My first pregnancy

Alhamdulillah akhirnya diberi kesempatan juga untuk menerima amanah yang luar biasa ini. Teriring doa dan harapan agar sang janin 8 bulan ke depan dapat lahir dalam keadaan sehat dengan persalinan normal. Dan kelak menjadi anak yang soleh dan solehah. Semoga kami berdua sanggup menjalani amanah ini dengan sebaik-baiknya.
Pada trisemester pertama ini, terkadang muncul perasaan khawatir, mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti keguguran. Jangan terlalu capek dan kurangi berkendara sepeda motor dulu, saran dari beberapa kerabat dan teman dekat. Ketika saya menanyakan kecemasan tersebut ke dokter, beliau tidak menyarankan saya apa-apa. Saya boleh saja berkendara sepeda motor dan beraktivitas seperti biasanya, ujarnya. Dokter tersebut mengatakan bahwa sembilan puluh persen keguguran diakibatkan oleh kualitas sel telurnya yang kurang bagus, kandungan yang lemah, atau adanya toksoplasma. Aktivitas yang berlebih bukanlah penyebab utama keguguran. Pasalnya, kerabat dekat dokter tersebut ada yang berprofesi sebagai instruktur senam aerobic dan ia tidak menyadari kalau ia sedang hamil. Jadi ketika hamil muda, ia masih bersenam aerobic, dan ternyata hal tersebut tidak berdampak apa-apa pada janinnya, karena memang janinnya kuat.
Faktor keguguran karena kecapekan terjadi pada individu-individu yang memiliki kandungan lemah. Hal tersebut menyebabkan ia harus banyak istirahat atau bahkan bedrest di usia-usia kehamilan muda.
Kita tidak mengetahui apakah kandungan kita termasuk yang kuat atau lemah. Oleh karenanya, saat ini saya mengambil sikap waspada, banyak berdoa, dan tawakal pastinya. Sulit untuk tidak mengendarai sepeda motor sama sekali, pasalnya sulit kendaraan umum. Beraktivitas seperti biasa saja. Jika memang terasa badan letih, maka berhenti sejenak. Sambil senantiasa berdoa, “Ya Allah kuatkanlah janin ini”. Terkadang juga suka ngobrol sendiri sama si janin, ”Yang kuat ya dek..” Alhamdulillah, kondisi fisik pada permulaan kehamilan inipun tidak terlalu menganggu, mudah-mudahan tidak ada apa-apa.

