Sosok Ibu, Siapakah dia??

Ya… bukan hari itu yang special, tapi sosok orang yang diperingati di hari itu yang special.. Diri pribadi sebagai seorang istri dan insya allah akan menjadi ibu..serta seorang pribadi yang saya kagumi karena ketangguhannya mendidik anak2nya dan menapaki setiap episode kehidupan.. ya..mamahku tersayang..

Adanya hari ibu, sebenarnya untuk menaikkan derajat kaum ibu yang selama ini dipandang sebelah mata oleh budaya Indonesia.. Ibu yang selama ini hanya bekerja di dapur, melayani suami, dan mendidik putra putrinya, zaman dahulu belum tersentuh oleh pendidikan apalagi berperan membangun masyarakatnya. Ya, zaman dahulu di Indonesia nilai-nilai islam belum terlalu difahami dengan baik. Islam hanya dipandang sebagai ibadah ritual semata, bukan sebagai WAY OF LIFE.
Mungkin banyak orang belum mengetahui, atau bahkan mungkin kaget jika tahu pada kenyataannya bahwa, dalam islam tugas rumah tangga tidak sepenuhnya dilakukan oleh seorang ibu/istri. Mencuci pakaian, membersihkan rumah, itu tidak sepenuhnya tugas istri. Tapi, dalam budaya kita, pekerjaan rumah disikat habis oleh ibu dan istri. Makanya, muncullah super woman-super women di Indonesia. Apalagi jika ada seorang ibu yang pandai mengurus rumah tangga, pandai mendidik anak-anaknya, tapi masih bisa beraktivitas menjadi pribadi yang bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya… Ck ck ck.. salut deh.. Tapi its mission imposible.. tanpa ada bantuan dukungan keluarga (Suami, saudara, dsb), atau peralatan yang serba modern, seorang ibu bisa menghandle tugas2 itu.. Sungguh luar biasa memang tugas seorang wanita yang sudah menikah itu.. Tidak semua wanita mulus melalui ketiga tahapan/perannya itu..mengurus rumah, mendidik anak2, bermanfaat untuk masyarakat..
Tidak mudah memang, tapi harus dimulai, karena peran-peran itu seperti sebuah puzzle yang jika disatukan akan menjadi sebuah gambaran untuh yang menakjubkan.. Sang ibu akan semakin disayang oleh suaminya jika pandai menjadikan rumah sebagai syurga/istana sehingga sang suami menjadi raja dan istri menjadi permaisurinya... Jika pandai mendidik anak-anaknya maka kasih sayng sang ibu itulah yang akan menjadi kontrol bergaul anaknya.. Jika berperan di masyarakat, maka hal itu akan menjadi tauladan yang baik untuk anak-anaknya agar menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa sosial..
Fiuh…. Mulailah merangkai puzzle dari tiap2 peran wanita tersebut.. start from small things that we can do.. lakukan sedikit perubahan kemudian maknai perubahan tersebut, adakah yang perlu diperbaiki.. jika ya, segera perbaiki dan kembali pada peran utama seorang ibu..sebagai garda rumah tangga dan pendidik..

For my mom… You’re the best mother than i have had.. I learn a lot from you..
Mamahku.. super womenku…
Selamat Hari Ibu..

Layar tancep "Laskar Pelangi"

Dalam rangka Ulang Tahun Pertamina, komplek pertamina yang ada di daerah kami menampilkan layer tancep. Film yang dipilihnya pun film yang sedang naik daun akhir-akhir ini, yup..Laskar Pelangi. Tidak diragukan lagi dong..peminatnya banyak sekali, jalanan yang sengaja ditutup untuk duduk para penonton pun, penuh. Penghujan yang kerap menghampiri daerah kami pada waktu malam, alhamdulillah pergi sejenak kala itu. Ada dua hal yang berkesan di hati ini. Pertama, akhirnya bisa lihat film itu juga…mengingat sudah lama sekali saya ingin bisa menyaksikannya, dan akhirnya kesempatan itu datang. Mmm..film yang inspirasional.. Yang kedua, layar tancep...udah sekitar 20 tahun ga nonton layar tancep. Seru…nonton di bawah sinar rembulan beralaskan koran. Bawa bekel sendiri dari rumah. Nontonnya kali ini sama suami lagi, mmm…romantis...

Dukung program BSE!!

Subhanallah, terasa sekali manfaatnya dengan adanya bse (buku sekolah elektronik) yang dicanangkan oleh departemen pendidikan nasional. Saya bisa mengunduh (download) dengan mudah melalui internet. Bagi saya seorang pencari sumber bahan ajar untuk mengajarkan dan membantu anak sekolah memahami lebih jauh tentang matematika, mulai dari SD hingga SMP, bse ini menjadi bermanfaat. Akses toko buku yang tidak ada di daerah tanjung-tabalong ini membuat saya sedikit bingung mencari sumber bahan ajar, karena saya bukanlah seorang guru di sekolah ataupun guru di bimbingan belajar.
Saya hanyalah seorang manusia yang berusaha untuk mengamalkan ilmunya. Sekalian nostalgia masa mengajar di Jakarta setahun lalu. Saya punya 3-5 orang murid yang sedang mempersiapkan diri menghadapi UNAS, khususnya di bidang matematika. Mereka datang ke rumah seminggu sekali. Jadi, dengan adanya bse ini saya tidak kesulitan untuk mencari bahan ajar yang mudah dan murah.
Namun, sedikit disayangkan, buku pelajaran elektronik yang ada masih terbatas, hanya pada bidang bahasa, matematika, dan TIK. Untuk pelajaran fisika, biologi, dan kimia untuk tingkat SMA belum ada. Mudah-mudahan segera terealisasi.

Pro kontra masalah imunisasi halal-haram, menarik perhatian saya. Pada mulanya saya berfikir, imunisasi adalah hal yang wajar, malah patut dilakukan untuk anak-anak balita dan orang dewasa. Mulai dari vaksin BCG, hepatitis, MMR, cacar, polio, campak, tetanus, dsb. Namun, saya tidak menyangka, dibalik khasiatnya, tersembunyi kandungan-kandungan atau bahan pembuat yang tidak halal, serta efek samping yang dalam kasus tertentu membahayakan. Dan hal tersebut menjadikan diri saya ragu tentang konsep imunisasi itu sendiri.
Dalam situs www.imunisasihalal.wordpress.com, diulas cukup banyak mengenai sisi lain (terutama negatif) dari imunisasi. Tidak semua imunisasi berhasil ternyata. Dan ketidakberhasilan tersebut jarang diungkap di publik.
Terfikir sepintas lalu, orang zaman dahulu, bisa survive tanpa imunisasi, mengapa sekarang banyak bermunculan produk2 imunisasi. Segitu besar bahayakah ancaman penyakit di sekitar kita, sehingga mengharuskan imunisasi sebagai bentuk kewaspadaan diri. Tidak adakah bentuk penangkalan lain terhadap penyakit selain imunisasi??
Setelah berdiskusi dengan rekan dan kerabat, serta membaca tentang kegunaan imunisasi TT ketika hamil, serta seberapa mendesaknya, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melakukan imunisasi tersebut. Insya Allah aman.. Karena menurut saya, peralatan persalinan yang digunakan saat ini relatif aman dari bibit tetanus, karena steril. Oleh karenanya, saya merasa cukup aman tidak diimunisasi ketika hamil.
Lain halnya dengan bayi saya nantinya. Saat ini saya masih mencari informasi sebanyak2nya dan seakurat2nya mengenai urgensi bayi diimunisasi. Banyak lho imunisasi yang harus dilakukan bayi itu, lebih dari 5 kali. Seberapa pentingkan sang bayi harus menjalani imunisasi. Apakah daya imun dari ASI masih belum cukup?? Bagaimana dengan pemilihan makanan yang sehat buat si kecil?? Yakinkah tidak ada efek samping dari imunisasi tersebut?? Wew..begitu banyak kekhawatiran2 yang melintas berkaitan dengan masalah imunisasi ini. I hope i can give the best for my family..

Imunisasi ketika hamil

Saya berkonsultasi dengan dokter dan bidan untuk mendiskusikan perkembangan janin yang ada dalam janin. Kami baru bertatap muka satu kali dengan kedua profesi tersebut. Terkahir kemarin, saya mengunjungi bidan. Pada pertemuan pertama ini, tidak ada diskusi yang berarti. Sang bidan pun hanya mengecek urin untuk mengetahui apakah saya positif atau tidak. Mungkin karena pertemuan pertama kali yak..jadi prosedur standarnya seperti itu. Tapi ada pernyataan menarik dari bu bidan, beliau memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya saya akan diimunisasi. Kemudian saya bertanya, "imunisasi apa bu?". Lantas beliau menjawab, "Imunisasi agar janin dan ibunya sehat." Jawaban itu terdengar terlalu umum dan kurang memuaskan rasa ingin tahu saya. Waktu terakhir periksa ke dokter, beliau tidak menyarankan saya untuk imunisasi, jadi saya agak ragu jg. Saya memilih untuk tidak menanyakan lebih jauh tentang imunisasi tersebut, dikarenakan saya melihat bu bidan bukan tipe orang yang senang diajak diskusi (agak kurang ramah).

