Kasih Ibu Sepanjang masa

Bismillah...
Liburan maulidan weekend kemarin, aku balik ke Jakarta, kota kelahiran sekaligus tempat aku dibesarkan. Walaupun cuma 3 hari 2 malem (sabtu siang-senin pagi), amat terasa begitu besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya. Sejak awal smester ini aku belum balik ke jakarta, jadinya kayaknya ibuku kangen banget deh (jadi GR.. ;) ). Beliau sempet kesel karena aku baliknya gak dari hari jumat. Sedangkan dari hari kamis-jumat, aku bersilaturahmi ke rumah om di tasikmalaya.
Kemarin, pas mudik, ada kejadian yang membuatku merenung dan terharu. Itu lho, tentang kasih sayang ibu yang tiada duanya di dunia... Sehari sebelum aku balik ke bandung, keponakanku yang imut dan kusayangi, mendadak badannya panas dan muntah-muntah. Sakitnya itu mulai terasa saat kakakku sekeluarga (termasuk keponakan) sedang bertandang ke rumah mertua kakak di daerah penggilingan. Itu terjadi saat siang hari. Ternyata sampai kakakku pulang dari sana, suhu badan dek azzam (azzam adalah nama keponakanku itu) belum turun-turun juga, padahal itu udah malem. Setelah diukur pake termometer, ternyata suhunya mencapai 39 derajat celcius. Waktu itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Si dedek muntah-muntah dan badannya masih panas. Udah gitu rewel, terdengar seperti mengeluh kalo badannya lagi gak enak. Oh malangnya ponakanku yang satu itu..., aku kasian ngeliatnya. Terakhir aku melihat kondisinya adalah senin pagi, saat aku mau berangkat lagi ke bandung. Alhamdulillah, kondisinya agak baekan, walaupun badannya masih agak anget. Tapi, hopefully he is fine now. Dah nanya ke kakak siy, gimana kabar dia sekarang, tapi belum dibales-bales juga smsnya. Lg gak ada pulsa kali ya..
Iyah, balik ke kasih sayang ibuku. Suhu badan azzam yang cukup tinggi itu, hampir membuat semua orang khawatir, termasuk ibuku. Beliau sampai rela tidur pk.03.00 WIB untuk menggendong azzam. Soalnya si dedek, gak mau ditaruh di tempat tidur kalo belum tidur. Ibunya azzam (kakakku), sedang hamil lagi 6 bulan, jadinya perutnya agak sakit kalo menggendong azzam terlalu lama. Sedangkan aku, belum bisa menggendong azzam dengan posisi yang nyaman baginya. Terbukti, pas coba kugendong, eh dia malah tambah rewel.. ;) Maklum belum berpengalaman... Sedangkan yang lain, udah pada tidur, jd gak bisa bantu nenangin azzam. Ayahnya juga kurang proffesional tuh buat nenangin si dedek. Begitulah, akhirnya ibuku lah yang berkorban waktu tidur dan tenaganya untuk membantu menidurkan azzam. Di pagi harinya, kulihat sosok ibuku kelelahan dan di matanya tampak jelas kantung mata yang agak membesar dan menghitam, menandakan bahwa beliau belum cukup istirahat (tidur). Tertegun aku melihatnya. Saat beliau hendak merebahkan diri di tempat tidur, teringat kalau dek azzam belum sarapan pagi. Langsung aja beliau ke dapur, berniat untuk membuatkan azzam bubur, kemudian memasak beras dengan air yang cukup banyak. Aku berusaha untuk membantunya dengan mengaduk-ngaduk bubur yang sedang dimasak dan mempersilahkan beliau untuk tidur. Kemudian beliau meminta bantuan uak (kakak kandung ibuku) untuk menggendong dan menenangkan azzam. Sehingga beliau bisa dengan 'agak' tenang membiarkan badannya mendapatkan hak istirahat.
Subhanallah, kasih sayang ibu sepanjang masa... Tak hanya kepada anak, tapi juga ke cucu, bahkan mungkin sampai ke cicitnya. Sedangkan kita sebagai anak, sudah seberapa besarkah kasih sayang kita kepada ibu kita. Sudahkah menyamai kasih sayang Ibu kita??? Waallahua'lam bishowab.
"Terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam kasih sayang antara sesama manusia."

Ada udang dibalik batu...

Bismillah...

"Bersama kesulitan ada kemudahan..."

Terkadang kita-manusia mau enaknya aja, mau mudahnya aja, mau suksesnya aja, makan buah maunya bagian yang manisnya aja-yang pahit gak dimakan-padahal itu obat. Wajar siy..., tapi kalo terus-terusan enak, kayaknya gak seru juga, hidup lurus-lurus aja, gak ada tantangannya. Rasanya bukan hidup kali ya, kalo seneng-seneng aja. Dunia ini justru lebih indah jika kebahagiaan yang kita rasakan adalah buah dari jerih payah kita selama ini. Saya yakin Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha-peluh-jerih payah hamba-hambanya yang senantiasa berbuat amal kebajikan. Kan kita punya dua saksi, di kiri dan kanan kita. Don't worry, be happy kali yah..
Kalo pas lagi denger curhatan orang-orang yang curhat ke aku-yang memang kebanyakan tentang kesulitan. Setelah difikir-fikir, emang begitulah hidup. Tapi, memang itulah yang terbaik buat kita. Di sanalah arti nilai sebuah perjuangan, di sanalah arti sebuah kesungguhan dan kedisiplinan diuji, di sanalah arti sebuah pengorbanan dituntut.
Tetaplah bersemangat menghadapi hidup. Hidup untuk hidup. Suasana hati yang ceria dan ikhlas membuat hidup lebih ringan dan bermakna. Wallahua'lam bishowab.

Dia Maha Pemurah dan Maha Pengampun

Bismillah...
Setiap manusia tidak ada yang luput dari dosa dan kesalahan. Bahkan kesalahan itu seringkali dilakukan berulang-ulang. Jikalau kita mengikuti peribahasa, "Bahkan seekor keledai pun tidak akan masuk kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya", mungkin kita bisa disebut lebih bodoh dan lalai dari seekor keledai, astaghfirullah... Tapi ya.. sekali lagi, kita memang seorang manusia biasa. Tapi patut diwaspadai, jangan sampai hal itu menjadi pembenaran.
Jikalau kita sudah atau sedang melakukan suatu kesalahan ataupun perbuatan dosa, maka lekaslah untuh segera mohon ampun dan berhenti melakukan kesalahan itu, dan jangan terus-terusan berkubang di dalamnya. Janganlah kita memakai logika manusia dalam hal bertaubat/mohon ampun kepada-Nya atas kesalahan yang dilakukan. Logika manusia akan berbicara bahwa, hati yang terluka karena perlakuan yang buruk terhadap manusia akan sulit untuk dilupakan. Walaupun seorang manusia bisa memaafkan kesalahan orang lain yang sudah menyakiti hatinya dan hubungan antara keduanya kembali baik, memori tentang hal buruk yang pernah dialaminya akan tetap diingat secara sadar ataupun tidak. Allah swt berbeda dengan makhluknya, karena dia bukan manusia atau makhluk. Dia pencipta keduanya. Allah swt tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang ingin berubah menjadi baik karena Dia Maha Pengampun. Tapi perlu diingat juga, Dia Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Adil, dan Maha Kuasa.
It's not too late for us to do taubat. As long as, nyawa masih dikandung badan..., tidak ada kata terlambat...