Mengapa dunia terdiam???

http://www.dakwatuna.com/2008/palestinaku-kapan-derita-itu-berakhir/

Sedih rasanya mendengar keadaan saudara semuslim yang sedang menderita di palestina karena pasokan obat-obatan yang diblokir oleh pihak Israel..
Geram rasanya hati ini membaca perlakuan sadis Israel terhadap saudara saudariku di palestina..
Pilu hati ini tidak bisa memberikan bantuan apa-apa selain doa dan air mata..
Kemanakah dunia yang kerap menggembar gemborkan Hak Asasi Manusia..???
Kemanakah mereka???
Mengapa sulit sekali ditemukan ketika dibutuhkan..

Ya Rabb, sibaklah kelambu durjana Israel ke mata dunia internasional..
Ya Rabb, semoga Kau datangkan bala bantuan kepada saudaraku di Palestina dari arah yang tak pernah diduga..

Terharu..

Ya..itulah perasaan saya ketika pertama kali mendengar berita tersebut di salah satu televise swasta nasional.. Dua orang anak jalanan diterima di Universitas Indonesia tahun 2008 ini.. Satu berasal dari Gorontalo dan yang satunya lagi dari Bengkulu.. Dari pagi hingga sore mereka menjadi pedagang asongan. Malamnya mereka baru belajar.

Tahun 2007 mereka datang ke Jakarta, modal nekat mereka datang ke kota metropolitan. Bersyukurnya mereka secara tidak sengaja mendapat informasi untuk datang ke depok karena di sana ada sekolah gratis. Jadi inget kenekatan ical dan kawannya dalam Trilogi Laskar Pelangi. Yak, sekolah gratis itu dikenal dengan ‘Master Bina Insan Mandiri’- Master kepanjangan dari Masjid Terminal. Sekolah gratis tersebut diasuh oleh Nurrohim. Mengambil lokasi di Masjid terminal, ternyata punya latar belakang tersendiri. Sang pengasuh ternyata dibesarkan di lingkungan terminal. Berangkat dari keprihatinan terhadap rekan-rekannya di terminal yang berpotensi untuk menjadi pintar namun karena kondisi perekonomian, akhirnya mereka harus meninggalkan bangku sekolah.

Subhanallah, sekolah ini cukup mandiri. Sekolah ini tidak hanya mengandalkan sumbangan para donator, tetapi memiliki sector riil yang mem-backup financial dari sekolah tersebut. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dengan mengadakan pengobatan gratis dalam lingkungan tersebut. Sudah 8 tahun sudah sekolah itu berdiri. Harapan semua orang, mudah2an sekolah tersebut tetap eksis sampai kapanpun, serta bermuncullan nurrohman2 lain yang bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat sekitarnya. Aaaamiiin. Artikel lain yang berkaitan dengan sekolah ini bisa rekan-rekan baca di situs: http://202.155.15.208/kolom_detail.asp?id=341118&kat_id=405 dan http://forum.dudung.net/index.php/topic,12016.0.html

Pendidikan dan Kesehatan masih minim

Dua hal tersebut merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan dan kesehatan kerapkali masuk ke dalam program-program para pemimpin yang sedang berkampanye. Di daerah-daerah pedesaan atau kabupaten, mayoritas pendatang kerap mengeluhkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas. Gak hanya cuma pendatang sebenernya..cuma karena biasanya pendatang terbiasa dengan fasilitas yang cukup memadai di tempat sebelumnya (daerah perkotaan), makanya mereka mengeluhkannya. Sarana, prasarana, serta pelaksana di kedua bidang tersebut di daerah-daerah kabupaten masih minim.

