atau perkataannya yang sering menyakiti lawan bicaranya (baik kepada teman sebayanya atau kepada orang yang lebih tua darinya), dan yang terakhir memiliki jiwa tidak terlalu suka diatur. Di balik keisengan dan penampakannya yang kurang bersemangat ketika belajar di kelas, ternyata seorang ibad memiliki intelegensia yang tinggi. Terbukti, dari hasil tes nalar dan logika yang dilakukan oleh tim klub matematika, dia menempati posisi pertama, mengalahkan juara kelas 8-Faris. Ibad notabene masih duduk di kelas 7. Sayang sekali jika anak seperti ibad harus kehilangan masa depannya hanya karena pribadinya yang tidak disukai oleh teman-temannya. Para guru melihat, ada masa lalu yang kelam dalam dirinya sehingga dia punya permasalahan dengan kondisi jiwanya. Guru BP di sekolah mengusulkan agar ibad diberikan shadow teacher untuk membimbingnya. Namun orang tuanya tidak setuju. Lucunya sekarang di sekolah lagi heboh sindrom ibad, ”ya bu..” (dengan intonasi yang khas). Sampai ada lagu ’mars ibad’. Tadinya siy liriknya agak mendeskriditkan ibad, tapi dengan dukungan para guru kita minta untuk liriknya diganti dengan kata2 yang positif.
Firza lain lagi ceritanya. Keberaniannya untuk mengeluarkan sebuah pendapat memang boleh diacungi jempol. Namun hal yang tidak bagus dalam dirinya adalah, pendapat yang dilontarkan seringkali menyakiti hati lawan bicaranya. Belum lagi kejailannya terhadap teman-temannya dan sering sekali berteriak di samping telingan temannya. Pokoknya berisik baget deh tuh anak. Kalo ngajar di kelasnya dia, udah deh kudu punya trik khusus supaya perhatian kelas tidak diambil 100% olehnya. Menurut saya seorang firza tidak bisa dikasari. Kalau kita berhasil adu argumen dengan memberikan alasan-alasan yang logis, dia bisa juga diatur.
Pribadi yang lain, yaitu alan. Dirinya tidak mau terlalu diatur. Tapi yang menarik dari dirinya, dia punya karakter seorang pemimpin. Ya..buktinya dia punya teman-teman yang setia kepadanya seperti kaki tangannya. Kemanapun dia pergi, pasti ada temannya itu. Alan ini paling sering masuk ke BP. Seringnya siy karena belum ngerjain tugas atau bolos jam belajar.
Selain 3 orang ini, ada anak-anak lain dengan pribadi2 yang unik. Ada Rasil, Resya, Vicky, Fars, Fida, Akmal, Sasha, dll. Karena jumlah anak yang sedikit, makanya para guru lumayan mengenal sedikit karakter mereka.
Satu hal yang pasti, hargai mereka dan bentuk karakter baik dalam diri mereka dengan kasih sayang.

Hari ini saya marah ke kelas..

Akhirnya saya bisa marah juga dengan anak-anak ini.. Tapi untungnya masih bisa nahan diri..
Ceritanya gini..
Hari ini adalah ulangan matematika yang ke-2, materinya tentang Faktorisasi Aljabar dan Pemangkatan dengan bantuan segitiga pascal. Saya menyadari menanamkan teknik pemfaktoran persamaan kuadrat bukanlah hal yang mudah, terutama untuk koefisien x^2 -nya bukan 1. Materi ini benar2 baru bagi mereka. Saya berusaha memberikan step by step dari yang tingkat kesulitannya rendah hingga lumayan. Dari minggu kemarin saya sudah memberitahu mereka bahwa minggu depan kita ulangan. Saya juga memberi 16 nomor latihan soal persiapan ulangan 2 ke mereka. Dari 16 soal tersebut, akan ada 6 nomor yang keluar sebagai soal ulangan. Saya senantiasa membuka diri untuk berdiskusi dengan mereka, kapanpun dan dimanapun (selama jam sekolah tentunya). Tapi sampai pada H-1 hanya beberapa orang dari mereka yang mau berusaha memahami materi tersebut dengan berdiskusi.
Hari ada 2 jam pelajaran matematika untuk kelompok C kelas 8. Di jam pertama saya beri kesempatan untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan pra ulangan. Jadi syarat untuk mengikuti ulangan adalah mereka harus mengumpulkan latihan soal yang terdiri dari 16 nomor tersebut. Ck..ck..yang bikin saya geleng-geleng kepala, beberapa orang dari mereka masih ada aja yang belum menyelesaikan soal tersebut. Saya yakin di dalam hati salah satu dari mereka yang kurang serius ada perasaan khawatir tidak bisa mengerjakan soal ulangan nantinya, karena dalam mengerjakan latihan soal aja mereka gak serius. Akhirnya ada salah seorang dari mereka yang mengambil jalan pintas. Mereka iseng dan berani mengambil soal ulangan yang saya simpan jauh dari jangkauan mereka. Untung saja keburu ketahuan, spontan aja langsung saya ambil kembali kertas tersebut (itu juga dengan paksaan), mulanya mereka berusaha menyembunyikan dan gak ngaku. Saat itu kemarahan saya memuncak. Saya katakan pada mereka semua, "Apa sih yang kalian cari? Kalau yang kalian inginkan adalah hanya nilai 10, maka saya bisa berikan itu.. Tapi kalian gak akan dapet ilmu apa-apa..". Akhirnya, saya ambil aksi, bukan saya yang akan mengawas mereka ketika ulangan di jam kedua, tapi bu 'D', guru matemtika lain yang terkenal galak alias streng di kalangan kelas 8.
Tapi yang aneh dan lucunya, si anak yang berbuat kesalahan tampak tidak malu dan takut untuk menyapa saya. Walaupun saya bilang ke dia, hari ini ibu kesel dan sebel dengan tingkahnya. (Sebenarnya itu indikasi baik juga siy, saya bisa menyembunyikan emosi saya yang memuncak). Saya orangnya 'ekspresif', jadi kalo marah ketahuan banget. Tapi si anak itu dengan polosnya, bu, tadi saya gak diisi 2 nomer, kira-kira saya dapet nilai berapa ya? ... Mmm..nih anak kayak gak ngerasa bersalah banget ya.. Polos banget..

Dunia dalam Bola Dunia..

Setiap orang yang hidup di dunia ini, punya dunianya masing-masing..punya kehidupan masing-masing..
Seorang anak tengah menjalani dunianya saat ini, bahkan mungkin ia sedang mencari dunia yang sesungguhnya..
Dalam masa pencarian itu bisa saja ia salah ambil jalan, tapi begitulah dunianya saat ini..
Bisa jadi ia belum tahu kalau ia salah jalan..
Dunia setiap orang akan terus berkembang sampai masanya berakhir di dunia..
Terkadang ketika kesalahan atau kegagalan telah dilakukan, itu adalah akhir dari dunia..Tapi dunia siapa? Ya..dunianya sendiri. Sebab dunia orang lain masih berjalan..
Cobalah sekali-kali tengok dunia orang lain, bisa jadi itu bisa menjadi obat mujarab yang bisa melapangkan dada yang sesak..

Saat ini ada di dunia manakah kita??
Yaitu ada di dunia yang indah..walaupun orang lain menganggap yang sebaliknya..
Hanya kita seorang yang tahu dimana kita berada.. Dunia yang kita ukir sendiri.. Dunia yang bisa saja kebahagiaannya tidak akan pernah berakhir walaupun bola dunia berakhir..