Setibanya di rumah, saya mencari informasi tentang imunisasi pada ibu hamil dari internet dan menanyakan ke tetangga dekat. Walhasil, ternyata imunisasi tersebut adalah imunisasi TT (tetanus). Imunisasi tersebut ditujukan untuk mencegah masuknya bakteri tetanus yang dapat mengancam janin dan ibunya ketika peralatan2 persalinan kurang steril. Misalnya, ketika persalinan terpaksa dilakukan di rumah dengan peralatan seadanya, maka ibu dan janin bisa terlindungi dari bakteri tetanus tersebut.

Imunisasi tersebut bisa dilakukan sekali, dua kali atau tidak sama sekali, tergantung kebutuhannya. Yang pasti, ikuti saran dokter. Terkadang ada juga dokter yang tidak menyarankan imunisasi. Tapi, dari beberapa artikel yang saya baca, imunisasi TT tersebut tidak membahayakan untuk ibu dan janin yang ada dalam kandungan.

Penyebab mual2

Dikutip dari: www.ayahbunda-online.com

Perasaan tidak enak atau mual-mual di pagi hari yang umumnya dialami wanita hamil disebut morning sickness. Istilah ini disebut juga ngidam karena rasa mual jadi mendingan bila wanita hamil yang mengalaminya mengonsumsi makanan yang enak untuk perutnya.

Morning sickness terjadi karena calon janin mengeluarkan hormon Beta HCG (Human Chorionic Hormon) yang menimbulkan, antara lain, rasa mual yang munculnya di pagi hari. Ini karena sepanjang malam ibu hamil kurang minum, sehingga tidak buang air kecil. Akibatnya, Beta HCG dalam darah tidak dibuang dan meningkat jumlahnya, sehingga menimbulkan rasa mual.

Puncak mual biasa terjadi di minggu ketigabelas usia kehamilan. Pada ibu bekerja, morning sickness bisa terjadi pada sore hari, karena sepanjang pagi hingga siang ibu hamil beraktivitas dan di sore hari kurang minum. Tetapi umumnya ibu bekerja punya motivasi kuat untuk sehat, sehingga morning sickness yang diderita tidak terlalu parah.

Untuk mengatasi morning sickness ini, para calon ibu bisa melakukan beberapa cara:

* Mengatur pola makan.
* Setiap setengah jam minum setengah gelas air atau jus buah segar.
* Jangan takut sering buang air kecil, karena buang air kecil sangat dibutuhkan untuk membuang Beta HCG .
* Mengonsumsi biskuit dan buah-buahan kering semacam kismis, prunes, dan apel. Buah-buahan kering ini mengandung glukosa dan serat tinggi, sehingga melancarkan buang air.
* Kadang-kadang obat dijadikan jalan pintas untuk menghilangkan mual. Padahal tidak selalu berhasil.
* Untuk pasien yang mengalami mual berat, dianjurkan dirawat dan mendapat infus agar banyak buang air kecil, sehingga Beta HCG keluar dan mualnya berkurang.
* Tidur bukanlah cara tepat menghilangkan mual, karena aliran darah jadi tidak lancar, sehingga buang air pun terganggu.
* Bagi ibu hamil yang tidak bekerja, sebaiknya cari kesibukan. Misalnya, berolahraga ringan seperti berjalan kaki atau berenang. Jangan memperlakukan diri seperti orang sakit.

Immanuella F. Rachmani
dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia /RSUPN Cipto Mangunkusumo - Jakarta


Kalau dari pengalaman pribadi, dampak dari mual2 ini adalah selera makan menurun drastis, akhirnya berakibat pada lemasnya tubuh dan tidak semangat untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Kalau tidak dipaksa makan, mungkin tidak akan makan. Beruntungnya saya tidak mengeluarkan lagi makanan yg sudah masuk.
Menghirup suatu bau yang menusuk hidung ternyata dapat menimbulkan mual dan berkurangnya selera makan. Beberapa waktu yang lalu berencana akan makan di sebuah restoran padang, akhirnya tidak jadi makan di sana dan akhirnya memilih untuk membungkus makanannya disebabkan bau bumbu masakan padang yg menusuk hidung.. Kalau dari uraian artikel sebelumnya, mual ada hubungannya dng meningkatnya hormon HCG dalam darah dan salah satu cara mengatasinya adalah dengan sering minum. Nah, kalo mual karena bau-bau yang menusuk hidung, apa penyebabnya? serta gmn cara mengatasinya yah??

Dari Morning Sickness hingga Asam Folat..

Dihitung dari hari pertama haid terakhir, maka usia kehamilan saya memasuki minggu ke-7. Mulai terasa sedikit mual di pagi hari yang membuat nafsu makan berkurang. Yang biasanya saya sarapan nasi, saat ini paling hanya kue-kue kering aja, seperti pia isi kacang hijau ditemani dengan susu untuk ibu hamil rasa mocca. Berbicara tentang mual dan muntah di pagi hari (morning sickness), pada umumnya dialami oleh ibu hamil pada trisemester pertama. Walaupun kadar morning sickness untuk tiap-tiap orang berbeda. Ada yang morning sicknessnya diteruskan sampai siang, sore, atau bahkan sepanjang hari. Ada juga yang mengalami mual + muntah parah, sampai-sampai makanan tidak bisa masuk kalau belum diawali dengan minum obat terlebih dahulu, atau bahkan ada yang tidak bisa makanan masuk sedikit pun hingga harus mendapat nutrisi melalui infus di rumah sakit. Pola kehamilan di trisemester pertama seperti ini ternyata ada hubungannya dengan dengan riwayat kehamilan keluarga (ibu atau kakak perempuan).
Kalau kita merasa sedikit aneh dengan kehamilan yang gejala morning sicknessnya tidak terlalu parah atau bahkan tidak terasa sama sekali, maka bisa jadi ibu atau kakak perempuan kita mengalami hal yang serupa. Berbicara soal pola kehamilan di trisemester pertama, saya termasuk ke dalam penjelasan yang terakhir. Alhamdulillah makanan masih bisa masuk walaupun agak sedikit mual di pagi hari, terlebih kalau perut kosong. So, usahakan ada makanan yang masuk walaupun sedikit. Kalau bisa yang kering2 saja. Oh iya, di minggu-minggu pertama kehamilan memang selera makan akan menurun drastis, namun perlu diperhatikan oleh para ibu yang sedang hamil, sebaiknya tidak melupakan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat.
Pada 9 minggu pertama kehamilan tubuh amat membutuhkan zat yang satu ini, maksimal 400 mg dalam sehari. Zat ini dibutuhkan untuk pembentukan tulang belakang dan kesempurnaan pembelahan sel. Berdasarkan artikel yang saya baca, kekurangan asam folat dapat menyebabkan bibir sumbing pada bayi dan cacat lahir (Neural Tube Defect).
Dari manakah sumber asam folat tersebut?? Asam folat bisa didapat dari sayur-sayuran hijau dan buah-buahan berwarna hijau, merah dan jingga. Untuk ibu hamil, disarankan untuk mengkonsumsi sayuran matang, karena kalau kurang matang, toksoplasma penyebab keguguran akan mengintai. Sedangkan jikalau sayuran dimasak hingga matang, akan mengurangi kandungan asam folat hingga 80 %. Wah, sayang sekali bukan?? Oleh karenanya lebih tepat jika pemenuhan kebutuhan asam folat diperoleh dari buah-buahan segar yang berwarna hijau, merah dan jingga, seperti alpukat, semangka, mangga, jeruk, dsb. Jadi jika kurang selera makan nasi dan beraalih ke cemilan kering, sebaiknya dimasukkan pula daftar buah-buahan yang saya sebutkan tadi ke dalam daftar camilan. Mual-mual boleh, tapi para ibu sayang kan sama benih yang ada dalam perutnya, jadi..jangan lupakan buah-buahan.