Mental primitif

Apakah itu mental primitif? Ternyata menurut sosiolog imam prasojo, adalah mental yang hanya mengandalkan emosi saja (dikutip dari acara Apa Kabar Indonesia). Tidak berfikir, bagaimana ke depannya jika saya melakukan suatu perbuatan. Jadi lebih bersifat reaksional. Tidak salah melakukan sesuatu dengan intuisi, tapi sebaiknya dikombinasikan juga dengan nalar. Acara perbincangan di televise swasta tersebut sedang menyoroti tentang tragedi tawuran antara Mahasiswa UKI dan YAI. Ulah sekelompok orang dari dua belah kubu telah mencoreng citra para mahasiswa lain yang sedang kuliah di kedua kampus tersebut, begitu juga citra rektorat kedua belah pihak, bahkan citra Mahasiswa secara umum. Ternyata pemicunya adalah hal-hal sepele, kemudian ditanggapi dengan kekerasan, saling berbalas-alias dendam, lantas membesar menjadi tawuran. Hal tersebut dilakukan berdasarkan emosi dan amarah, tanpa berfikir akibatnya yang akan merugikan lingkungan sekitar. Padahal jika ada yang tidak beres dengan lingkungan sekitarnya, maka hal itu akan berdampak pada dirinya sendiri kelak. Suatu kebaikan ataupun keburukan yang dilakukan, akan terasa dampaknya pada diri pribadi.
Mental tersebut, ternyata masih dimiliki oleh beberapa pekerja tambang disini, umumnya pekerja yang berasal dari daerah sini (warga lokal). Mereka bertindak semaunya sendiri mengindahkan peraturan yang dibuat perusahaan. Mau tetap digaji, tapi sering tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, padahal masih dalam masa percobaan. Ketika ditindak, mereka tidak terima, malah berbalik mengancam, meneror, dsb.
Ada kasus di perusahaan suami. Saya sampai merinding mendengar ceritanya. Rekan kerjanya, sebut saja Pak W. Pak W ini terpaksa memberhentikan salah seorang pekerja, disebabkan kinerjanya yang tidak bagus, yaitu sering tidak masuk. Si pekerja ternyata tidak terima dengan tindakan tersebut. Dia mengajak teman-temannya yang lain dan kemudian melakukan tindakan terror terhadap Pak W dan keluarganya, sambil membawa parang dan alat-alat tajam lainnya. Istri beliau terpaksa harus dikembalikan ke rumah orang tuanya di pulau Jawa untuk sementara. Pak W ini juga terpaksa memajukan waktu cutinya untuk menghindar dari teror yang dilakukan oleh oknum dengan mental primitif tersebut. Memang pada akhirnya kejadian tersebut membuat kita lebih berhati-hati bersikap. Namun saya sekaligus prihatin dengan sikap para oknum yang sulit diatur dan bertindak semaunya sendiri dengan kekuatan kekerasan (premanisme). Adakah keuntungan yang diperoleh dari kekerasan??

Ini adalah pertama kalinya kampanye pilkada di daerah orang. Perbedaannya hanya pada bahasa yang digunakan. Terkadang mengerti apa yang sedang dibicarakan, terkadang tidak. Ketika ada bahasa Indonesianya, saya mengerti, tetapi ketika pake bahasa tanjung atau banjar, hmmm saya hanya bisa manggut2, dahi sedikit berkerut, sambil senyum2, he..he..
Oh iya, PKS di daerah tabalong ini mendukung calon bupati dengan nomor urut 1, yaitu Bpk Anang. Slogannya adalah A-S-R-I (Amanah Sederhana Ramah dan Ikhlas). Memang daerah Kalimantan selatan ini cukup religius, oleh karenanya Calon yang dimajukan disini adalah Ulama dan Umara. Partai yang mendukung calon bupati ini hanya 3 partai, yaitu PKS, PAN, dan PNBK. Walaupun Cuma bertiga, tetap optimis lah ya..
Rival beratnya adalah No urut 2, yaitu RR. Mengapa saya sebut rival berat, karena beliau adalah Bupati yang sedang menjabat saat ini. Dengan kekuatan birokrasi yang dipegangnya, beliau mengancam pejabat-pejabat daerah di bawahnya untuk mendukungnya. Para camat dipaksa untuk mendukungnya, kalau tidak, beliau tidak segan-segan untuk mencopotnya. Tidak boleh ada tempelan-tempelan selain dukungan terhadapnya. Ini terjadi di daerah tertentu. Saya punya teman yang kenal dengan istri camat tersebut. Sang istri tersebut pendukung PKS, tapi dengan adanya ancaman seperti itu, mau tidak mau beliau mengikuti suaminya mendukung RR. Mendukung belum berarti memilih kan, he..he.. Kalau mereka punya kekuasaan, bukankah ada yang lebih berkuasa dari pada penguasa manusia??
Kampanye dimulai pk.14.00, dan berakhir ketika azan ashar dikumandangkan. Hal yang amat luar biasa yang terjadi hari ini adalah para pendukung yang setia mendengarkan pidato dari kedua calon bupati ini, padahal cuaca hari ini paaanaaaas sekali. Sampai-sampai tempat2 duduk permanent yang terbuat dari semen dilapisi ubin terasa membakar kulit kami. Tapi sekali lagi hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat orang-orang yang menyaksikannya. Untuk menyejukkan suasana sesekali air dari selang pemadam kebakaran menyiram para penonton yang kepanasan. Suasana tersebut mengingatkan saya akan kampanye pilkada terakhir di Jakarta sebelum saya akhirnya hijrah mendampingi suami di sini. Jadi kangen kampung halaman.