Antara dua pilihan

Ada konflik antara pihak lembaga/yayasan dengan sekolah dimana saya mengajar. Konflik tersebut sempat membuat bimbang diri saya, sikap seperti apakah yang harus saya ambil. Ada kecurigaan antara kedua belah pihak. Tapi saya gak peduli, saya sudah terlanjur sayang sama anak-anak di sana. Lucu juga siy.. Saya terkadang menganggap mereka teman, adik, tapi terkadang pula saya memposisikan diri sebagai orang tua mereka. He..namanya juga ibu guru muda. Walaupun mereka terkadang agak susah diatur, tapi kebanyakan dari mereka adalah anak yang kedua orang tuanya sibuk bekerja dari pagi hingga sore, sehingga kurang mendapat perhatian dalam perkembangan psikologisnya. Padahal masa SMP adalah masa pencarian jati diri mereka, ironi memang.
Kalau dahulu saya bahagia karena kedua ibu saya ada di rumah ketika saya pulang sekolah. Makanan untuk makan siang sudah tersedia dengan menu yang menggoda. Maka mungkin berbeda dengan mereka. Kedua orang tua mereka baru ada ketika sore atau malam menjelang. Mudah-mudahan saya bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya kelak.
Tadi siang ada rapat POMG. Saya dapet amanah baru untuk menjadi wakil sekretaris di kepengurusan baru ini. Saya sempet kaget juga. Kok bisa ya? Tapi dapet sedikit pengarahan dari kepala sekolah, dan pastinya bimbingan dari pengurus sebelumnya, bismillah aja. Toh saya tidak meminta amanah ini, tapi Dia-lah yang menghendaki ini terjadi. Kalaupun akhirnya saya dinilai tidak amanah, mudah-mudah itu bukan akibat kelalaianku. Tapi memang itulah batas kemampuanku saat itu.
Resep Aa gym yang saya dapat ketika SSG dulu, H2N; Hadapi, Hayati, Nikmati.

Kalu bertemu dengan teman-teman kuliah, atau di milis temen seangkatan, gak jauh, permasalahan yang diangkat berkaitan dengan tema yang satu ini, Menikah.
Entah, buku ini akhirnya ada di tangan saya. Dan sebagai penggemar novel, saya antusias untuk membacanya, 3 hari tamat. Apalagi itu buku karangannya kang abik (panggilan akrab Habiburrahman El-shirazi). Jadi inget cerita temen. Katanya seminggu yang lalu kang abik ke Jakarta. Ada Acara di masjid Sunda kelapa. Katanya siy acaranya rame banget acaranya. Sempet kecewa, gak dapet informasi tersebut, tapi kekecewaan tersebut terobati dengan insya Allah pada bulan Ramadhan Riska (Remaja Masjid Sunda Kelapa) akan mengadakan Ifthar bareng kang abik. Awalnya sekalian launching buku Ketika Cinta bertasbih Episode 2. Tapi katanya ternyata buku tersebut baru akan dilaunching bulan November.
Hidup itu memang penuh dengan dinamika. Ujian kehidupanlah yang membuat dinamika tersebut. Dalam buku KCB (Ketika Cinta Bertasbih) episode 1, tokoh utamanya, Azzam, harus menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 9 tahun. Karena sambil kuliah, dia harus membiayai kehidupan Ibu dan adik-adiknya di Indonesia. Teman-teman kuliahnya di Cairo, mengenal dia sebagai mahasiswa yang gak lulus-lulus karena bisnis tempe dan bakso. Padahal dibalik opini tersebut tersimpan kemuliaan dan ketulusan niat yang luar biasa. Azzam tidak lulus bukan karena malas, tapi memang kesibukan berbisnislah yang membuatnya demikian. Mengapa dia harus berbisnispun ada alasannya yaitu sebagai tulang punggung keluarga.
Sekedar flashback ke belakang. Sewaktu kuliah dulu, ada beberapa senior yang lulusnya agak lama (7 tahun). Ya..pasti ada alasan mengapa hal itu terjadi. Cuma, satu hal yang saya garis bawahi, terkadang kita dengan seenaknya saja men-judge bahwa dia gak lulus-lulus karena malas. Padahal waallahua'lam. Bisa jadi dia seperti Azzam dalam KCB, atau dia orang penting dalam organisasi, atau orang tersebut punya masalah finansial, keluarga, atau psikologis yang kita tidak mengetahuinya. Positive thinking tampaknya solusi yang cocok. Dengan positive thinking, pertolongan akan lebih mudah kita berikan ketimbang hanya bisa membicarakan keburukan-keburukannya. Mudah-mudahan orang tersebut justru mendapatkan energi baru untuk menyelesaikan studinya. Berkuranglah orang-orang yang Drop Out (DO). Karena walau bagaimanapun, dengan menyelesaikan studi, minimal kita menjadi orang yang sedikit bersyukur. Dengan bersyukur, akan dimudahkan jalan menuju tantangan kehidupan selanjutnya.
Tokoh lain dalam buku KCB 1 tersebut, bisa dibilang, saingannya Azzam, Furqon namanya. Kehidupannya dari mulai sekolah dasar sampai kuliah S2, dia tidak mengalami kesulitan hidup yang berarti. Kalaupun ada kesulitan hidup, dia masih bisa meng-handle-nya. Sampai akhirnya dia berhadapan dengan suatu takdir kehidupan yang membawanya pada perasaan kecewa yang luar biasa pada sang pencipta. Namun, syukur, ada orang lain yang mengingatkan dia untuk kembali pada jalur yang seharusnya.
Entah siapakah dari orang ini yang akan bersanding dengan Anna Alfathunnisa, bidadari yang turun ke dunia. Azzam ataukah Furqon? He..jadi nebak-nebak niy.. Kita tunggu aja kelanjutannya di episode 2. Orang sholeh pasti akan mendapatkan jodoh yang sholeh juga. Jalan cerita yang kang abik bikin sama gak ya dengan dugaan saya? ;p

Kaitannya dengan ujian kehidupan, sore ini saya baru menengok anak teman yang masih berumur 2 bulan. Anaknya sumbing. Ujian yang luar biasa untuk kedua orang tuanya. Sang orang tua selain harus mendukung dalam hal perawatan medis, mereka harus pula pandai memberi dukungan moral ke anak. Seorang anak yang cacat kaki dan hanya memiliki 3 jari seperti qi-ahli (maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan), dari korea, yang berhasil memainkan melodi piano karya komposer-komposer terkenal seperti mozart, berhasil membuktikan pada dunia bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan bekerja keras. Maka mudah-mudahan sahabat saya ini beserta suaminya mampu membimbing anaknya mengarungi kehidupan yang pebuh dinamika. Aamiin..

Pelajaran amat berharga tentang keputusan untuk menggenapkan agama, ketika berinteraksi dengan seorang teman. Masih terlalu dini... Ternyata cara pandang yang ada dalam kepala ini masih belum dewasa. Mungkin keceriaanku ketika banyak berinteraksi dengan dunia remaja yang membuat pola pikir saya yang belum dewasa. Apakah saya sudah siap untuk melangkah ke sana?
Proses untuk mencari jati diri, menentukan sikap, mengambil keputusan, dsb, masih terus berlangsung hingga saat ini. Walaupun proses tersebut akan tetap berlanjut hingga akhir hayat, namun ada suatu titik dimana kita 'bisa' melakukan suatu hal yang selaras dengan cara pandang orang dewasa. Memangnya cara pandang orang dewasa seperti apa siy ti? Menurut saya, ketika orang dewasa akan bertindak, dia akan memikirkan apa dampaknya bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. Mungkin orang dewasa akan lebih memperhitungkan bagaimana orang lain menilai tentang sikap atau keputusan yang kita ambil.
Berbeda jauh sekali dengan pola pikir saya saat ini. Saya berfikir, kalau keputusan yang saya ambil menurut saya benar, maka saya tidak terlalu perduli apa kata orang tentang saya, yang penting saya yakin kalau saya benar. Walaupun saya orang nya cuek, tapi saya amat terbuka dengan saran dan kritik dari orang lain.
Saya masih belajar dan terus belajar. Mungkin cara pandang ini akan berubah suatu saat nanti. Namun yang pasti, setiap orang akan berharap cara pandang yang terbaik. Saya bukan orang baik, cerdas, dewasa, dsb, tapi senantiasa berusaha untuk menjadi baik, cerdas, dewasa.