My first pregnancy

Alhamdulillah akhirnya diberi kesempatan juga untuk menerima amanah yang luar biasa ini. Teriring doa dan harapan agar sang janin 8 bulan ke depan dapat lahir dalam keadaan sehat dengan persalinan normal. Dan kelak menjadi anak yang soleh dan solehah. Semoga kami berdua sanggup menjalani amanah ini dengan sebaik-baiknya.
Pada trisemester pertama ini, terkadang muncul perasaan khawatir, mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti keguguran. Jangan terlalu capek dan kurangi berkendara sepeda motor dulu, saran dari beberapa kerabat dan teman dekat. Ketika saya menanyakan kecemasan tersebut ke dokter, beliau tidak menyarankan saya apa-apa. Saya boleh saja berkendara sepeda motor dan beraktivitas seperti biasanya, ujarnya. Dokter tersebut mengatakan bahwa sembilan puluh persen keguguran diakibatkan oleh kualitas sel telurnya yang kurang bagus, kandungan yang lemah, atau adanya toksoplasma. Aktivitas yang berlebih bukanlah penyebab utama keguguran. Pasalnya, kerabat dekat dokter tersebut ada yang berprofesi sebagai instruktur senam aerobic dan ia tidak menyadari kalau ia sedang hamil. Jadi ketika hamil muda, ia masih bersenam aerobic, dan ternyata hal tersebut tidak berdampak apa-apa pada janinnya, karena memang janinnya kuat.
Faktor keguguran karena kecapekan terjadi pada individu-individu yang memiliki kandungan lemah. Hal tersebut menyebabkan ia harus banyak istirahat atau bahkan bedrest di usia-usia kehamilan muda.
Kita tidak mengetahui apakah kandungan kita termasuk yang kuat atau lemah. Oleh karenanya, saat ini saya mengambil sikap waspada, banyak berdoa, dan tawakal pastinya. Sulit untuk tidak mengendarai sepeda motor sama sekali, pasalnya sulit kendaraan umum. Beraktivitas seperti biasa saja. Jika memang terasa badan letih, maka berhenti sejenak. Sambil senantiasa berdoa, “Ya Allah kuatkanlah janin ini”. Terkadang juga suka ngobrol sendiri sama si janin, ”Yang kuat ya dek..” Alhamdulillah, kondisi fisik pada permulaan kehamilan inipun tidak terlalu menganggu, mudah-mudahan tidak ada apa-apa.

Mental primitif

Apakah itu mental primitif? Ternyata menurut sosiolog imam prasojo, adalah mental yang hanya mengandalkan emosi saja (dikutip dari acara Apa Kabar Indonesia). Tidak berfikir, bagaimana ke depannya jika saya melakukan suatu perbuatan. Jadi lebih bersifat reaksional. Tidak salah melakukan sesuatu dengan intuisi, tapi sebaiknya dikombinasikan juga dengan nalar. Acara perbincangan di televise swasta tersebut sedang menyoroti tentang tragedi tawuran antara Mahasiswa UKI dan YAI. Ulah sekelompok orang dari dua belah kubu telah mencoreng citra para mahasiswa lain yang sedang kuliah di kedua kampus tersebut, begitu juga citra rektorat kedua belah pihak, bahkan citra Mahasiswa secara umum. Ternyata pemicunya adalah hal-hal sepele, kemudian ditanggapi dengan kekerasan, saling berbalas-alias dendam, lantas membesar menjadi tawuran. Hal tersebut dilakukan berdasarkan emosi dan amarah, tanpa berfikir akibatnya yang akan merugikan lingkungan sekitar. Padahal jika ada yang tidak beres dengan lingkungan sekitarnya, maka hal itu akan berdampak pada dirinya sendiri kelak. Suatu kebaikan ataupun keburukan yang dilakukan, akan terasa dampaknya pada diri pribadi.
Mental tersebut, ternyata masih dimiliki oleh beberapa pekerja tambang disini, umumnya pekerja yang berasal dari daerah sini (warga lokal). Mereka bertindak semaunya sendiri mengindahkan peraturan yang dibuat perusahaan. Mau tetap digaji, tapi sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, padahal masih dalam masa percobaan. Ketika ditindak, mereka tidak terima, malah berbalik mengancam, meneror, dsb.
Ada kasus di perusahaan suami. Saya sampai merinding mendengar ceritanya. Rekan kerjanya, sebut saja Pak W. Pak W ini terpaksa memberhentikan salah seorang pekerja, disebabkan kinerjanya yang tidak bagus, yaitu sering tidak masuk. Si pekerja ternyata tidak terima dengan tindakan tersebut. Dia mengajak teman-temannya yang lain dan kemudian melakukan tindakan terror terhadap Pak W dan keluarganya, sambil membawa parang dan alat-alat tajam lainnya. Istri beliau terpaksa harus dikembalikan ke rumah orang tuanya di pulau Jawa untuk sementara. Pak W ini juga terpaksa memajukan waktu cutinya untuk menghindar dari teror yang dilakukan oleh oknum dengan mental primitif tersebut. Memang pada akhirnya kejadian tersebut membuat kita lebih berhati-hati bersikap. Namun saya sekaligus prihatin dengan sikap para oknum yang sulit diatur dan bertindak semaunya sendiri dengan kekuatan kekerasan (premanisme). Adakah keuntungan yang diperoleh dari kekerasan??

Ini adalah pertama kalinya kampanye pilkada di daerah orang. Perbedaannya hanya pada bahasa yang digunakan. Terkadang mengerti apa yang sedang dibicarakan, terkadang tidak. Ketika ada bahasa Indonesianya, saya mengerti, tetapi ketika pake bahasa tanjung atau banjar, hmmm saya hanya bisa manggut2, dahi sedikit berkerut, sambil senyum2, he..he..
Oh iya, PKS di daerah tabalong ini mendukung calon bupati dengan nomor urut 1, yaitu Bpk Anang. Slogannya adalah A-S-R-I (Amanah Sederhana Ramah dan Ikhlas). Memang daerah Kalimantan selatan ini cukup religius, oleh karenanya Calon yang dimajukan disini adalah Ulama dan Umara. Partai yang mendukung calon bupati ini hanya 3 partai, yaitu PKS, PAN, dan PNBK. Walaupun Cuma bertiga, tetap optimis lah ya..
Rival beratnya adalah No urut 2, yaitu RR. Mengapa saya sebut rival berat, karena beliau adalah Bupati yang sedang menjabat saat ini. Dengan kekuatan birokrasi yang dipegangnya, beliau mengancam pejabat-pejabat daerah di bawahnya untuk mendukungnya. Para camat dipaksa untuk mendukungnya, kalau tidak, beliau tidak segan-segan untuk mencopotnya. Tidak boleh ada tempelan-tempelan selain dukungan terhadapnya. Ini terjadi di daerah tertentu. Saya punya teman yang kenal dengan istri camat tersebut. Sang istri tersebut pendukung PKS, tapi dengan adanya ancaman seperti itu, mau tidak mau beliau mengikuti suaminya mendukung RR. Mendukung belum berarti memilih kan, he..he.. Kalau mereka punya kekuasaan, bukankah ada yang lebih berkuasa dari pada penguasa manusia??
Kampanye dimulai pk.14.00, dan berakhir ketika azan ashar dikumandangkan. Hal yang amat luar biasa yang terjadi hari ini adalah para pendukung yang setia mendengarkan pidato dari kedua calon bupati ini, padahal cuaca hari ini paaanaaaas sekali. Sampai-sampai tempat2 duduk permanent yang terbuat dari semen dilapisi ubin terasa membakar kulit kami. Tapi sekali lagi hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat orang-orang yang menyaksikannya. Untuk menyejukkan suasana sesekali air dari selang pemadam kebakaran menyiram para penonton yang kepanasan. Suasana tersebut mengingatkan saya akan kampanye pilkada terakhir di Jakarta sebelum saya akhirnya hijrah mendampingi suami di sini. Jadi kangen kampung halaman.

Ti..!!!

Saya punya seorang teman kecil, denis namanya. Usianya baru 4 tahun. Kenapa saya sebut teman. Karena sejak hari ini dia memanggil nama saya aja, tanpa ‘tante’ di depan nama saya. Awalnya saya kaget sekaligus lucu. Dia panggil siapa.. Eh ternyata yang dipanggil adalah diriku.
Biasanya denis sering panggil saya, tante… (dengan nada manja). Denis senang sekali dengan truk. Kalau kita lagi pergi ke pasar bersama-sama, setiap truk yang dia lihat, pasti dikomentarin. “Itu truk tante..”, “Truk kapas tante (denis sering salah menyebut sampah dengan kapas)”. Jadi truk sampah, denis sebut ‘truk kapas’. “Truk lagi parkir”, dsb.
Jadi hari ini beda. “Ti, itu truk”.. Saya balas menjawab, “Lagi ngapain truknya denis”. Denis menjawab, “Lagi parker”. Di deket taman alun-alun kota Tanjung,- depan Masjid Agung Tanjung, ada air mancur. Denis tahu biasanya air mancur itu mengalir selayaknya air mancur. Tapi hari ini, air mancurnya mati. Sambil duduk di sebelah saya denis berkomentar, “Ti, airnya mati.” Ha..ha.. lucu banget sih nih anak..