Ti..!!!

Saya punya seorang teman kecil, denis namanya. Usianya baru 4 tahun. Kenapa saya sebut teman. Karena sejak hari ini dia memanggil nama saya aja, tanpa ‘tante’ di depan nama saya. Awalnya saya kaget sekaligus lucu. Dia panggil siapa.. Eh ternyata yang dipanggil adalah diriku.
Biasanya denis sering panggil saya, tante… (dengan nada manja). Denis senang sekali dengan truk. Kalau kita lagi pergi ke pasar bersama-sama, setiap truk yang dia lihat, pasti dikomentarin. “Itu truk tante..”, “Truk kapas tante (denis sering salah menyebut sampah dengan kapas)”. Jadi truk sampah, denis sebut ‘truk kapas’. “Truk lagi parkir”, dsb.
Jadi hari ini beda. “Ti, itu truk”.. Saya balas menjawab, “Lagi ngapain truknya denis”. Denis menjawab, “Lagi parker”. Di deket taman alun-alun kota Tanjung,- depan Masjid Agung Tanjung, ada air mancur. Denis tahu biasanya air mancur itu mengalir selayaknya air mancur. Tapi hari ini, air mancurnya mati. Sambil duduk di sebelah saya denis berkomentar, “Ti, airnya mati.” Ha..ha.. lucu banget sih nih anak..

Kambitin

Kambitin adalah nama salah satu daerah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Ada seorang ikhwan yang menikah disana. Oleh karenanya kami bersama-sama menghadiri undangan walimahan tersebut. Daerah ini merupakan daerah transmigrasi dari pulau Jawa. Dari pusat kota Tanjung, kurang lebih memakan waktu setengah jam (tanpa macet sedikit pun). Daerahnya masih lumayan hutan memang, tapi sudah lumayan maju. Terlihat dari bangunan sekolah dasarnya yang masih bagus.
Kambitin terkenal dengan daerah pembenihan ikan. Warga trans jawa di daerah ini pada umumnya bermata pencaharian tambak ikan, yaitu ikan nila, patin, gabus, dll. Walaupun demikian ada pula yang mempunyai perkebunan karet. Mmm hebat juga bukan??
Mendengar pemberitaan tentang operasi yustisi di beberapa daerah. Banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mengadu nasib dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Namun pada kenyataannya, “ibu tiri tidak sejahat ibu kota”. Para urban banyak yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, lantas pada akhirnya tergusur oleh pemerintah kota yang berdalih penertiban tanpa memperhatikan kelanjutan hidup mereka. Alasan para urban pindah ke kota, logis juga, di desa mereka kurang mendapat kesejahteraan. Namun dengan adanya program PNPM dari pemerintah yang baru dicanangkan setahun belakangan ini, mudah2an bisa menjadi solusi pemerataan kesejahteraan ke desa-desa. Kota tabalong kaya akan sumber daya alam hayati, seperti batu bara, minyak, karet, kelapa sawit, batu bata, kayu, dsb. Oleh karenanya tidak ada para pengamen atau pengemis di perempatan jalan. Asalkan mau berusaha insya allah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kembali ke daerah kambitin. Masih banyak lahan kosong disini lho. Mungkin memindahkan para pemukim kumuh Jakarta ke sini bisa menjadi solusi masalah kepadatan penduduk di Jakarta..he..he.. Tapi harus di bina juga, supaya daerahnya bisa tumbuh dengan baik. Pembinaan secara skill kehidupan dan juga ruhani. Supaya para pendatang ini tidak mudah putus asa dalam mengembangkan diri, keluarga, dan daerahnya.