Evaluation

Now, I spent my day, mostly in school. In first week, I feel very tired... I should went to school at 6.00 a.m and then go back at 5.30 pm. Ya.. it's not weird, because the school was adopt full day school system. If I compare with my last teach activity at BTA, it's very different. Yup, every institution have their own vision. But, at least, I get so may new experience here. Eventhough, every benefit must be related by some risk. The risk are I should take more time and energy to develop my capabilities and knowledge. As a teacher, I should be in one step upper than the students.
Two weeks in new environment, mostly, i feel happy and comfortable. Eventhough, it's not an easy job for being a teacher, for now on, i still enjoy it. Hope it will be forever...

Lingkungan yang kondusif untuk perbaikan diri

Hari Kamis saya pertama kali masuk SMPIT, dan di hari itu langsung mengajar matematika di kelas VIII. Menarik sekali, satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok. Jadi jika kelas VIII ada 26 murid, maka satu kelompok terdiri dari 8-9 orang. Mereka dikelompokkan berdasarkan kemampuan intelijensia yang mereka miliki, kelompok A, B, dan C. Pertama kali masuk ke kelas, dapet kelompok B. Lucu deh, di kelompok itu ada yang males nyatet, ada yang sebenarnya pinter tapi dia males, trus ada yang kalo udah lagi gak mood belajar-tak ada satu guru pun yang bisa ngerayunya, teru ada juga anak autis, dsb. Selesai dengan kelompok B, masuk ke kelompok A. Ternyata saya lebih kewalahan masuk ke sana dibanding kelompok B. Asli..mereka ruame banget, semuanya pada ngomong. Walaupun isinya cuma 8 orang, tapi..ck..ck..bikin kewalahan.
Sebelum memulai kegiatan belajar, dibiasakan untuk mengaji dan menghafal Al-quran. Ada yang sudah sampai juz 29. Jadi termotivasi lagi untuk memuroja'ah dan menambah hafalan.
Mulai senin besok, saya mulai mengajar kelas bilingual (pilot project). Bahasa Inggrisku biasa banget (pasive), tapi berhubung itu program sekolah, jadinya coba dijalanin aja. Kan bisa sharing sama guru bahasa inggrisnya, jadi sekalian melatih conversation.
Terkadang sedikit-sedikit juga bantuin guru komputernya untuk mengajar di lab atau kelas.

There are a lot of things of self-potensials that I can improve here.. So many new experience.. I hope these can bring me to be a great enough person in the future. Aamin.

Being a good teacher for students is not easy.. Student's future is on teacher's hand...

Kesempatan untuk Bersyukur

Banyak pengalaman berharga selama mengajar di BTA. Banyak orang-orang hebat di sana. Dengan pengalaman dan ilmu yang mumpuni, menjadikan BTA sebagai bimbingan belajar untuk siswa kelas 3 SMU dan 3 SMP yang digandrungi banyak pelajar atau orang tuanya. Beruntung sekali saya sempat mengajar di sana selama kurang lebih 6 bulan. Cukup banyak pengalaman yang saya peroleh dari sana, terutama tentang ilmu komunikasi, karena dalam mengajar yang lebih penting dari menguasai bahan adalah ‘how we can transfer what we know to student who have different capability’.

Belum lama ini saya melamar di SMPIT Ar-Rudho (Pondok Kelapa) dekat rumah, dan alhamdulillah keterima. Sekolah ini belum lama didirikan, baru 1 tahun berjalan. Tahun ajaran kali ini merupakan awal tahun kedua bagi mereka, sehingga muridnya pun belum terlalu banyak. Sistim pendidikan di sana menggunakan sistim ‘Moving Class’ , sehingga butuh cukup banyak tenaga guru. Mudah-mudahan sambil berjalannya waktu, sekolah ini bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Kualitas sekolah tergantung pada kualitas dan komitmen gurunya untuk mengarahkannya ke sebuah prestasi gemilang. Hal tersebut memang tidak mudah, tapi dengan komitmen, ketekunan, dan kerja keras mudah-mudahan sekolah ini menjadi sekolah yang berkualitas. SMPIT Ar-Rudho adalah sekolah full-day school, dimana jam sekolahnya dimulai pk.07.00 dan berakhir pk.16.30, dan semua guru tidak boleh pulang sebelum jam belajar sekolah berakhir. Hari efektif belajarnya Senin-Jumat, dan Sabtu digunakan untuk kegiatan ekstra kurikuler. Jadwal yang cukup padat memang. Tapi mudah-mudahan saya bisa segera menyesuaikan diri dan konsisten mengemban amanah ini.

Pekerjaan baru ini merupakan amanah yang tidak boleh disia-siakan. Menjadikan sekolah ini sebagai alternatif sekolah islam terpadu di wilayah Jakarta Timur yang berkualitas menjadi salah satu target sekolah. Tantangan memang… Namun dengan dorongan rasa syukur telah diberi nikmat kesempatan berkiprah di dunia pendidikan, menjadi motivasi tersendiri untuk bersama-sama rekan-rekan pengajar yang lain mewujudkan target/goal tersebut.

Wujud dari rasa syukur seseorang bermacam-macam. Ada yang terwujud dalam belajar dengan sungguh-sungguh, bekerja tidak malas-malasan, banyak bersedekah, beribadah dengan sungguh-sungguh, dsb. Yang pasti, setiap rasa syukur akan melahirkan suatu kebaikan, dan kebaikan-kebaikan tersebut secara tidak langsung akan membuat Tuhan semakin menyayangi hamba-Nya. Dari rasa kesyukuran akan melahirkan ketaqwaan. Ketaqwaan yang melahirkan perlindungan dan bimbingan Allah SWT ketika orang tersebut mengalami kesulitan.

“ … Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya…” (At-Thalaaq: 2-3)

Jangan pernah berharap pada makhluk

Mungkin awalnya tampak indah..
Ada harapan-harapan tentang masa depan..
Tapi tetap saja..
Kalau setiap manusia beharap pada suatu hal yang tidak pasti..
Akan beujung pada kesia-siaan..

Tapi..

Ketika awalnya didasari untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Yang Rahiim..
maka sesulit apapun jalan yang akan ditempuh
akan terasa lebih mudah, karena mendapatkan kekuatan yang tak pernah di duga-duga
Niat yang baik, harus dimulai dan dijalani dengan cara yang baik pula

Belum terlambat untuk berubah..
Tidak akan pernah ada kata terlambat untuk berubah.

Tentang Pilkada Jakarta

Pok ame-ame belalang kupu-kupu...
Dikeroyok rame-rame, no.1 pilihanku... ;P

Saat ada alternatif lain untuk berharap suatu perubahan, mengapa tidak???

Seorang pemimpin butuh kemampuan general, tidak harus spesifik. Dan dia harus tegas, jujur, dan merakyat.

No.1 sudah mengadakan kontrak politik dengan buruh, budayawan jakarta, dsb. Jadi, yang pasti-pasti aja deh.. Kalo ada hitam di atas putih gitu kan, enak dan jelas, masyarakat bisa menuntut jika pada kenyataannya nanti tidak sesuai dengan kontrak.

So, gak usah pusing-pusing.. apalagi golput..
Pilih yang pasti-pasti aja.. Ya pilih no.1, ok! ;)

Oh iya, udah mulai banyak black campaign niy. Jadi buat yang awalnya udah dukung no.1, gak usah kepengaruh ya.. Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu... Daripada simpang siur, mendingan langsung klarifikasi ke DPRa, DPC, DPW, atau relawan orange aja..