Kambitin

Kambitin adalah nama salah satu daerah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Ada seorang ikhwan yang menikah disana. Oleh karenanya kami bersama-sama menghadiri undangan walimahan tersebut. Daerah ini merupakan daerah transmigrasi dari pulau Jawa. Dari pusat kota Tanjung, kurang lebih memakan waktu setengah jam (tanpa macet sedikit pun). Daerahnya masih lumayan hutan memang, tapi sudah lumayan maju. Terlihat dari bangunan sekolah dasarnya yang masih bagus.
Kambitin terkenal dengan daerah pembenihan ikan. Warga trans jawa di daerah ini pada umumnya bermata pencaharian tambak ikan, yaitu ikan nila, patin, gabus, dll. Walaupun demikian ada pula yang mempunyai perkebunan karet. Mmm hebat juga bukan??
Mendengar pemberitaan tentang operasi yustisi di beberapa daerah. Banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mengadu nasib dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Namun pada kenyataannya, “ibu tiri tidak sejahat ibu kota”. Para urban banyak yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, lantas pada akhirnya tergusur oleh pemerintah kota yang berdalih penertiban tanpa memperhatikan kelanjutan hidup mereka. Alasan para urban pindah ke kota, logis juga, di desa mereka kurang mendapat kesejahteraan. Namun dengan adanya program PNPM dari pemerintah yang baru dicanangkan setahun belakangan ini, mudah2an bisa menjadi solusi pemerataan kesejahteraan ke desa-desa. Kota tabalong kaya akan sumber daya alam hayati, seperti batu bara, minyak, karet, kelapa sawit, batu bata, kayu, dsb. Oleh karenanya tidak ada para pengamen atau pengemis di perempatan jalan. Asalkan mau berusaha insya allah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kembali ke daerah kambitin. Masih banyak lahan kosong disini lho. Mungkin memindahkan para pemukim kumuh Jakarta ke sini bisa menjadi solusi masalah kepadatan penduduk di Jakarta..he..he.. Tapi harus di bina juga, supaya daerahnya bisa tumbuh dengan baik. Pembinaan secara skill kehidupan dan juga ruhani. Supaya para pendatang ini tidak mudah putus asa dalam mengembangkan diri, keluarga, dan daerahnya.

Mengapa dunia terdiam???

http://www.dakwatuna.com/2008/palestinaku-kapan-derita-itu-berakhir/

Sedih rasanya mendengar keadaan saudara semuslim yang sedang menderita di palestina karena pasokan obat-obatan yang diblokir oleh pihak Israel..
Geram rasanya hati ini membaca perlakuan sadis Israel terhadap saudara saudariku di palestina..
Pilu hati ini tidak bisa memberikan bantuan apa-apa selain doa dan air mata..
Kemanakah dunia yang kerap menggembar gemborkan Hak Asasi Manusia..???
Kemanakah mereka???
Mengapa sulit sekali ditemukan ketika dibutuhkan..

Ya Rabb, sibaklah kelambu durjana Israel ke mata dunia internasional..
Ya Rabb, semoga Kau datangkan bala bantuan kepada saudaraku di Palestina dari arah yang tak pernah diduga..

Terharu..

Ya..itulah perasaan saya ketika pertama kali mendengar berita tersebut di salah satu televise swasta nasional.. Dua orang anak jalanan diterima di Universitas Indonesia tahun 2008 ini.. Satu berasal dari Gorontalo dan yang satunya lagi dari Bengkulu.. Dari pagi hingga sore mereka menjadi pedagang asongan. Malamnya mereka baru belajar.

Tahun 2007 mereka datang ke Jakarta, modal nekat mereka datang ke kota metropolitan. Bersyukurnya mereka secara tidak sengaja mendapat informasi untuk datang ke depok karena di sana ada sekolah gratis. Jadi inget kenekatan ical dan kawannya dalam Trilogi Laskar Pelangi. Yak, sekolah gratis itu dikenal dengan ‘Master Bina Insan Mandiri’- Master kepanjangan dari Masjid Terminal. Sekolah gratis tersebut diasuh oleh Nurrohim. Mengambil lokasi di Masjid terminal, ternyata punya latar belakang tersendiri. Sang pengasuh ternyata dibesarkan di lingkungan terminal. Berangkat dari keprihatinan terhadap rekan-rekannya di terminal yang berpotensi untuk menjadi pintar namun karena kondisi perekonomian, akhirnya mereka harus meninggalkan bangku sekolah.

Subhanallah, sekolah ini cukup mandiri. Sekolah ini tidak hanya mengandalkan sumbangan para donator, tetapi memiliki sector riil yang mem-backup financial dari sekolah tersebut. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dengan mengadakan pengobatan gratis dalam lingkungan tersebut. Sudah 8 tahun sudah sekolah itu berdiri. Harapan semua orang, mudah2an sekolah tersebut tetap eksis sampai kapanpun, serta bermuncullan nurrohman2 lain yang bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat sekitarnya. Aaaamiiin. Artikel lain yang berkaitan dengan sekolah ini bisa rekan-rekan baca di situs: http://202.155.15.208/kolom_detail.asp?id=341118&kat_id=405 dan http://forum.dudung.net/index.php/topic,12016.0.html

Pendidikan dan Kesehatan masih minim

Dua hal tersebut merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan dan kesehatan kerapkali masuk ke dalam program-program para pemimpin yang sedang berkampanye. Di daerah-daerah pedesaan atau kabupaten, mayoritas pendatang kerap mengeluhkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas. Gak hanya cuma pendatang sebenernya..cuma karena biasanya pendatang terbiasa dengan fasilitas yang cukup memadai di tempat sebelumnya (daerah perkotaan), makanya mereka mengeluhkannya. Sarana, prasarana, serta pelaksana di kedua bidang tersebut di daerah-daerah kabupaten masih minim.

Dengan gecarnya era teknologi dan informasi saat ini, internet mengambil peran dalam menutupi kekurangan sumber infomasi untuk pendidikan. Walaupun pada akhirnya, di beberapa daerah, pendidikan yang berkualitas terkadang hanya masih dirasakan oleh golongan menengah saja. Dengan adanya internet, informasi apapun bisa diperoleh. Dengan kata lain, orang tua sebenarnya bisa menutupi kekurangan kualitas pendidikan di desa-desa dengan adanya internet. Akses internetpun sekarang relatif mudah, tidak harus menggunakan kabel. Masalah minimnya informasi berkaitan dengan pendidikan seharusnya bisa diatasi oleh pemerintah daerah setempat dengan masuknya informasi ke desa-desa melalui internet. Memang di satu sisi perlu adanya pelatihan agar masyarakat melek internet. Namun, menurut saya itu bukanlah hal yang sulit, tinggal klik saja kita bisa mengakses informasi melalui internet. Kasih saja satu web site, yaitu search engine 'google', maka insya allah pasti bisa. Namun, dengan derasnya informasi yang masuk melalui internet, sebaiknya pemerintah daerah serta masyarakat perlu mewaspadai efek negatif internet, yaitu adanya situs-situs porno.

Yang kedua yaitu tentang kesehatan. Bidang ini adalah yang harus diperhatikan oleh siapapun, terutama pemerintah daerah setempat. Pasalnya, jika ada kesalahan penanganan atau sarana yang kurang memadai, maka nyawa taruhannya. Ada fenomena untuk para pendatang di daerah tabalong sini, para istri yang sedang hamil pada usia kehamilan 5 atau 6 bulan biasanya memutuskan untuk pulang sejenak ke pulau jawa untuk melahirkan di sana. Kebanyakan khawatir jika suatu saat secara tiba harus diputuskan cesar, peralatan medis di sini kurang lengkap. Kasuistik sih memang, tapi pernah ada kejadian..karena mendadak harus cesar karena si ibu punya darah tinggi, maka karena peralatan kurang memadai di sini, si ibu harus dibawa ke banjar. Waktu tempuh perjalanan tanjung-banjar adalah 5-6 jam. Oleh karena kondisi yang kritis, akhirnya nyawa sang ibu melayang di perjalanan. Namun memang ada catatan penting di kasus ini, pihak rumah sakit tidak sigap, karena sang pasien sempat didiamkan cukup lama.

