Matematika dan bermain sepeda..

Jadi teringat pesan yang disampaikan oleh dosen sewaktu kuliah dulu. Belajar matematika itu seperti bermain sepeda. Kita tidak akan bisa mengendarai sepeda jika hanya dengan melihat orang mengendarai sepeda tanpa mencoba untuk menaikinya. Walaupun ada perasaan ragu, takut jatuh, atau bahkan jatuh dan akhirnya terluka. Tapi karena kita ingin bisa, pada akhirnya kita akan berusaha untuk bisa mengendarainya. Dengan bisa mengendarai sepeda, kita bisa bermain sepeda keliling lingkungan rumah bersama teman-teman.
Saya mengajak murid-murid di sekolah untuk belajar matematika dengan cara learning by doing. Setiap pertemuan disi dengan sedikit penjelasan dilanjutkan mengerjakan soal2. Karena menurut saya pada tingkat SD, SMP, dan SMA, matematika lebih banyak berkutat dengan perhitungan. Kalaupun ada pembuktian dan analisis pemecahan masalah, asalkan paham konsepnya dan tahu tahapan-tahapannya, pemecahan masalah bisa dilakukan. Setelah lulus dan mengajarkan matematika, saya baru faham tujuan dari pembelajaran mata kuliah wajib yang diajarkan di kampus dulu. He..he..nyadarnya terlambat niy kayaknya. Tentang algoritma (belajar berfikir sistematis dan bertahap) di pemrograman komputer dan metode numerik, kemampuan analisis di Kalkulus, dsb. Dahulu saya lebih banyak mengeluh dan stress kalau mempelajari materi yang lumayan sulit, apalagi jika bertemu dengan pembuktian teorema atau aksioma di Aljabar Linear. Perasaan.. sulit sekali mencapai cara jago aljabar berfikir. Namun setelah lulus baru terasa manfaatnya. Sekarang terasa lebih tangguh dalam menyelesaikan soal-soal sulit matematika. Rasa penasaran yang tinggi muncul berhdapan dengan soal-soal yang sulit. Mudah-mudahan pengalaman saya selama berkutat dengan dunia matematika bisa saya tularkan ke murid-murid saya di sekolah.


0 komentar:

Post a Comment