Ngajak jalan-jalan ke Monas 'n Ranggunan

Sehari setelah kegiatan intensif berakhir, saya dan kedua sepupu saya yang dari banjar patroman-ciamis (tempat ibu saya dibesarkan), jalan-jalan ke monas dan ranggunan.

Tadinya siy rencanya cuma mau ke monas aja. Lagi pingin jogging. Perasaan udah lama juga gak olahraga, apalagi selama intensif ini. Tampaknya badan akan terasa lebih seger aja. Tapi ternyata eh ternyata, saat kita naik trans Jakarta ada keluarga yang akan ke ranggunan. Kita jadi tergoda untuk ke sana deh. Pas kedua bocah itu ditanyain pendapatnya mau ke ranggunan atau enggak, mereka jawab, boleh-boleh aja. Justru wajah mereka tampak berbinar-binar saat kuajak mereka ke sana. Dan memang setelah sampai di sana, mereka tampak tidak lelah untuk mengajak saya keliling ranggunan yang luas itu. Ck..ck..fiuh..memang saatnya bertualang.

Menurut saya mendingan kebun binatang (KB) ranggunan kemana-mana dibandingkan kebun binatang bandung. Kalo ke kebun binatang (KB) bandung, perasaannya miris banget ngeilat binatang-binatang yang ada di sana, kasian…kayak gak diurus. Udah gitu, gajah yang di KB bandung udah tua deh.. Harusnya dia udah pensiun, tapi masih disuruh show aja..

Yang mengagumkan dari KB Ranggunan adalah tempat penangkaran primata, PUSAT PRIMATA SCHMUTZER namanya. Tempat itu adalah tempat untuk merawat primata-primata yang ketahuan diselundupkan. Jadi primate yang ketahuan diselundupkan ke luar Indonesia dirawat terlebih dahulu di sini, baru dikembalikan ke habitat aslinya. Padahal beberapa primata, seperti orang utan, udah sedikit jumlahnya. Kalo gak segera dilestarikan bakalan punah.

Dari sana saya sedikit tahu tentang perilaku orang utan. Bagaimana ia tumbuh menjadi dewasa, merawat anak-anaknya, dan kecerdasannya meliuk-liuk, bergelantungan dari satu dahan pindah ke dahan pohon yang lain. Ada jenis primate yang cukup cerdas, simpanse namanya. Selama ini saya mengira, yang namanya simpanse itu kecil, seperti tokoh ceetah dalam film tarzan. Ternyata ia bisa tumbuh besar sebesar manusia berusia 15 tahun yang gemuk, mirip gorilla, cuma lebih kecil lagi, dan warna bulunya keabu-abuan (kalo gorilla kan bulunya berwarna hitam pekat). Waktu ia ditonton manusia, sering difoto, dan disorakin, ia seperti marah. Ia lantas membelakangi manusia dan kemudian agak jongkok seperti orang buang air besar. Lantas setelah itu ia menampung kotorannya itu di tangannya kemudian melemparkannya ke arah manusia. Jelas aja yang ada di sekitarnya langsung pada berhamburan gak jelas. Mungkin kalo simpanse itu bisa bicara, ia akan bilang, “Rasain lho! Lagian siy sudah mengganggu ketentramanku aja..”.

Trus di tempat itu ada segerombolan Gorila, Kimbo nama pemimpinya. Tapi tampaknya siy kimbo gak terganggu dan cuek aja dengan kegaduhan yang dibuat si simpanse. Si kimbo tetap nyantai tidur-tiduran di dalam Gua dengan kaki di naikkan nempel ke dinding sambil makan pisang. Trus ada beberapa monyet macoy yang sasling bersahut-sahutan membuat irama lagu berjudul nuansa hutan. Soalnya dengan bunyi-bunyian yang mereka buat, berasa seperti sedang berada di dalam hutan rimba belantara.

Saya kagum dengan tempat penangkaran primata ini. Beginilah seharusnya manusia menjaga alam. Motto mereka, “Manusia menjaga binatang-binatang. Binatang menjaga alam. Alam menjaga manusia.” Sungguh keseimbangan ekologi yang indah… =)

Ya, masa itu telah berakhir. Hari ini adalah pertemuan terakhir dengan rekan-rekan pengajar yang lain. Nanti sekitar 2 bulan lagi insya allah kita akan jumpa lagi. Dengan berakhirnya masa ini, artinya aktivitas hariannya mulai sedikit renggang. Saat ini mulai buat perencanaan akan ngapain aja untuk mengisi liburan yang panjang ini.

Bye..bye for a moment labs, smandel, AA4, 81, etc. See u insya allah in new period… with new spirit..

Kemungkinan besar akan bantu-bantu mamah tercinta dengan kegiatan meriasnya atau sebentar lagi kan bulan puasa tuh. Mulai ancang-ancang order kue lebaran kali ya... Kayaknya lebaran kali ini mau nebeng jualan coklat lagi deh ke jaringannya mamah.. ;p Pendapatan tahun kemarin dari coklat lumayan juga, so tahun ini gak boleh ketinggalan.

Satu hal yang pasti gimana caranya agar liburan kali ini lebih bernilai manfaat untuk orang lain dan diri sendiri. Syukur-syukur bisa lebih produktif dan menghasilkan. Oh iya ampe lupa, sama pengurus RT udah diminta bantuin jadi anggota KPPS buat pilkada Agustus ini. Mudah-mudahan bisa amanah. Aamin.

Berusaha menjadi cerdas..

Figura di dinding salah satu ruangan kelas Smandel, tertulis : "Orang cerdas tidak mencari pekerjaan, tapi menciptakan pekerjaan".
Kalimat tersebut, menjadi renungan tersendiri buat saya. Terutama bagi orang yang baru mulai berwirausaha seperti saya. Setelah semalam, semangat wirausaha saya sempat turun, setelah membaca tulisan tersebut, semangatnya kembali naik. Semalam saya melobi saudara/kerabat saya untuk menjadi investor. Dimulai dengan obrolan ringan, selanjutnya mengalir menjadi pembicaraan serius. Kerabat saya tersebut memberi masukan yang sangat berarti, yaitu jangan menyepelekan hal-hal yang kecil. Pertimbangkan atau kalkulasikan semuanya dengan baik dan matang. Ok, saya menerima masukan2nya tersebut, tapi dengan rintangan-rintangan yang beliau utarakan tersebut, tidak menyurutkan langkah kami untuk berwirausaha. Insya allah kami akan tetap memulai bisnis jamur ini. Mungkin langkah pertama terasa sulit, wajar... Tapi dengan semangat, kami mengambil sikap optimis. Artinya optimis yang tidak konyol. Halangan menjadi tantangan. Pernah baca sekilas di salah satu artikel di internet, kebanyakan orang yang akan mulai berwirausaha kurang siap dengan yang namanya rugi. Yang kebayang di pikirannya selalu untung. Kebanyakan orang tidak siap dengan rugi. Padahal yang namanya usaha, harus siap dengan untung dan rugi, 2 sisi mata uang yang tidak pernah bisa dipisahkan.
Kalimat di awal tulisan ini, bukan mengindikasikan bahwa untuk menjadi orang cerdas, harus menciptakan pekerjaan terlebih dahulu. Cerdas di atas bukan definisi, tapi hanya merupakan salah satu ciri saja. Saya dan saudara kembar saya, sedang berusaha untuk melakukannya, yaitu menciptakan pekerjaan. Mudah-mudahan setiap langkah kami menuju ke arah sana dilancarkan. Doain ya! ;p

Hidup jamur!