Internetan untuk ibu rumah tangga

Rutinitas sebagai ibu rumah tangga (Ibu RT) terkadang membuat jenuh. Bayangkan saja, menyiapkan sarapan untuk suami, membersihkan rumah, mencuci baju dan menyetrikanya, masak di dapur, dsb. Kegiatan itu dilakukan setiap hari. Semua kegiatan dilakukan di dalam rumah dan praktis hanya menggunakan tenaga tanpa terlalu memporsir kerja otak. Hiburan untuk para ibu biasanya ngobrol dengan para tetangga atau jalan-jalan ke luar (pasar atau mall).
Tiga bulan sudah berlalu saya ikut suami di kalimantan. Selama 3 bulan pertama tersebut, 'pure' menjadi ibu RT. Bagi yang biasa bekerja sebelumnya, hari2 yang dilalui di rumah semakin hari semakin agak membosankan. Walaupun demikian, saya tidak menyesalkan pengalaman 3 bulan saya tersebut kok. Paling tidak sebagai wanita sudah sepantasnyalah mempunyai pengetahuan tentang dapur dan pekerjaan rumah. Di bulan-bulan selanjutnya, mulai ada akses internet di rumah dan mulai mencari celah untuk mengajar kembali.
Dalam pandangan saya, boleh saja seorang istri punya aktivitas di luar atau bekerja, asalkan pekerjaan rumah tetap terkendali. Bagi para istri yang tidak bekerja, untuk memvariasikan kegiatan di rumahnya dan menjadi ibu dan istri yang 'smart',dapat membuka akses internet di rumah. Internet sekarang bukanlah barang yang mahal dan langka. Saya yang tinggal di daerah kabupaten tabalong, kalimantan selatan, alhamdulillah mendapat akses internet yang mudah dan murah. Walaupun kecepatan aksesnya tidak secepat di kota-kota besar, cukuplah untuk chatting via YM dan akses informasi. Ada telkomsel flash atau indosat M2 yang bisa dipilih. Saya adalah pengguna telkomsel flash. Dengan menyisihkan 125 rb tiap bulannya (tanpa menyicil modem), kita bisa internetan di rumah. Jaringan yang ada menggunakan jaringan GPRS dengan kecepatan 115kbps, lumayan.. Kalau di kota besar bisa mencapai 256 kbps. Dijamin, insya allah bermanfaat untuk berusaha menjadi istri atau ibu yang ‘smart’. Selamat mencoba!!

makhluk kecil itu bernama manusia

Setelah pesawat lepas landas, rumah, pepohonan, manusia terlihat semakin kicil, bahkan samar-samar terlihat seperti sapuan kuas berwarna orange, merah, hijau, hitam, biru, dsb. Ada titik yang berjalan di sebuah garis berwarna coklat, ternyata itu seseorang yang mengendarai motor. Pesawat hanya terbang pada ketinggian 3000 kaki atau sekitar 2 km. Goncangannya cukup terasa. Perasaan was-was terkadang hinggap, karena segala sesuatunya bisa saja terjadi. Apalagi jika teringat kejadian jatuhnya pesawat cassa 212 di cisalak lalu. Pesawat perintis yang kami naiki setipe dengannya. Hanya pasrah dan doa yang tersisa.
Dalam keadaan tawakal dan berdoa, saya berusaha tetap menikmati pelajaran dan mengambil hikmah dari perjalanan ini. Ini adalah kali kedua saya numpang di cassa 212. Jadi ya..lumayan ada pengalaman dan gak tegang2 banget, saya cukup bisa santai melihat2 miniatur beberapa daerah di kalimantan. Terbesit dalam benak saya, manusia itu amat sangat kecil. Makin tinggi, makin terlihat luasnya dunia, dan manusia semakin kecil bahkan tak terlihat. Teringat akan kebesaran sang pencipta. Kekuasaan, keagungan, kekuatan, keangkuhan sang pencipta menyentuh hati. Amat sangat mudah bagi-Nya untuk berbuat sesuatu kepada yang namanya manusia ini. Masih bisakah kita berlaku sombong, membangga-banggakan diri, merasa besar dengan merendahkan orang lain?? Sebaiknya segera perbaiki kesalahan yang pernah dilakukan.. sebelum semuanya terlambat..

Nerimo

Salah satu bagian dari ikhlas adalah menerima segala takdir yang telah ditentukan oleh-Nya. Tentunya sebelum itu, ada proses memilih juga lho. Jadi jangan dibilang takdir itu bukan pilihan (selama masih ada kesempatan untuk memilih), terlalu pasrah.
Dalam proses menerima takdir, ada sabar dan syukur. Sabar jika hal itu berupa suatu hal yang kurang mengenakkan hati, dan bersyukur akan suatu hal yang mengenakkan hati. Di akhir perjumpaan ditutup dengan kunci hikmah. Ada hikmah besar yang telah dipersiapkan oleh-Nya untuk meningkatkan kualitas diri seseorang.
Dalam buku positive feeling karya erbe sentanu, makin dalam makin besar kekuatannya. Sesuatu yang tidak tampak biasanya memiliki kekuatan yang jauh lebih dahsyat. Beliau menganalogikannya dengan elemen 'quanta', lebih dalam lagi dari atom. Sesuatu yang terdalam dan tidak terlihat dari manusia adalah berupa perasaan dan pikiran. Oleh karenanya untuk bisa ikhlas, kita harus bisa bermain dalam tataran terdalam ini. Dan tidak mudah memang untuk melakukannya. Mau tidak mau kuncinya adalah pembiasaan. Cara pandang dan berfikir dibiasakan untuk senantiasa berfikir positif. Mudah-mudahan kita senantiasa dimudahkan untuk berfikir positif.
Nikmati saja setiap episode kehidupan kita. Ada hikmah dibelakangnya. Waallahua'lam.

Arti sebuah pernikahan

Pernikahan adalah sebuah institusi yang menyatukan dua individu dalam satu misi dan visi kehidupan. Visi dan misi masing-masing pribadi bisa jadi berbeda. Oleh karenanya perlu sinkronisasi. Butuh kesabaran dan keikhlasan dalam melakukan proses sinkronisasi. Kelebihan dan kekurangan saling melengkapi. Kelapangan dada harus dikedepankan dibandingkan ego pribadi. Memulai terlebih dahulu untuk berusaha memahami cara pandang yang berbeda. Ketika perbedaan dan friksi muncul, berusaha untuk berbicara dengan kepala dingin, meredam emosi dan gejolak jiwa. Menghindari debat kusir dan mengedapankan diskusi.

Potensi kebaikan yang ada pada tiap-tiap pribadi disatukan dalam sebuah pernikahan. Ketika lemah, yang lain menguatkan.. Ketika sedih, yang lain menghibur.. Ketika lalai atau lupa, yang lain mengingatkan.. Ketika kesulitan, yang lain membantu..

Subhanallah, masing-masing pribadi berusaha untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah, ketenangan- kebahagiaan- rahmat.

Wallahua’lam bishowab.

Dipingit??

Jika seseorang akan menikah, sebagian orang tua melarang anak-anaknya keluar rumah. Beberapa orang menerimanya sebagai sebuah tradisi tanpa mengerti esensi di balik itu. Dipikir-pikir logis juga sih, tapi…...
Orang tua melarang anaknya untuk berpergian terlalu jauh dikarenakan khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (sakit, kecelakaan, dsb). Atau lebih baik menenangkan diri di rumah, supaya lebih tenang hati. Bukankah yang terpenting dalam sebuah pernikahan adalah niat yang tulus untuk beribadah dan kesiapan diri untuk menjadi lebih dewasa dalam berfikir dan bertindak?
Jadi teringat kandungan salah satu ayat Al-quran, “Dimanapun manusia berada, takdir selalu menyertainya, kendatipun manusia berada dalam tembok yang tinggi lagi kokoh.”.
Kita tidak tahu takdir kita beberapa menit kemudian. Pilihan ada di tangan manusia. Setiap manusia pasti menginkan kebaikan.
Yah…lebih nyaman jika tetap beraktivitas seperti biasa. Pikiran terasa lebih dinamis jika fisik dinamis. Seperti air yang mengalir. Sambil berdoa, Bismillahi tawakkaltu ‘alallahu La haula wala kuwwata illa billah..

Nostalgia suasana ruang guru..

Siang ini saya mengunjungi ar-rudho, sekolah tempat saya mengajar untuk pertama kali.
Masuk ke ruang guru memberi sedikit kejutan kecil, membagi-bagikan undangan untuk mereka semua. Kurang lebih 2,5 jam saya berada di ruang guru. Saya teringat kembali suasana riuh celotehan para guru yang sering bercanda untuk melepaskan ketegangan, terutama bu euis.. ada aja bahan candaan. Atau mendengar cerita tentang tingkah anak-anak yang unik-unik. Menggelitik sekali..
Dalam hati saya bergumam, saya rindu suasana seperti ini. Apakah saya akan menemukannya di tempat lain?? I hope so..

