Jembatan..
0 komentar Published Monday, November 26, 2007 by titi inSebuah jembatan punya jasa amat besar untuk menghubungkan dua daerah yang berbeda. Dua daerah yang mempunyai potensi yang berbeda. Dua daerah dengan kepala desa yang berbeda, potensi yang berbeda, sarana dan prasarana yang berbeda, kepentingan yang berbeda, kebutuhan yang berbeda, dan cita-cita serta masa depan yang berbeda.
Sang jembatan mempunyai andil besar dalam melengkapi kekurangan satu daerah dengan daerah yang lainnya. Jika di daerah sendiri tidak ditemukan barang yang diinginkan maka sang penduduk harus melewati jembatan dan kemudian membelinya di daerah tetangganya (jika memang di sana tersedia). Apa jadinya jika tidak ada jembatan?? Bisa jadi kedua daerah tersebut akan mengalami kemajuan yang cukup lama karena berjalan dengan konsep 'seadanya'. Ya..yang ada di daerahnya masing-masing dimaksimalkan saja..
Kalo jembatan adalah makhluk hidup, maka bisa jadi ia akan menjerit karena sering dilewati dengan beban yang cukup berat setiap hari. Atau bisa jadi ia akan berbahagia karena bisa memberikan manfaat yang besar untuk dua daerah. Tergantung bagaimana sang jembatan berperspektif, positive thinking kah? atau sebaliknya..
Yang pasti, menjadi jembatan penghubung antara dua cara pandang orang yang berbeda memang sulit. Butuh kesabaran dan kecerdikan. Kemampuan berkomunikasi mengambil porsi lebih. Terkadang harus berhati-hati juga dalam menyampaikan pesan dari pihak yang lain. Gimana caranya supaya tidak terlalu banyak distorsi pesan. Maksud dari pesannya tersampaikan. Pemilihan kata-kata yang tepat serta cara penyampaian yang baik membuat sebuah pesan bisa diterima dengan baik.
Berlatih dan terus berlatih.. memulai dengan i'tikad yang baik untuk kebaikan dan kemajuan kedua belah pihak.. Kesalahan yang pernah dilakukan diperbaiki dan terus diperbaiki.. he..he..maklum masih berjiwa muda, sedangkan yang dihadapi para orang tua murid, para guru, pak kepsek, dan pihak yayasan.. (jadi pembenaran nih..)
How tough are you?
0 komentar Published Friday, November 23, 2007 by titi inSeberapa tangguhkah dirimu???
menghadapi setiap ujian…
memenuhi setiap janji…
mempertahankan suatu komitmen kebaikan..
menunaikan amanah dan tugas sebaik mungkin..
untuk tidak mengeluh... atau mengurangi keluh kesah..
Sudahkah dirimu berani untuk menghadapi setiap ujian???
Tidak lari atau menghindar..
Seperti seorang murid yang harus menghadapi UAN. Kalaupun sang murid sakit atau ijin pada hari-H UAN, ia akan tetap harus mengerjakan soal-soal UAN tersebut di lain hari. Bahkan kalaupun belum lulus UAN, ia harus mengulangi 1 tahun belajar agar di tahun selanjutnya bisa lulus UAN. Kalaupun waktu setahun terlalu lama, ia boleh mengikuti Ujian paket A, B, atau C.
Sama halnya dengan UAN, manusia pun setiap masa dalam hidupnya pasti diberi ujian, agar naik tingkatannya di hadapan YME. Kalau kita belum lulus atau berhasil melewatinya, suatu saat nanti ujian yang sama akan kita alami terus menerus sampai kita berhasil melewatinya. Sebagai manusia kita hanya mampu untuk memberikan daya upaya yang terbaik..all out. But don’t worry, La Tahzan… Allah tidak akan memberikan ujian melewati batas kemampuan hamba-Nya. Sungguh betapa sayangnya Dia kepada manusia, walaupun terkadang manusia tidak menyadarinya atau tidak percaya diri akan potensi luar biasa yang ada pada dirinya. Setiap problema kehidupan pasti ada jalan keluarnya..asal kita mau berusaha.
How tough are you ti? Now, I’m not tough enough. Sedang berusaha membulatkan tekad untuk tetap istiqomah memberikan yang terbaik.
tukang ojek
0 komentar Published Wednesday, November 21, 2007 by titi inHari ini ada seminar yang diadakan oleh Pearson-Longman, bertempat di JDC. Yang ikut menghadiri seminar tersebut dari sekolah saya adalah tim bilingual, dan saya termasuk di dalamnya. Kami janjian di sekolah pk.05.45 WIB, tapi karena satu dan lain hal kami baru pada kumpul jam 6 teng. Kami semua punya tanggung jawab mengajar hari ini, tapi karena untuk suatu ilmu yang berharga dan tidak melalaikan tanggung jawabnya kepada murid-murid, para guru meninggalkan tugas untuk anak-anak. Sebelum berangkat ada seorang guru yang harus mem-print tugas terlebih dahulu, sehingga kami baru berangkat pk.06.15 wib.