Saudara kembar saya, bayu, saat ini sedang ada di bandung untuk mempelajari budidaya jamur merang. Kira-kira ada di sekitar wilayah cisarua (Cisarua yang deket daerah lembang, bukan yang di bogor). Dengan latar belakangnya jurusan biologi, saya yakin dia bisa mengembangkan dengan baik budidaya jamur tersebut. Saya yang di Jakarta bagian mengurusi cari investor untuk memulai bisnis jamur tersebut. Dengan kapasitas 10000 baglog, kita butuh dana permulaan sekitar 15 juta rupiah. Saat ini saya sedang mencoba ngobrol dengan kakak ipar saya yang punya semangat wirausaha juga. Dari pembicaraan tadi pagi, kelihatannya dia tertarik untuk investasi dengan sistem bagi hasil. Tapi belum deal siy. Nanti malam saya akan ngobrol lagi dengan beliau.
Mengapa kami memilih jamur? Karena ada rekanannya bayu yang sudah sukses dengan bisnis tersebut, dan kata temannya bayu itu, permintaan akan pasokan jamur ke beberapa daerah di Indonesia masih cukup tinggi (informasi tersebut kami peroleh dari beberapa artikel internet). Sampai saat ini, developer jamur yang datang mencari jamur ke daerah cisarua tersebut masih tinggi, sehingga kami tidak perlu repot-repot mencari pasar. Walaupun demikian, untuk mencari amannya, saya dan bayu akan coba cari partner distributor jamur juga.
Jamur panen setiap hari. Jika setiap hari kami mampu menghasilkan 40 kg, maka dengan harga jual yang 4000/kg, kami akan memperoleh pendapatan 160 ribu perhari. Lumayan lah, 5 jutaan sebulan. Mudah-mudahan aja usaha kami ini lancar-lancar aja. Kalaupun ada kendala, muda-mudahan kami bisa mengatasinya. Doakan kami ya!
Btw, ada yang tertarik jadi investor?

Cerita sore..

Salah satu kelemahan yang saya miliki adalah saya baru percaya akan suatu kejadian ketika saya melihat langsung dengan mata kepala saya sendiri. Jadi, kalo baru denger ceritanya aja, terasa kurang membekas di hati. Sore ini saya mendapat pelajaran yang berharga, betapa keluarga saya dianugrahi hal yang luar biasa berupa tiga keponakan yang sehat fisiknya, tidak mengalami cacat apapun. Mudah-mudahan orang tuanya dan kami kerabatnya bisa mendidik mereka menjadi anak-anak yang sholeh dan bermanfaat bagi umat. Mudah-mudahan kecerdasan akal dan hatinya menyamai tampilan fisiknya yang indah.
Sore ini saya mengunjungi dua mba saya yang baru melahirkan minggu ini. Mba yang pertama, sebut saja 'E', dikaruniai seorang anak yang memiliki kekurangan fisik, yaitu bibirnya terbelah sampai dengan rongga hidung, langit-langit mulutnya pun ikut terbelah. Hal tersebut disebabkan kurang sempurnanya proses pembelahan kromosom saat pembentukan janin. Jadi dede 'A' nantinya akan mengalami 3-5 operasi sampai ia dewasa, supaya terlihat indah dan nyaman bagi dirinya untuk makan dan bernafas. Mulai dari penyatuan bibir, penyatuan langit-langit, sampai dengan memperbaiki posisi gigi. Mba 'E' terlihat tegar, dia tidak melupakan dirinya sebagai seorang ibu yang secara naluri menyayangi darah dagingnya sendiri. Dan dia pun tidak membedakan kasih sayang antara si dede 'A' dengan kakaknya yang berusia 2 tahun. Subhanallah.. hebat sekali mba 'A' ini. Kasih sayangnya yang luar biasa terlihat saat beliau mencium beberapa kali dede 'A' yang sedang tertidur. Kejadian ini membuat saya tertegun dan amat sangat bersyukur.. Bukan bersyukur di atas duka orang lain, karena saya pun ikut merasakan kesedihan itu. Tapi bersyukur karena masih bisa ikut merasakan pelajaran berharga ini.
Mba kedua yang juga habis melahirkan, punya cerita yang berbeda. Kelahirannya diberikan kemudahan dan anugrah yang luar biasa berupa anak yang sehat dan normal. Pada kelahiran anak yang ke-4 nya ini, beliau tidak merasakan mules yang terlalu 'gimana gitu..'. Malahan yang ada ketidak sengajaan melahirkan. Tadinya hanya niat untuk periksa ke bidan. Eh ternyata pas diperiksa sudah bukaan 5. Ya udah deh, gak boleh pulang sama ibu bidannya. Alhamdulillah lahir normal dengan mudahnya.
Kedua adik yang baru saja melihat dunia ini, berjenis kelamin laki-laki. Mudah-mudahan menjadi anak yang baik yang bisa membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia. Aaamin..
Selamat datang ke dunia mujahid kecil!

Jadi pingin kuliah lagi..

Dengan aktivitas saya mengajar matematika, jadi terasa bahwa ilmu saya masih kurang banget. Pingin belajar dan belajar lagi. Ada hal-hal mendasar yang dahulu waktu kuliah masih abstrak, sekarang malahan lebih ngerti karena saya harus mengajarkannya ke orang lain.
Mudah-mudahan suatu saat nanti diberi kesempatan untuk ngambil S2. Dan kalaupun itu terjadi, maka benar-benar spesifik, artinya sesuai dengan bidang yang ku geluti saat itu. Kalau mau gratis, kayaknya harus ke luar negri. Di dalam negri pun sebenarnya bisa, cuma beasiswanya lebih ke akademis. He..he.. IPK ku kan biasa aja, jadi agak sulit menembus persaingan beasiswa dalam negri. Kalaupun mau, kayaknya harus pake kocek pribadi. Kalaupun suatu saat nanti memang harus dari kocek pribadi, mudah-mudahan ngambil keprofesian yang tepat, biar gak sia-sia. So, ilmunya bermanfaat gitu.. Mohon doa dari semuanya ya!

Jangan biarkan ia terus meredup..dan meredup..

Tatkala nyala hati meredup, perasaan dan pikiran negatif pun bermunculan. Hidupnya hati berbanding lurus dengan tilawah al-quran yang dilakukannya tiap hari. Walaupun amalan sholat sunnah ataupun sedekahnya banyak, tapi kalau tidak rutin membaca al-quran, maka ada sesuatu yang hilang. Ya.. ternyata yang hilang itu adalah nyalanya hati. Benarlah hadist Rasulullah yang menyebutkan bahwa, barangsiapa yang tidak pernah membaca al-quran, maka hatinya bagaikan rumah kosong yang tak berpenghuni. Hati terasa hampa..
Kesadaran ini muncul ketika hari-hari disibukkan oleh urusan dunia, sampai lupa meluangkan waktu sejenak untuk membaca ayat suci al-quran. Capek aktivitas seharian, begitu sampai di rumah, langsung tidur karena kelelahan.
Yang terjadi ketika nyala hati redup adalah, masalah yang kecil terlihat besar. Mudah dipengaruhi oleh suasana negatif yang ada di lingkungan sekitar. Mudah BT. Kurang percaya diri saat akan berbuat suatu kebaikan, dsb.
Sudah saatnya kembali pada cahaya.. Cahaya yang akan menerangi hati yang senantiasa dihinggapi masalah yang tidak pernah berhenti menghampiri manusia. Cahaya itu akan menetralkan hati yang gundah. Cahaya itu berasal dari tilawah al-quran dan dzikrullah.

Saya harus berani memulai!

