Fiuh..lepas satu ketegangan..

Bismillah...
Hari ini saya maju seminar 1 untuk mepresentasikan penelitian Tugas Akhir saya selama kurang lebih 1 semester ini. Dari semalem perasaannya sudah tidak menentu, dag..dig..dug..derr..lah rasanya. Memang bisa dibilang modal nekat untuk maju seminar hari ini. Soalnya, bayangin aja slide yang akan dipresentasikan baru disetujui oleh dosen pembimbing H-2 seminar. Jadi saya nekat menentukan tanggal seminar dulu baru slide-nya diberesin. Dan alhamdulillah akhirnya beres juga sebelum hari ini.
Kata temen-temen yang nonton sih, saya cukup berhasil, padahal menurut saya sendiri masih banyak kekurangannya, soalnya saya sempat spechless dan merasa keletihan di tengah-tengah presentasi saya. Memang sih, tampaknya lebih enak kalo seminarnya pagi, lebih fresh-sedangkan seminar saya tadi diadakan pada jam 1 siang. Ya.. ambil pelajarannya saja, untuk ke depannya seminarnya pagi dan jangan pake modal nekat aja, tapi persiapan latihan presentasi perlu dipersiapkan sejauh mungkin juga.
Dari seminar tadi, cukup banyak ide2 dan masukan dari dosen penguji, karena memang di TA saya ini terlalu banyak penyederhanaan (asumsi), sehingga jika dibawa ke kehidupan nyata agak2 kurang realistis. Tapi, saya harus tetap optoimis dan semangat, walaupun dengan waktu 2,5 bulan ini rasanya kurang untuk menyelesaikan TA saya ini dengan ide2 yang ditambahkan dosen penguji tadi, tapi sekali lagi, saya harus tetap optimis... Allohu akbar..La haula wa laa kuwwata illa billah..
Wah.., satu hal yang pasti..sore ini saya merasa senang..!! karena berkurang satu tantangan hidup saya... ;D What next?? Wallohua'lam, hanya Dia yang Tahu.
"Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka lakukanlah urusan lain dengan semangat. Bersama kesulitan, pasti ada kemudahan."

kangen dengan sosok ayah

Bismillah...
Sore ini sepulang dari kampus, saya tertegun melihat seorang anak yang dipangku ayahnya. Entah mengapa, pada saat itu saya terkenang akan sosok almarhum ayah. Jika beliau masih ada saat ini, pasti beliau sudah berumur sekitar 50 tahunan. Tak terasa, sudah 9 tahun berlalu-sejak kepergian ayah, saya tidak merasakan lagi canda riang dengannya. Walaupun dulu, sewaktu saya kecil, saya sering marah jika beliau mulai iseng menjaili saya. Tapi ternyata sekarang saya rindu dengannya. Memang, penyesalan selalu datang di akhir. Saya sering menyesal, merasa belum maksimal berbakti kepadanya. Terutama saat beliau sedang sakit. Saya dahulu lebih sering bermain bersama saudara kembar dan teman-teman sekitar rumah, dibandingkan dengan menjaganya ketika beliau sakit.
Untuk mengobati rindu untuk bercanda kembali dengannya, saya selalu berdoa mudah-mudahan kami dipertemukan kembali, entah dimana... Moga di Syurga-Nya yang abadi. Amin.

Ya Rabb, titip rindu untuk ayahku tersayang...