Rasa khawatir lumrah di rasakan oleh tiap orang. Fitrah yang merupakan bawaan lahir.
Mengapa diciptakan rasa khawatir? Rasa khawatir mengindikasikan bahwa manusia makhluk yang lemah, yang memerlukan bantuan orang lain. Minimal butuh ditenangkan oleh orang lain ketika muncul kekhawatiran-kekhawatiran. Khawatir memicu manusia untuk memberikan persembahan yang terbaik dalam beramal/bekerja. Lebih dalam dari itu, raa khawatir mendorong manusia untuk dekat kepada Tuhan Yang Menciptakan. Karena Dia lah Yang Maha Berkehendak. Apa yang terjadi, terjadilah. Yang sudah ditetapkan tidak terjadi, maka tidak akan pernah terjadi. Tidak ada suatu yang kebetulan di dunia ini. Ada hikmah dari setiap kejadian.
“Hanya kepada-Nya lah orang-orang mukmin berserah diri”
“Sungguh bahagianya menjadi seorang muslim. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur, dan apabila ditimpa kesulitan ia bersabar. Kedua hal itu baik untuk dirinya. (Al-Hadist)”

Bentakan melemahkan kepercayaan dirinya..

Untuk bisa survive dalam hidup (menyikapi setiap permasalahan yang dihadapinya dengan baik), seseorang butuh kepercayaan diri… Kepercayaan diri untuk mengambil sebuah tindakan yang dianggap oleh dirinya benar atau baik..

Saya melihat seorang anak yang tidak berada jauh dengan posisi saya berada. Ia diomelin dengan nada yang tinggi oleh ibunya karena tidak bisa tenang ketika azan maghrib berkumandang. Setelah dibentak, saya tidak melihat reaksi perubaan dalam dirinya. Yang ada malahan sikap perlawanan. Si anak malah bersikap merusak barang yang ada di sekitarnya. Begitulah kira-kira perlawanan yang bisa dilakukan oleh seorang anak. Jadi, anak punya caranya sendiri untuk mengadakan perlawanan. Atau dalam bukunya Elizabeth Hartley-Brewer, “Raising Happy Kids”, disebut sebagai sikap taking control. Sang ibu menghendaki perubahan yang cepat pada diri anaknya dengan melakukan sikap penyerangan, begitu pula pada diri si anak yang justru bersikap defensif. Lantas, adakah penyelesaian dari permasalahan tersebut? Apakah sang anak menjadi tenang?
Ternyata bentakan hanya akan menurunkan rasa kepercayaan diri sang anak. Karena ketika seseorang dibentak, sasaran yang dikenai bukan pada sikapnya, tapi lebih pada orangnya. Padahal bukankah maksud kita mengomeli atau membentak seseorang adalah agar sikap orang tersebut bisa berubah? Orang dewasa bisa jadi sudah punya seabreg pengalaman manis pahitnya kehidupan sehingga ia bisa pandai menyikapi sebuah omelan. Namun, bagaimana jika hal itu terjadi pada seorang anak kecil yang sedang belajar arti kehidupan (di usia balitanya). Jika di awal perkenalannya dengan kehidupan ia sudah dibiasakan dengan bentakan dan bentakan, maka bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika di masa yang akan datang, anak tersebut tumbuh dengan kurangnya kepercayaan diri karena sering dibentak. Bentakan itu secara tidak langsung melegitimasi dirinya bahwa ia berbuat kesalahan. Makin sering dibentak, artinya makin seringlah ia berbuat kesalahan. Salah lagi..salah lagi…Begini salah begitu salah.. Jadi ragu-ragu untuk mengambil suatu tindakan yang baru..karena takut salah.. Padahal, bukankah wajar jika manusia berbuat suatu kesalahan. Belajar dari kesalahan agar bisa bersikap lebih baik lagi. Akan lebih parah lagi jika di sela-sela waktu yang lain anak kurang ditumbuhkan harga dirinya dengan pujian. Bisa jadi sang anak merasa tidak berharga dalam hidupnya.. Naudzubillah.. Mudah-mudahan kita tidak melakukan hal yang demikian…

Innallaha ma ana..

Semakin dekat saja waktunya..
Intrik-intrik mulai muncul ke permukaan..
Hanya doa yang pada akhirnya dipanjatkan setelah usaha dimaksimalkan..
Kesederhanaan adalah hal yang diutamakan supaya keberkahan itu kian bertambah..
Namun..
Manusia tidak hidup sendiri..
Ada berbagai kepentingan..
Syaitan pun tak mau kalah menggoda ketika manusia beribadah..
Melalui kekahawatiran2 yang tidak berdasar..
Doa dan doa terus diluncurkan sebagai senjata..
Hubungan dengan-Nya pun semakin dikuatkan..
Agar ketenangan selalu datang menghampiri..
Karena hanya dengan kepala dinginlah masalah bisa diselesaikan saat suasana kian memanas..
Bismillah, saya pasti bisa melewati fase ini atas bantuan-Nya..
Ya Rabb, bimbinglah hamba-Mu ini agar senantiasa berada di jalan yang Kau Ridhai..
Aaaamiin..

Ujian kenikmatan

Taken from tafsir fidzilal quran-Sayyid Qutb, Al-Qalam 17-33 :

Berkaitan dengan isyarat yang menyinggung harta dan anak-anak serta kebanggaan yang disombongkan oleh orang-orang yang mendustakan, Allah membuatkan bagi mereka suatu perumpamaan. Yaitu dengan mengetengahkan sebuah kisah yang kelihatannya kisah ini telah dikenal dan tenar di kalangan mereka. Melalui kisah ini Allah memperingatkan kepada mereka kesudahan sikap mengingkari nikmat, sikap kikir, dan melanggar hak-hak orang lain. Melalui kisah ini Allah menyadarkan mereka bahwa nikmat banyak harta dan anak yang ada pada mereka, tiada lain merupakan ujian bagi mereka, sebagaimana para pelaku kisah di dalam surat ini telah diuji, dan bahwa semuanya itu adalah milik Allah, dan bahwa mereka tidak akan dibiarkan dengan kenikmatan yang mereka miliki itu.

“Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin mekkah) sebagaimana kami telah mengujipemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya dipagi hari, dan mereka tidak mengucapkan, ‘Insya Allah’, lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabb-mu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil memanggil di pagi hari, ‘Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu.jika kamu hendak memetik buahnya.’ Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikkan, ‘Pagi hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.’ Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).’ Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, ‘Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?’ Mereka mengucapkan, ‘Mahasuci Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.’ Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.’ Mudah-mudahan Rabb kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Rabb kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.” (Al-Qalam: 17-33)

Dan pada waktu yang sama Al-Quran memberitahukan kepada kaum mukminin, bahwa apa yang mereka lihat ada di tangan kaum musyrikin, para pembesar quraisy, berupa berbagai macam nikmat dan harta kekayaan, tiada lain merupakan ujian dari Allah SWT yang mempunyai dampak dan akibatnya sendiri. Dan sudah menjadi sunnatullah bila Dia menguji hamba-hamba-Nya dengan nikmat, sebagaimana Dia menguji mereka dengan kesengsaraan, keduanya sama saja merupakan ujian dari Allah SWT. Adapun orang-orang yang angkuh, mencegah kebaikan lagi terpedaya oleh kesenangan yang dialaminya, maka hal itulah yang menjadi gambaran tamsil bagi kesudahan mereka:
“Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.”

Adapun orang-orang yang bertakwa lagi berhati-hati maka bagi mereka surga yang penuh dengan kenikmatan di sisi Tuhan mereka:
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabb-nya.”

Saya merasa malu ketika melihat kehidupan Rasulullah yang amat bersahaja, begitu juga istri-istrinya. Dituliskan dalam buku “Wanita penghuni syurga”, salah satunya aisyah. Mereka sering sekali makan hanya kurma dan air. Makan roti gandum yang enakpun bisa dihitung oleh jari dalam sejarah kehidupan mereka. Bukannya mereka tidak mampu, melainkan mereka mengerti hakikat dari harta dunia. Mereka hanya mengambil seperlunya, sisanya diinfakkan untuk orang-orang yang tidak mampu atau untuk kemajuan dakwah, subhanallah.. Para sahabat generasi awal, tiada yang meninggalkan dunia dengan harta yang berlimpah. Mushab bin umair pun, yang selagi mudanya hidup dalam kemewahan, ketika meninggal hanya meninggalkan selembar kain yang jika bagian atasnya ditutup, maka bagian bawahnya terlihat, begitu pula sebaliknya.