Ketika seorang memilih untuk berwirausaha maka kehidupannya akan menjadi penuh dengan dinamika. Keluar dari zona aman..
Walaupun di awalnya akan terasa sulit, tapi akan kami coba.
Bukankah rezeki tiap-tiap orang tidak akan tertukar. Saatnya menjemput bola!
Mengajar sambil berwirausaha. Mulai dari yang kecil-kecil dulu aja.. ;)

Colorfull life

"All of us do not have equal tallent. But all of us should have equal opportunity to develop our tallent"
(John F Kennedy-speech 1963)

Kesempatan yang diberikan tiap-tiap orang berbeda. Begitu juga pilihan hidupnya. Terkadang kesempatan datang, tapi tidak sesuai dengan pilihannya. Terkadang pula kesempatan yang sesuai dengan pilihan hidupnya, tidak juga datang. Hidup ini memang unik.. Manusianya juga unik..
Tapi sampai sekarang saya masih berkeyakinan bahwa, setiap kesempatan yang didatangkan kepada setiap orang pasti bukanlah suatu kebetulan, but there is blessing in those opportunity. Ada unsur pembentukan karakter manusia di sana. Menjadikan seorang manusia lebih baik dan lebih baik lagi setiap waktu.
Kesempatan itu bagaikan emas yang dijatuhkan dari langit. Ia tidak datang berulangkali. Ya..itu tadi, jika diharap-harap malah gak dateng, tapi ketika tidak diharepin terkadang malah datang sendiri. So, mumpung ada kesempatan, mengapa tidak dicoba? Kesempatan pertama berbeda dengan kesempatan kedua, ketiga, dst. Ia lebih berharga.
Ketika kesempatan yang datang terlalu sulit bagi kita untuk dilakukan, akan membuat kita ngeper. Tapi tidak demikian bagi seorang petualang. Ia akan membuat kesulitan itu menjadi tantangan baru yang membangkitkan semangat juangnya. Membuat ia mengeluarkan tenaga, waktu, dan pikiran yang ekstra. Tapi setelah semua itu berhasil dilewati, ada kepuasan tersendiri dalam batin seorang petualang. Membuat hidupnya makin berwarna. Warna yang akan mengarahkan dirinya menjadi pribadi yang indah suatu saat nanti.

Sabar ya bay..

Hari ini adalah pengumuman apakah dia diangkat menjadi pegawai tetap atau tidak di salah satu bank negri yang punya jaringan kuat ke pelosok daerah. Pengumuman yang seharusnya tidak ada di dalam perjanjian kerjanya selama ini. Awalnya, dia dan teman-temannya yang sudah mengikuti diklat selama 5 minggu, dipastikan akan diangkat menjadi pegawai tetap setelah mereka menjalani masa kontrak kerja 6 bulan. Tapi setelah 6 bulan bekerja, ternyata pimpinan baru memiliki kebijakan baru, para pegawai kontrak tersebut, harus menjalani satu seleksi lagi, dan dari 24 orang, hanya ada 5 orang yang diangkat menjadi pegawai tetap. Kebijakan yang cukup mengecewakan mereka, termasuk babay.

Pagi ini saya keluar rumah bareng dengannya. Dia masuk kerja kayak biasa, sedangkan saya pergi mengajar di bekasi. Tapi dari raut wajahnya tampak kegundahan di hatinya, terbesit kepasrahan dalam dirinya.

***

Sore itu, sepulangnya saya dari mengajar, saya menanyakan kabar ke orang rumah apakah sudah ada kabar darinya. Ternyata dia sudah telfon ke nenek, dan meminta maaf jika kabarnya buruk. Dari sana muncul dugaan bahwa dia gagal diangkat menjadi pegawai tetap. Dan ternyata dugaan saya tidak meleset. Pasti sedih lah ya.., harapan, impian, dan cita-citanya yang dia bangun selama bekerja di sana ini kandas sudah. Kami semua pun jadi ikutan sedih. Sebenarnya, saya tidak menyangka kalau keputusannnya seperti itu. Dalam penilaian saya, dia amat sangat rajin bekerja, pergi pagi-pagi sekali, sering lembur, supel dengan teman sekantornya maupun atasannya. Tapi, mengapa hasilnya demikian…?

Kemudian nenek cerita ke saya. Kepala bagian divisi pun berat menyampaikan keputusan tersebut ke babay. Masalahnya, sebenarnya hasil nilai ujian dia sudah melewati batas nilai kelulusan. Tapi entah permainan tingkat tinggi, uang, atau bagaimana, akhirnya yang lulus adalah orang-orang yang tidak terlihat menonjol prestasinya alias biasa aja. Sampai-sampai, atasan babay tersebut sempet ngomel-ngomel ke bagian SDM, “kok bisa seperti itu hasilnya?”. Sebagai kenang-kenangan, sang kepala divisi memberikan cendera mata untuk babay.

Mendengar cerita itu dari nenek, sempet sedih banget. Sedihnya bukan karena dia tidak lulus, tapi karena permainan kotor yang melatarbelakangi keputusan tersebut. Ck..ck.. gimana bangsa ini bisa maju, kalau cara-cara licik tersebut masih sering dipraktekkan.

***

Dia berencana menikah tahun ini.. Jadi ini merupakan ujian yang cukup berat pula baginya. Sebagai laki-laki ia punya tanggung jawab yang lebih..

Walaupun demikian, kami sekeluarga selalu men-supportnya untuk bisa bangkit kembali menata masa depan yang lebih baik lagi..

Sabar ya bay.. Kamu bisa berhasil dimana aja kok.. Kamu pasti bisa!!

Selalu ada hikmah di balik setiap ujian..

Ternyata memasak itu menyenangkan..

Mungkin..terkadang..untuk memulai sesuatu di luar kebiasaan kita perlu memaksakan diri. Perlu ada motivasi ekstra atau desakan yang kuat baik itu dari dalam ataupun luar diri. Terus terang, walaupun sebagai cw, memasak bukan merupakan hobi saya. Saya lebih suka jalan-jalan ke alam pegunungan menimati indahnya ciptaan yang kuasa, berinteraksi/mengobrol dengan orang, mengamati kehidupan sosial di suatu daerah, membaca, dan menulis. Tapi, karena desakan dari dalam diri, wah sudah saatnya niy bagi saya untuk belajar memasak. Ah gak ada salahnya juga nyoba, toh alhamdulillah sekarang udah punya rizki buat beli bahan-bahan masakan untuk melakukan percobaan masak ini dan itu, so kenapa enggak..?
Belanja ke pasar dengan bersepeda, menyenagkan sekali. Walaupun sepedanya pinjem sama tetangga sebelah.. ;p Kemudian belanja ini dan itu. Nawar sana, nawar sini. Terkadang ada barang obralan yang murah dan bagus, sempet ngelirik juga. Pokoknya aktivitas pagi yang menyenangkan. Udah belanja, saatnya baca resep.. Dibaca baik-baik dulu tuh step by step-nya. Supaya gak kayak kemarin, lupa masukin telur, alhasil siomay bakarnya agak-agak keras deh.. ;p Oh iya, gak lupa..si mamah juga ikut bantuin teknis-tekis mengolah bahan makanan, seperti membersihkan ayam, cara motong yang bener, cara blender yang efektif. Ternyata teknisnya memang tidak semudah yang dibayangkan. Belum lagi kalo pisaunya tumpul, udah deh.. kudu di asah dulu. Gampang-gampag susah lah ya..
Hari itu, saya memilih untuk mencoba nughet jagung. Kurang lebih berusaha ngikutin resep, tapi kata mamah sih, terkadang masih ada tip-tip yang disembunyikan.. jadi minta pendampingan juga dari mamah kalo lagi masak. Masukin ini dan itu.. dikukus.. dimasukin ke telur dan tepung panir.., akhirnya jadi deh.. nughet jagung. Hmm..lumayan enak lah ya..
"Bisa jadi sesuatu yang tidak kita sukai baik untuk kita. Atau bisa jadi kita perlu mencoba dulu, baru cerita.. atau baru ambil keputusan."

