Pendidikan dan Kesehatan masih minim
Published Monday, August 18, 2008 by titi inDua hal tersebut merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan dan kesehatan kerapkali masuk ke dalam program-program para pemimpin yang sedang berkampanye. Di daerah-daerah pedesaan atau kabupaten, mayoritas pendatang kerap mengeluhkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas. Gak hanya cuma pendatang sebenernya..cuma karena biasanya pendatang terbiasa dengan fasilitas yang cukup memadai di tempat sebelumnya (daerah perkotaan), makanya mereka mengeluhkannya. Sarana, prasarana, serta pelaksana di kedua bidang tersebut di daerah-daerah kabupaten masih minim.
Dengan gecarnya era teknologi dan informasi saat ini, internet mengambil peran dalam menutupi kekurangan sumber infomasi untuk pendidikan. Walaupun pada akhirnya, di beberapa daerah, pendidikan yang berkualitas terkadang hanya masih dirasakan oleh golongan menengah saja. Dengan adanya internet, informasi apapun bisa diperoleh. Dengan kata lain, orang tua sebenarnya bisa menutupi kekurangan kualitas pendidikan di desa-desa dengan adanya internet. Akses internetpun sekarang relatif mudah, tidak harus menggunakan kabel. Masalah minimnya informasi berkaitan dengan pendidikan seharusnya bisa diatasi oleh pemerintah daerah setempat dengan masuknya informasi ke desa-desa melalui internet. Memang di satu sisi perlu adanya pelatihan agar masyarakat melek internet. Namun, menurut saya itu bukanlah hal yang sulit, tinggal klik saja kita bisa mengakses informasi melalui internet. Kasih saja satu web site, yaitu search engine 'google', maka insya allah pasti bisa. Namun, dengan derasnya informasi yang masuk melalui internet, sebaiknya pemerintah daerah serta masyarakat perlu mewaspadai efek negatif internet, yaitu adanya situs-situs porno.
Yang kedua yaitu tentang kesehatan. Bidang ini adalah yang harus diperhatikan oleh siapapun, terutama pemerintah daerah setempat. Pasalnya, jika ada kesalahan penanganan atau sarana yang kurang memadai, maka nyawa taruhannya. Ada fenomena untuk para pendatang di daerah tabalong sini, para istri yang sedang hamil pada usia kehamilan 5 atau 6 bulan biasanya memutuskan untuk pulang sejenak ke pulau jawa untuk melahirkan di sana. Kebanyakan khawatir jika suatu saat secara tiba harus diputuskan cesar, peralatan medis di sini kurang lengkap. Kasuistik sih memang, tapi pernah ada kejadian..karena mendadak harus cesar karena si ibu punya darah tinggi, maka karena peralatan kurang memadai di sini, si ibu harus dibawa ke banjar. Waktu tempuh perjalanan tanjung-banjar adalah 5-6 jam. Oleh karena kondisi yang kritis, akhirnya nyawa sang ibu melayang di perjalanan. Namun memang ada catatan penting di kasus ini, pihak rumah sakit tidak sigap, karena sang pasien sempat didiamkan cukup lama.
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life
0 komentar:
Post a Comment