Ya Rabb, semoga saya bisa meneladani kebersahajaan hidup mereka, sehingga termasuk ke dalam golongan penghuni surga. Aamin..

Kenangan bersama Ar-Rudho





Guru tetap yang tak lebih dari 15 orang dan sistem kelas kecil yang berisi 6-9 orang, membuat saya mengenal ciri khas dari tiap-tiap anak dan rekan guru. Kebersamaan saya bersama mereka selama kurang lebih 7 bulan memberikan arti kepada saya akan banyak hal yang tak mungkin bisa terlupakan kecuali atas ijin-Nya. Terutama saat-saat dimana hari terakhir saya di sana. Saya tidak menyangka bahwa kehadiran saya bersama mereka memberikan kesan yang begitu mendalam dalam sanubari beberapa murid. Mengajar dan mendidik dengan hati. Ketika saya punya masalah pribadi atau di luar sekolah, saya akan berusaha untuk menampakkan wajah ceria ketika berhadapan dengan murid-murid. Bibir saya kembali tersenyum ketika para murid mulai menunjukkan kenakalannya ataupun sikap kritisnya ketika dinasihati oleh gurunya. Cara pandang dan sikap positif berusaha ditumbuhkan ketika menghadapi murid-murid. Walaupun demikian, terkadang kenakalan mereka tersebut melebihi ambang batas wajar, karena sudah mengambil hak-hak orang lain. Hal itulah yang akhirnya mendorong para guru untuk memberikan sedikit peringatan atau hukuman yang sedikit mengambil hak mereka agar mereka merenungi kembali sikap buruk yang telah dilakukan.

Ukhuwah...

Ukhuwah atau persaudaraan atau persahabatan atau pertemanan.
Atas dasar apa kita berukhuwah atau bersaudara? Karena satu kantor kah? Ada ikatan darah kah? Satu kampus kah? Satu SMA? Atau satu aktivitas? Dimanapun kita berada yang melandasi kekuatan tali persaudaraan itu adalah adanya ikatan hati diantara orang-orang yang terlibat di dalamnya. Ikatan hati itu muncul dari ketulusan, keikhlasan untuk berkorban, hanya memberi tak harap kembali. Ketiga hal tersebut sulit untuk dilakukan manakala niat dalam hati saat menjalin persaudaraan/persahabatan hanya didasarkan kepada suatu hal yang terbatas atau semu (tidak kekal abadi). Karena tatkala persahabatan diuji, misalnya tidak dalam suatu kepanitiaan lagi, tidak satu aktivitas bersama lagi, tidak dalam satu kantor lagi, tidak satu sekolah lagi, dsb, maka ikatan persaudaraan itu semakin lama semakin pudar.
Lantas apa yang kekal abadi di dunia ini? Tentu saja Dzat yang mengguasai makhluk. Tatkala persaudaraan menuntut pengorbanan, maka hanya kepada-Nya lah setiap manusia memohon kekuatan, kesabaran, keteguhan, dan kemudahan. Sebuah kewajaran menurut saya ketika manusia mengharapkan sesuatu ketika memberi. Maka ketika persaudaraan didasarkan pada-Nya, hanya kepada Allah lah manusia mengharap balasan. Jika tidak di dunia maka di kampung akhirat lah ia mendapatkan suatu balasan yang setimpal.

Sabar untuk menang!

Ada kalanya kita dituntut untuk melakukan sesuatu hal walaupun kita tidak terlalu menyukai pekerjaan tersebut. Setiap manusia pasti bisa melakukan hal apa pun asalkan disertai kerja keras dan kesungguhan. Yak, saya setuju dengan pernyataan tersebut. Hanya saja, jikalau ada orang lain yang bisa melakukan pekerjaan tersebut dengan sepenuh hati (karena dia menyukainya), maka akan diperoleh hasil yang maksimal dengan lebih menghemat energi, atau kita mengenalnya dengan istilah ‘efektif dan efisien’. Setiap manusia dikaruniai kelebihan-kelebihan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jikalau kita belum bisa berkarya di bidang tertentu, maka tidak boleh patah semangat, ada bidang lain yang sedang menunggu karya kita. Tetap optimis dalam pencarian bidang yang terbaik. Mungkin perlu ada trial and error saat menggali dan menemukan harta karun yang terpendam di dalam diri untuk kemudian memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar. Perlu kesabaran yang lebih, karena terkadang error-error muncul, membuat sedikit goncangan. “Sungguh beruntung menjadi seorang muslim, jika diberi nikmat ia bersyukur dan jika diberi ujian ia bersabar.” Goncangan itu meneguhkan kembali buhul tali keimanan yang sudah terjalin antara manusia dengan Rabbnya. “Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya terang.”

Ketika Nurani Bicara

Dikutip dari penjelasan Sayyid Qutb dalam tafsir Fi-Zhilalil Quran Juz 29 hal 118 :

“Orang yang memperhatikan akidah ini, seperti halnya orang yang memperhatikan perjalanan hidup Rasul yang membawanya, pasti akan menjumpai unsur akhlak sangat dominan dan sangat mendasar di dalamnya. Ia menjadi landasan tegaknya pokok-pokok hukum syari’at dan pokok-pokok hukum moral secara sama. Dakwah terbesar yang terkandung dalam aqidah ini menyerukan kepada kesucian, kebersihan, kepercayaan, kejujuran, keadilan, kasih saying, kebajikan, memelihara janji, kesesuaian antara ucapan dan perbuatan, dan kesesuaian keduanya secara bersamaan dengan niat dan kata hati; melarang perbuatan aniaya, zhalim, penipuan, licik, memakan harta orang lain dengan cara yang bathil, melanggar kesucian dan kehormatan, dan menyebarkan perbuatan keji dalam bentuk apa pun. Keberadaan hukum-hukum syariat dalam aqidah ini dimaksudkan untuk melindungi dasar-dasar ini dan memelihara unsur akhlak, baik dalam perasaan maupun dalam perilaku, baik dalam lubuk hati maupun dalam realita sosial, baik dalam hubungan perorangan, hubungan sosial ataupun hubungan internasional.”

Sudah menjadi kecenderungan sebagian besar manusia untuk membalas keburukan dengan hal yang serupa. Jikalau suatu keburukan dibalas lagi dengan keburukan, maka apalah bedanya kita dengan yang lain?? Astaghfirullahal ‘azhim… Cukuplah Allah SWT sebagai pembela dan hakim yang seadil-adillnya. Waallahu a’lam bishowab.

Sebuah nilai yang diperjuangkan..

Sebuah nilai yang diyakini dan diamalkan secara konsisten maka akan berubah menjadi sebuah karakter. Jika sudah menjadi karakter maka perlu energi yang lebih untuk merubahnya.
Karakter baik dan kuat menyatu dalam diri pribadi adalah hal yang saya pelajari selama mengikuti pelatihan di salah satu pesantren virtual di Bandung. Sehingga mungkin itu sedikit banyak mempengaruhi karakter dan kepribadian. 'Kok bu titi berani banget ya..'. Bagi saya bukan masalah berani atau bukan, melainkan ada sebuah nilai yang bagi saya penting untuk diperjuangkan. Saya hanya berusaha untuk mensinergikan nilai kebaikan tersebut dengan lingkungan sekitar. Jika pada akhirnya amat sulit untuk bersinergi, maka apa boleh buat, biasanya sikap pragmatis yang saya pilih.
Setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda-beda akan suatu nilai. Nilai kemandirian misalnya. Bagi beberapa orang mungkin itu adalah nilai yang baik tapi belum tentu menjadi sesuatu yang integral dalam dirinya. Begitu juga nilai kejujuran, kedisiplinan, dsb.

"Ya Allah, tunjukkanlah aku kepada kebenaran dalam menghadapi perkara yang diperselisihkan. Sesungguhnya Engkau menunjuki jalan yang lurus kepada siapa saja yang engkau kehendaki."

Keep Smile Ti!!

Take a breath and Smile..

Saat persoalan hidup terasa menyesakkan dada..senyuman membuat secercah sinar terang di hati-menerangi jiwa yang gelap..
Dzikir sambil menghayati makna yang di dalamnya mengobati hati yang gundah gulana..
Menarik nafas dalam dan berusaah merubah paradigma negatif menjadi posiitif meneguhkan kembali jiwa yang lemah..
Hari esok harus lebih baik dari hari ini!