Solusinya kita sudah tahu, hanya saja..

Ketika kita punya masalah, terkadang akan mempengaruhi keseharian kita. Yang biasanya ceria, berubah menjadi pemurung atau sering melamun. Suasana hati bawaannya gak enak aja. Kita kerap kali cerita ke orang lain, untuk mencari solusinya. Namun, walaupun solusi yang diberikan cukup logis dan solutif, terkadang tetap saja kita masih berkubang dengan masalah tersebut.
Ternyata sulitnya kita mengatasi masalah yang sering dihadapi, bukan pada berat atau ringannya masalah, tetapi lebih pada suasana hati pada saat itu. Yang BT lah.. sedih.. uring-uringan.. stress.. dan sederetan emosi lain. Secerdas apapun solusi yang diberikan, selama suasana hati belum tenang, maka useless. Jadi, yang pertama harus dihadapi saat akan keluar dari masalah adalah bagaimana caranya menenangkan emosi jiwa.
Setiap orang punya cara masing-masing untuk menenangkan perasaan hatinya. Ada yang dengerin musik, membaca Al-quran dan terjemahan, yoga, tahajud, atau mungkin cari kesibukan atau rutinitas lain untuk mengalihkan sementara pikiran dan emosi kita dari masalah itu. Setelah emosi sudah tenang, maka boleh deh tuh mulai melakukan solusi yang menurut kita benar. Good luck!!
"Ada hikmah dari setiap kejadian. Tiada lain tiada bukan untuk menjadikan diri lebih tangguh. Walaupun terkadang berat, tapi itu adalah bukti cinta-Nya kepada setiap hamba-Nya, agar manusia semakin soleh.. Mudah-mudahan setiap kita selalu lulus ujian. Aamin"

Kisah kedua orang buta di Kampung Melayu..

Hari ini pas berangkat ngajar, di kampung melayu saya melihat 2 orang yang sedang kebingungan di tengah jalan. Kemudian ada seorang yang mendekat, menanyakan kepada dua orang yang bingung tersebut. Ternyata kedua orang tersebut buta (laki-laki dan perempuan). Seorang yang mendekat tersebut, membantu menyebrang kedua orang buta yang sedang kebingungan tersebut. Diantarnyalah kedua orang tersebut sampai naik kendaraan yang akan membawanya ke suatu daerah yang ditujunya. Pada saat saya melihat kejadian tersebut, tidak ada yang menolong kedua orang buta yang sedang kebingungan menyebrang jalan itu, semua sibuk dengan urusannya masing-masing.

Pada saat itu, ada dua hal yang saya peroleh, pertama betapa hebatnya kedua orang buta tersebut, sangat tawawkal sekali. Dengan kondisinya yang buta, tidak membuat dirinya hanya berpangku tangan di dalam rumah. Kedua, begitu minimnya tingkat kepedulian orang-orang di Jakarta. Mudah-mudahan semakin banyak orang yang peduli di dunia ini.

U-U-D

Ujung-Ujungnya Duit. Sulit menemukan idealisme di antara partai-partai politik yang ada di Indonesia. Yang saya lihat, hanya ada satu partai yang masih mengusung nilai-nilai tersebut. Ketika partai tersebut mengajak berkoalisi, hal pertama yang ditanyakan adalah apa untungnya bagi saya ketika saya berkoalisi atau menjadi bagian dari partai anda. Kalau di permulaan sudah bertanya tentang untung-untungan, apalagi berhubungan dengan materi, maka kalau diteruskan hubungan tersebut, ketika tidak punya uang, akan ditinggalkan begitu saja. Tidak peduli ketika partai tersebut masih mengusung idealisme atau punya misi yang sama atau tidak.

Menjelang pilkada Jakarta 2007, partai tersebut mengusung nilai idelisme sendirian, sampai saat ini belum ada partai yang mau berkoalisi dengannya. Masyarakat umum kebanyakan hanya melihat sebelah mata dengan pribadi yang diusung oleh partai tersebut, padahal sang pribadi tersebut memiliki jiwa reformis. Salah satu buktinya adalah, selama beliau menjabat di kepolisian, beliau berani untuk memberantas oknum-oknum kepolisian yang terbukti bersalah melakukan korupsi. Don’t judge the book from its cover. Jangan lihat orang dari jenis pekerjaannya, tapi lihat apa yang telah diperbuatnya. Apakah semua guru tidak pernah pernah berurusan dengan polisi? Dalam komunitas yang baikpun ada pencilan. Maka dalam komunitas yang selama ini ‘terkenal’ kurang baik, apakah tidak mungkin ada pencilan juga? Terlalu sering kita melakukan generalisasi. Padahal generalisasi tidak bisa dilakukan dalam kehidupan sosial.

Tim rival beratnya yang berasal dari sipil, sudah melakukan manuver dengan membagi-bagikan dana yang dimilikinya untuk mengambil hati komunitas atau partai lain. Dalam benak, saya berfikir, uang bisa saja habis suatu saat. Kalau uang yang dimilikinya sudah habis, mungkin habis pula koalisi yang dibangunnya selama ini. Lantas sia-sia saja selama ini mereka membangun koalisi. Hubungan yang dibangun atas dasar materi, maka akan bertahan selama materi itu ada. Pastilah dia akan berusaha melakukan segala macam cara (menghalalkan segalanya), supaya sumber materi itu akan tetap ada, supaya hubungan yang dibangunnya selama ini tidak hancur.

Berikan kesempatan nurani bicara ketika logika angkat senjata..

New Adventure!

Kesempatan yang luar biasa ketika saya harus berkeliling wilayah timur Jakarta dan Bekasi untuk menjelajah ke daerah yang baru. Kegiatan yang saya jalani kemarin saat ditugaskan mengajar di beberapa sekolah dan panggilan privat dalam rangka memberikan materi persiapan UN SMU, menguji keberanian saya untuk bertandang ke daerah yang benar-benar baru. Hanya bermodalkan rute kereta, angkot, dsb juga cuap-cuap nanya ke orang-orang kalo mau ke daerah ini naik apa, atau dimana, dll, saya nekat mendatangi luar wilayah kekuasaan. Gara-gara tugas berkeliling kemarin itu, sekarang saya sudah tidak terlalu canggung lagi jika harus mendatangi daerah yang baru. Cukup dikasih alamat dan rute angkot, bismillah..insya Allah nyampe. He..agak-agak nyasar dikit lah ya..

Selain dapet ilmu baru, bagaimana menjelajahi daerah yang baru, ternyata jiwa petualang dan jalan-jalan sesuai dengan karakter saya. Walaupun mungkin orang lain terkadang melihat kasihan ke saya karena harus pergi ke daerah yang cukup jauh, tapi saya merasakan keasyikan yang luar biasa ketika jalan-jalan ke suatu daerah. Memang saya typical orang yang cepet bosenan, jadi ketika dapet tugas ngajar di berbagai tempat yang berbeda-beda, tidak ada pertentangan yang cukup berarti dalam diri.

Saya sedang menikmati anugrah luar biasa yang Dia berikan dengan kegiatan yang saya jalani saat ini. Tidak ada yang sempurna, ada hal-hal yang gak ‘sreg’ juga siy, tapi terobati dengan jalan-jalan itu. Seperti biasa, I’ll try to do my best..and just enjoy it.

21 April, semangat kartini masa kini..

Semangat kartini..semangat kemandirian seorang wanita..