Dengan gecarnya era teknologi dan informasi saat ini, internet mengambil peran dalam menutupi kekurangan sumber infomasi untuk pendidikan. Walaupun pada akhirnya, di beberapa daerah, pendidikan yang berkualitas terkadang hanya masih dirasakan oleh golongan menengah saja. Dengan adanya internet, informasi apapun bisa diperoleh. Dengan kata lain, orang tua sebenarnya bisa menutupi kekurangan kualitas pendidikan di desa-desa dengan adanya internet. Akses internetpun sekarang relatif mudah, tidak harus menggunakan kabel. Masalah minimnya informasi berkaitan dengan pendidikan seharusnya bisa diatasi oleh pemerintah daerah setempat dengan masuknya informasi ke desa-desa melalui internet. Memang di satu sisi perlu adanya pelatihan agar masyarakat melek internet. Namun, menurut saya itu bukanlah hal yang sulit, tinggal klik saja kita bisa mengakses informasi melalui internet. Kasih saja satu web site, yaitu search engine 'google', maka insya allah pasti bisa. Namun, dengan derasnya informasi yang masuk melalui internet, sebaiknya pemerintah daerah serta masyarakat perlu mewaspadai efek negatif internet, yaitu adanya situs-situs porno.

Yang kedua yaitu tentang kesehatan. Bidang ini adalah yang harus diperhatikan oleh siapapun, terutama pemerintah daerah setempat. Pasalnya, jika ada kesalahan penanganan atau sarana yang kurang memadai, maka nyawa taruhannya. Ada fenomena untuk para pendatang di daerah tabalong sini, para istri yang sedang hamil pada usia kehamilan 5 atau 6 bulan biasanya memutuskan untuk pulang sejenak ke pulau jawa untuk melahirkan di sana. Kebanyakan khawatir jika suatu saat secara tiba harus diputuskan cesar, peralatan medis di sini kurang lengkap. Kasuistik sih memang, tapi pernah ada kejadian..karena mendadak harus cesar karena si ibu punya darah tinggi, maka karena peralatan kurang memadai di sini, si ibu harus dibawa ke banjar. Waktu tempuh perjalanan tanjung-banjar adalah 5-6 jam. Oleh karena kondisi yang kritis, akhirnya nyawa sang ibu melayang di perjalanan. Namun memang ada catatan penting di kasus ini, pihak rumah sakit tidak sigap, karena sang pasien sempat didiamkan cukup lama.

Internetan untuk ibu rumah tangga

Rutinitas sebagai ibu rumah tangga (Ibu RT) terkadang membuat jenuh. Bayangkan saja, menyiapkan sarapan untuk suami, membersihkan rumah, mencuci baju dan menyetrikanya, masak di dapur, dsb. Kegiatan itu dilakukan setiap hari. Semua kegiatan dilakukan di dalam rumah dan praktis hanya menggunakan tenaga tanpa terlalu memporsir kerja otak. Hiburan untuk para ibu biasanya ngobrol dengan para tetangga atau jalan-jalan ke luar (pasar atau mall).
Tiga bulan sudah berlalu saya ikut suami di kalimantan. Selama 3 bulan pertama tersebut, 'pure' menjadi ibu RT. Bagi yang biasa bekerja sebelumnya, hari2 yang dilalui di rumah semakin hari semakin agak membosankan. Walaupun demikian, saya tidak menyesalkan pengalaman 3 bulan saya tersebut kok. Paling tidak sebagai wanita sudah sepantasnyalah mempunyai pengetahuan tentang dapur dan pekerjaan rumah. Di bulan-bulan selanjutnya, mulai ada akses internet di rumah dan mulai mencari celah untuk mengajar kembali.
Dalam pandangan saya, boleh saja seorang istri punya aktivitas di luar atau bekerja, asalkan pekerjaan rumah tetap terkendali. Bagi para istri yang tidak bekerja, untuk memvariasikan kegiatan di rumahnya dan menjadi ibu dan istri yang 'smart',dapat membuka akses internet di rumah. Internet sekarang bukanlah barang yang mahal dan langka. Saya yang tinggal di daerah kabupaten tabalong, kalimantan selatan, alhamdulillah mendapat akses internet yang mudah dan murah. Walaupun kecepatan aksesnya tidak secepat di kota-kota besar, cukuplah untuk chatting via YM dan akses informasi. Ada telkomsel flash atau indosat M2 yang bisa dipilih. Saya adalah pengguna telkomsel flash. Dengan menyisihkan 125 rb tiap bulannya (tanpa menyicil modem), kita bisa internetan di rumah. Jaringan yang ada menggunakan jaringan GPRS dengan kecepatan 115kbps, lumayan.. Kalau di kota besar bisa mencapai 256 kbps. Dijamin, insya allah bermanfaat untuk berusaha menjadi istri atau ibu yang ‘smart’. Selamat mencoba!!