Kisah Pengamen Bis Kota

Dalam perjalanan pulang dari daerah Gatot Subroto, Naiklah seorang bapak muda menggendong seorang anak laki-laki yang berusia sekitar 4-5 tahun. Dari penampilan mereka dan botol air mineral yang berisi beras yang dibawanya, terlihat mereka akan mengamen dalam bis kota yang saya tumpangi. Tak berapa lama-setelah menemukan posisi yang nyaman bagi mereka, mereka mulai menyanyi. Sang anak mengikuti sang ayah bernyanyi. Pemandangan seperti ini sebenarnya bukanlah hal yang langka. Seringkali seorang wanita atau kakak membawa seorang anak kecil dan kemudian mereka mengamen di angkutan umum atau bis kota, untuk mencari sesuap nasi. Yang tidak biasa dari pengamen ayah-anak ini adalah nyanyian yang dibawakannya. Mereka menyanyi lagu puji-pujian untuk Yesus dan Bapa. Entah apa motif di balik kedua pengamen ini, apakah memang untuk mencari sesuap nasi ataukah mereka ingin menyebarkan nilai-nilai keagamaan yang mereka yakini. Yah, seperti pengamen lain yang menyanyikan lagu tombo ati atau hadad alwi. Tapi yang membuat saya terketuk bukanlah nyanyian yang mereka bawakan, melainkan sebuah nyanyian yang keluar dari lisan seorang anak kecil dengan kepolosannya. Sungguh polosnya hingga ia belum mengerti hakikat ketuhanan dalam nyanyian yang ia bawakan. “Setiap anak lahir ke dunia dalam fitrah islam. Orang tuanya lah yang menjadikan seorang anak yahudi, nasrani, dan majusi.”
Setelah sampai di UKI, saya turun dari bis berganti dengan mikrolet yang menuju Jatinegara. Dari Jatinegara bisa menggunakan metro mini 506 atau 50 untuk sampai di dekat rumah. Dalam metro mini yang saya tumpangi, ada pemandangan yang baru pertama kali saya lihat. Seorang wanita paruh baya sedang menyanyikan sebuah lagu. Lagi-lagi seorang pengamen. Kali ini yang membuat hati saya terketuk bukanlah pada nyanyian yang dibawakannya ataupun anak kecil yang dibawanya, melainkan pakaian yang dikenakannya. Wanita tersebut memakai Jilbab. Yak..baru pertama kali ini saya melihat perempuan berjilbab mengamen di metro mini. Entahlah segala macam prasangka berkecamuk dalam benak ini. Miris sekali melihat seorang saudara seiman harus mengamen di metro mini untuk mencari sesuap nasi (jika memang demikian). Muncul juga dalam benak ini, dugaan bahwa ia sengaja memakai jilbab untuk menarik simpati dari para penumpang. Tapi rasanya tidak mungkin. Dari tatapan kosongnya, seolah terlihat ia melakukan hal tersebut karena terpaksa. Benarkah demikian ya Allah? Jika memang iya, maka astaghfirullah..kemana sajakah saya hingga masih ada saudara seiman yang membutuhkan bantuan. Bisa jadi ia mengamen bukan untuk makan, tapi bisa jadi untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Anak-anaknya menunggu di rumah berharap sang ibu pulang membawa oleh-oleh hasil jerih payahnya mengamen di metro mini. Entahlah..pikiran ini mengembara kemana-mana. Tapi diri ini seolah tak berdaya karena keburu turun dari metro mini. Saya tidak dapat memberinya sedikit bantuan ataupun berbincang-bincang dengannya.
Fenomena apakah ini? Apakah kesenjangan itu semakin tinggi? Penduduk kota besar yang semakin tidak peduli? Sulitnya mencari pekerjaan lain hingga akhirnya memilih untuk mengamen saja? ataukah komersialisasi agama untuk menambil simpati orang lain? Waallahua’lam bishshowab..

Kenapa Sih? Pertanyaan yang membuat ia semakin cerdas..


Saya punya seorang keponakan dari kakak sepupu, eca namanya. Pada saat ke bandung, saya silaturahmi ke rumahnya dan berinteraksi dengannya selama 3 hari. Usianya baru 4 tahun, tapi kecerdasannya sudah terlihat. Di usia tersebut, dia sudah bisa menghitung benda, mengenal angka, menulis angka 1-10, mengenal warna, mewarnai dengan amat rapi (tidak ada yang keluar dari garis), dan menulis beberapa huruf.
Pertanyaan yang keluar dari mulutnya seringkali dimulai dengan frase ‘kenapa sih…?’. Tante titi, kenapa sih tangan eca lebih pendek dari tangan tante titi? Kenapa kalau hujan kita lari? Kenapa hiu makan ikan-ikan kecil? Kenapa bijinya gak boleh dimakan, padahal kan enak (saat itu kita lagi makan jeruk)?, dsb. Pertanyaan-pertanyaan itu membuat nalar kita berfikir dan berusaha menjawabnya dengan ilmiah tapi sederhana. Setelah dijelaskan, kemudian ditanya kembali padanya, kadang ia bisa menjawab, kadang ia hanya bisa tersenyum. Kalau dia tersenyum berarti penjelasan kita masih kepanjangan dan terlalu sulit untuk dimengerti olehnya. Jadi harus lebih disederhanakan lagi.
Setelah saya berinteraksi beberapa hari dengannya, ternyata ada hal yang kurang dieksplor dalam dirinya, yaitu kemampuannya mengenal islam. Pada saat saya mengajaknya untuk membaca doa sebelum makan, reaksi yang saya terima darinya adalah dia mengucapkan satu kata yaitu ‘malu..’. Bisa jadi ia sudah bisa mengucapkan basmallah, hanya saja malu untuk mengucapkannya. Mengapa bisa malu ya? Bisa jadi bacaan tersebut kurang dibiasakan untuk dibaca. Jika di dalam lingkungan yang terkecil (keluarga) saja sudah merasa malu, maka bagaimana dengan lingkungan yang lebih luas. Saya khawatir jika kebiasaan baik tersebut akan semakin ditinggalkannya. Mudah-mudahan saja tidak.
Kalau eca sudah hafal angka, dan huruf-huruf kapital, tidak demikian dengan huruf hijaiah. Saya ber-positive thinking, semoga setelah huruf kapital berhasil diingatnya, ia akan diaajarkan huruf hijaiyah oleh orang tuanya. Sehingga dia semakin cerdas, cerdas intelektual, emosional, dan spiritual.
Selamat belajar adik kecilku!

Mengendalikan emosi..

Suatu saat seorang perempuan tengah berdiskusi dengan saudara laki-lakinya. Sang perempuan mengajak saudara laki-lakinya itu untuk bersama-sama dengan saudara-saudaranya yang lain mengumpulkan uang untuk meringankan beban hidup kedua orang tuanya. Pada saat itu, sang laki-laki agak keberatan, bukan karena ia tidak ingin meringankan beban kedua orangtuanya, tetapi karena memang penghasilannya saat itu belum mencukupi untuk sampai menyisihkan sedikit hartanya untuk orang lain. Wong untuk hidup sendiri saja sulit, pikir laki-laki tersebut. Dari cara sang perempuan itu berbicara dengan laki-laki tersebut, terlihat bahwa ia berusaha untuk membuka hati dan pikiran saudara laki-lakinya tersebut dengan sabar. Kata-kata yang keluar diusahakan untuk tidak menyakiti hati lawan bicaranya, nadanya sopan, dan seolah menghindari perdebatan. Tidak biasanya sang perempuan tersebut bisa mengendalikan emosinya saat berbicara dengan saudara laki-lakinya. Tapi dengan cara itu, walaupun ada sanggahan, saudara laki-lakinya tidak emosional dan tampaknya berusaha untuk mengendalikan emosinya pula. Kebaikan dibalas dengan kebaikan. Walaupun di akhir diskusi tidak terdengar kata sepakat dari mulut laki-laki itu, namun terlihat ia mulai memikirkan usulan dari saudara perempuannya itu. Bisa jadi hatinya mulai terbuka.
Cerita di atas mengingatkan saya kembali akan hadist Rasulullah SAW yang menyarankan kepada sahabatnya untuk tidak marah. “Jangan marah, jangan marah, dan jangan marah”, sabda beliau. Dua kata tersebut diulang sampai tiga kali. Marah atau emosi tidak akan menghasilkan solusi, karena kata-kata yang keluar menjadi tidak terkontrol dan jauh dari maksud semula. Bisa jadi sudah bukan saatnya lagi membuka pikiran dan hati orang lain dengan cara emosional. Dengan cara emosional kita berarti melibatkan ego kita. Lawan ego adalah ego kembali. Ketika ego terlibat, cara pandangnya bisa jadi tidak objektif lagi dalam melihat suatu persoalan.