Menjelang hari ibu kita kartini, di beberapa tempat, sekolah, kantor, televisi, atau radio, menyelenggarakan berbagai kegiatan yang bersifat kewanitaan, biasanya sih tema yang diangkat berhubungan dengan emansipasi wanita. Kalo di sekolah, biasanya adik-adik kecil pada memakai baju kebaya dan ada acara panggung di sekolah. Ada yang memanfaatkan momentum tersebut untuk meyuarakan kesetaraan gender antara pria dan wanita. Ada pula yang menyuarakan bagaimana seharusnya seorang wanita berperan tanpa melupakan fitrahnya sebagai seorang wanita. Bagi saya, di dunia ini manusia diciptakan dengan dua jenis kelamin, pasti ada maksudnya. Sudah ada perannya masing-masing. Ada tugas yang melekat padanya sejak mereka dilahirkan ke dunia. Terkadang permasalahannya ada pada men-sinergikan antara tugas dan perannya di dunia.

Kemandirian wanita bagi saya adalah satu hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang wanita. Karena jika wanita tidak memiliki karakter ini, maka kecenderungannya akan mudah dipengaruhi atau di dominasi oleh orang lain. Kemandirian bukan berarti tidak memerlukan bantuan orang lain, tetap saja aspek sosial manusia tidak bisa lepas dari seorang wanita. Namun, sifat kebanyakan wanita yang katanya, ‘ingin dimengerti dan diperhatiin’ (mengutip dari salah satu bait syair grup musik terkenal tanah air). Sifat itulah yang bisa jadi kelemahan seorang wanita. Walaupun gak cuma wanita aja yang pingin dimengerti dan diperhatiin, semua orang pasti suka dikasih perhatian. Namun, mendengar beberapa kasus yang sering saya dengar, begitulah adanya. Faktor emosi atau perasaan kasih sayang keibuan yang dianugrahi kepada seorang wanita sebagai penunjang tugas mulianya di dunia ini, yang menjadi salah satu faktor pemicunya. Faktor pemicu tersebut bisa menjadi nilai tambah yang positif atau justru menjadi negatif. Akan menjadi nilai tambah yang positif jika seorang wanita mengembangkan sisi kemandirian dalam dirinya sebagai penyeimbang anugrah kelemah lembutannya tersebut.

Semangat kemandirian tersebut saya lihat pada sosok-sosok wanita yang ditinggal meninggal dunia oleh suaminya. Bagaimana seorang ibu rumah tangga yang biasanya hanya mengurusi rumah tangga, kini harus berjuang mencari nafkah untuk membiayai kehidupannya dan anak-anaknya. Bukanlah hal yang mudah bukan? Tapi dengan tangan terampil seorang ibu, dan semangat kemandiriannya, mau tidak mau harus mendobrak potensi yang ada pada dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bisa bernilai tambah. Jika sang ibu tersebut lemah, bisa jadi beliau stress atau depresi ketika ditinggal pergi suami tercinta. Tapi dengan kemandirian, lain ceritanya.

Kalo gitu, bagaimana caranya memupuk semangat kemandirian itu ya? Macem-macem siy bentuknya, tapi satu hal yang pasti, bagi yang sudah lulus kuliah, bagaimana caranya sudah bisa mencukupi kebutuhan pribadi tanpa ada sokongan dana dari ortu lagi. Atau kalo yang masih sekolah atau kuliah, mungkin cari-cari kesempatan, gimana caranya bisa nambah uang jajan. Lebih dari itu, bukan hanya bebas secara finansial, namun cara pandang mandiri juga harus mulai ditumbuhkan.

Kemandirian itu bukanlah barang yang langsung sekali jadi, butuh proses, termasuk diri ini yang juga sedang belajar arti kemandirian dan berusaha mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Waallahua’lam bishowab..

Mengapa suatu hal terlihat rumit… (Jawab ya! Ditunggu..)

Apakah cara berpikir saya terlalu linier sehingga saya lebih ‘senang’ untuk membuat masalah yang saya hadapi menjadi lebih mudah terlebih dahulu baru saya kerjakan atau lewati???

Semua bermula dari cara berpikir. Satu hal yang pasti ketika berhadapan dengan suatu masalah, berusaha sebaik mungkin untuk melakukan yang terbaik. Tidak peduli hasilnya nanti sebuah kegagalan atau kesuksesan. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang pingin kegagalan. Tapi ketika semua sudah dilakukan sesuai dengan kemampuan terbaik, dan ternyata hasilnya masih gagal (dalam perspektif orang lain), maka kenapa harus malu atau gusar. Daripada memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang kita, mengapa tidak kita pikirkan bagaimana caranya memperbaiki diri kita agar bermanfaat dan mampu membahagiakan orang lain. Kalau kita masih dinilai gagal oleh orang lain atau komunitas tertentu, mengapa dunia menjadi terasa lebih sempit. Bukankah dunia itu luas? Bukankah kita bisa sukses di bidang lain, dengan orang lain, atau di tempat lain. Mengapa kita jadi mengukung diri kita sendiri dengan sibuk ‘berharap’ kita selalu ‘sukses’ dimata orang lain dan tidak ‘memperbaiki diri’.

Make it easy..easier..and easiest..

Menjadikan masalah lebih mudah bukan berarti mengurangi soalnya, tapi nikmati saja mengerjakan soal itu dengan sebaik mungkin sesuai dengan materi yang sudah kita pelajari sebelumnya. Jangan mundur hanya karena melihat soalnya berupa soal cerita yang panjang, atau berupa banyak variabel berpangkat pecahan yang aneh-aneh yang terkadang membuat bulu kuduk berdiri saat melihat rupanya sekilas.

Make it easier and do our best!!

Atas ijin-Nya saya bisa!! ;D

Suatu hari saya dihadapkan pada rasa ketidakpercaya dirian akan meakukan suatu hal, tepatnya suatu hal yang memerlukan tenaga dan persiapan ekstra karena hal tersebut relatif baru buat saya. Pada saat itu kondisi keimanan biasa-biasa aja. Mengapa faktor keimanan atau ruhiyah memegang peranan penting? Karena menurut saya ruhiyah selaras dengan ketenangan hati. Pada saat ruhiyah bagus, maka hati akan tenang. Tantangan sesulit apapun akan lebih mudah dilewati jika hati tenang. Jika hati tenang, pikiran rileks, maka ide-ide sering muncul. Ide-ide itulah yang merupakan jalan menuju solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.

Setiap harinya saya berusaha untuk senantiasa berfikiran positif. Begitu juga dengan permasalahan/tantangan yang dihadapi setiap harinya. Walaupun terkadang muncul rasa pesimis, hal itu tidak boleh membuat saya mundur atau lari dari masalah itu. Satu hal yang pasti, tantangan/masalah itu kudu dihadapi.

Kembali ke masalah ketidak-PD-an pada saat akan melakukan sesuatu. Saya berusaha untuk memunculkan pikiran positif. Kata yang biasa saya gunakan ketika saya menghadapi suatu tantangan, yaitu “Ayo ti, kamu pasti bisa melewatinya!”, pada saat itu tidak mempan. Waktu itu saya merasa kekuatan internal tidak sanggup melawannya. Akhirnya saya sampai pada suatu titik kepasrahan, ‘Saya akan berusaha melewatinya dengan sebaik mungkin.. Atas ijin-Nya saya pasti bisa meewatinya.. Ya, atas ijin-Nya saya pasti bisa melewatinya’. Kemudian saya benar-benar memohon pada-Nya, ya Rabb..beri hambamu ini ketenangan dan kemudahan saat melaluinya..

Setelah peristiwa itu sudah saya lewati, saya merasa amat bahagia karena sudah berhasil melewatinya. Dan yang paling membahagiakan, walaupun cukup banyak intrik di dalamnya, saya berhasil meewatinya dengan ketenangan. Ketenangan yang bukan berasal dari diri saya, tapi itu karena kasih sayang-Nya kepada semua umat manusia. Terima kasih ya Allah.. Semoga saya termasuk hamba-Mu yang bersyukur. Aamiin.