Toto chan versi ar-rudho ;)

Toto-chan, gadis cilik di jendela. Sebuah novel tentang pendidikan anak yang akan memberi inspirasi bagi para guru di sekolah dan para orang tua di rumah tentang bagaimana seharusnya seorang pendidik memberikan perlakuan pada seorang anak yang memiliki karakter spesial atau memiliki keingintahuan yang tinggi akan suatu hal. Seorang yang sangat ingin tahu seperti toto-chan akan senantiasa mengeksplor segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik itu berupa benda-benda yang dianggapnya unik (meja yang ada di kelasnya dahulu sebelum di tomoe goken) atau tingkah laku orang yang di luar kebiasaan (seperti kisah pemusik jalanan). Terkadang ketika melihat seorang anak melakukan sesuatu di luar kebiasaan apalagi itu mengganggu ketentraman orang di sekelilingnya, bagi beberapa orang tua atau pendidik terkadang akan melakukan tindakan marah atau menghukum anak tersebut tanpa terlebih dahulu melihat latar belakang kejadian (menghukum bukanlah hal yang tidak boleh dilakukan, boleh-boleh aja.., hanya saja bukankah akan lebih adil jika kita mendengar ceritanya terlebih dahulu secara objektif). Bagi anak kelas 1 SD seperti toto-chan, kegiatan yang dianggap orang lain mengganggu itu (seperti yang dikisahkan di bab awal buku), merupakan kegiatan bagaimana dia mengeksplor sesuatu di sekitarnya. Toto chan sangat menikmati pekerjaannya membolak-balik meja yang menurutnya ’unik’, namun kegiatannya tersebut ternyata mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Seorang toto chan belum mengetahui kalau kegiatan yang menyenangkan hatinya tersebut ternyata perbuatan yang ’salah’ karena mengganggu orang di sekitarnya. Toto chan seolah punya dunia sendiri.
Akibat perbuatannya itu, toto chan dipindahkan ke sekolahnya yang baru, tomoe goken.
Alhamdulillah, sekolahnya yang baru tersebut, memberi angin segar baginya dalam perkembangan psikologisnya. Sampai akhirnya, dia menjadi orang sukses di kemudian hari. Begitu pula dengan teman-temannya yang lain di tomoe.
Entahlah, apakah sudah terlambat bagi seorang ibad, firza, atau alan untuk membentuk karakternya. Yang pertama suka ngisengin teman cewenya, yang satu suka bikin onar dan mengganggu temannya dengan segala kejailannya atau perkataannya yang sering menyakiti lawan bicaranya (baik kepada teman sebayanya atau kepada orang yang lebih tua darinya), dan yang terakhir memiliki jiwa tidak terlalu suka diatur. Di balik keisengan dan penampakannya yang kurang bersemangat ketika belajar di kelas, ternyata seorang ibad memiliki intelegensia yang tinggi. Terbukti, dari hasil tes nalar dan logika yang dilakukan oleh tim klub matematika, dia menempati posisi pertama, mengalahkan juara kelas 8-Faris. Ibad notabene masih duduk di kelas 7. Sayang sekali jika anak seperti ibad harus kehilangan masa depannya hanya karena pribadinya yang tidak disukai oleh teman-temannya. Para guru melihat, ada masa lalu yang kelam dalam dirinya sehingga dia punya permasalahan dengan kondisi jiwanya. Guru BP di sekolah mengusulkan agar ibad diberikan shadow teacher untuk membimbingnya. Namun orang tuanya tidak setuju. Lucunya sekarang di sekolah lagi heboh sindrom ibad, ”ya bu..” (dengan intonasi yang khas). Sampai ada lagu ’mars ibad’. Tadinya siy liriknya agak mendeskriditkan ibad, tapi dengan dukungan para guru kita minta untuk liriknya diganti dengan kata2 yang positif.
Firza lain lagi ceritanya. Keberaniannya untuk mengeluarkan sebuah pendapat memang boleh diacungi jempol. Namun hal yang tidak bagus dalam dirinya adalah, pendapat yang dilontarkan seringkali menyakiti hati lawan bicaranya. Belum lagi kejailannya terhadap teman-temannya dan sering sekali berteriak di samping telingan temannya. Pokoknya berisik baget deh tuh anak. Kalo ngajar di kelasnya dia, udah deh kudu punya trik khusus supaya perhatian kelas tidak diambil 100% olehnya. Menurut saya seorang firza tidak bisa dikasari. Kalau kita berhasil adu argumen dengan memberikan alasan-alasan yang logis, dia bisa juga diatur.
Pribadi yang lain, yaitu alan. Dirinya tidak mau terlalu diatur. Tapi yang menarik dari dirinya, dia punya karakter seorang pemimpin. Ya..buktinya dia punya teman-teman yang setia kepadanya seperti kaki tangannya. Kemanapun dia pergi, pasti ada temannya itu. Alan ini paling sering masuk ke BP. Seringnya siy karena belum ngerjain tugas atau bolos jam belajar.
Selain 3 orang ini, ada anak-anak lain dengan pribadi2 yang unik. Ada Rasil, Resya, Vicky, Fars, Fida, Akmal, Sasha, dll. Karena jumlah anak yang sedikit, makanya para guru lumayan mengenal sedikit karakter mereka.
Satu hal yang pasti, hargai mereka dan bentuk karakter baik dalam diri mereka dengan kasih sayang.


0 komentar:

Post a Comment