Saya baru sampai di sekolah jam 6, dengan ojek pula. Yang menarik adalah tukang ojeknya S1 lho. Obrolan itu mulai gitu aja, biasa…dengan penampilan saya kayak gini, udah nebak kalo saya adalah seorang guru. Ternyata si tukang ojek adalah lulusan S1 jurusan tarbiyah UIJ. Beliau sudah menikah, dan istrinya pengajar TK. Sambil mencoba memasukkan lamaran ke beberapa sekolah, beliau ngojek.
Terkadang, ada suatu saat dimana seorang istri akhirnya harus membantu memenuhi keperluan rumah tangga. Istri punya skill itu perlu.. Dan skil itu harus terus diasah supaya tidak hilang ilmunya.. Dengan skill yang dimilikinya insya allah sang istri mampu untuk mandiri jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan/tidak diprediksi..
Matematika dan bermain sepeda..
0 komentar Published Friday, November 16, 2007 by titi inJadi teringat pesan yang disampaikan oleh dosen sewaktu kuliah dulu. Belajar matematika itu seperti bermain sepeda. Kita tidak akan bisa mengendarai sepeda jika hanya dengan melihat orang mengendarai sepeda tanpa mencoba untuk menaikinya. Walaupun ada perasaan ragu, takut jatuh, atau bahkan jatuh dan akhirnya terluka. Tapi karena kita ingin bisa, pada akhirnya kita akan berusaha untuk bisa mengendarainya. Dengan bisa mengendarai sepeda, kita bisa bermain sepeda keliling lingkungan rumah bersama teman-teman.
Saya mengajak murid-murid di sekolah untuk belajar matematika dengan cara learning by doing. Setiap pertemuan disi dengan sedikit penjelasan dilanjutkan mengerjakan soal2. Karena menurut saya pada tingkat SD, SMP, dan SMA, matematika lebih banyak berkutat dengan perhitungan. Kalaupun ada pembuktian dan analisis pemecahan masalah, asalkan paham konsepnya dan tahu tahapan-tahapannya, pemecahan masalah bisa dilakukan. Setelah lulus dan mengajarkan matematika, saya baru faham tujuan dari pembelajaran mata kuliah wajib yang diajarkan di kampus dulu. He..he..nyadarnya terlambat niy kayaknya. Tentang algoritma (belajar berfikir sistematis dan bertahap) di pemrograman komputer dan metode numerik, kemampuan analisis di Kalkulus, dsb. Dahulu saya lebih banyak mengeluh dan stress kalau mempelajari materi yang lumayan sulit, apalagi jika bertemu dengan pembuktian teorema atau aksioma di Aljabar Linear. Perasaan.. sulit sekali mencapai cara jago aljabar berfikir. Namun setelah lulus baru terasa manfaatnya. Sekarang terasa lebih tangguh dalam menyelesaikan soal-soal sulit matematika. Rasa penasaran yang tinggi muncul berhdapan dengan soal-soal yang sulit. Mudah-mudahan pengalaman saya selama berkutat dengan dunia matematika bisa saya tularkan ke murid-murid saya di sekolah.
No title..
1 komentar Published Wednesday, November 14, 2007 by titi inAllahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta asaghfiruka wa atuubu ilaik..
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada illah selain Engkau, Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janjiku kepada-Mu, semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat-Mu yang telah Engkau anugrahkan kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku. Maka ampunilah aku, karena sesungguhnya tiada yang mengamouni dosa-dosa selain Engkau.
Dalam sebuah pesan di YM, dituliskan, “Aku tidak akan mengikhlaskan engkau, sampai engkau merasakan neraka”. Maksud hati yang menurut kita baik, tapi jika cara menyampaikannya kurang berkenan di hati lawan bicara, maka bisa jadi belum membawa perbaikan, yang ada malah kalimat ancaman seperti itu. Pasrah..itulah yang terfikir ketika membaca pesan singkat itu. Gemetar jiwa ini..rasanya membayangkan diri ada di dalam neraka. Memang diri ini masih jauh sekali dari tuntunan islam, tapi salahkah jika setiap harinya..setiap menitnya, setiap detiknya senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri. Setelah kita tahu suatu pekerjaan itu ternyata tidak sesuai dengan koridor, lantas untuk apa dilanjutkan, walaupun terkadang ada pihak lain yang merasa tersakiti. Cukup sudah... Ya Rabb, bantulah hamba-Mu ini..
Saya jadi teringat akan sebuah cerita tentang pertanyaan yang ditujukan kepada ahli ibadah dalam suatu hari perhitungan.. Karena apa kamu masuk ke dalam syurga? Si ahli ibadah menjawab, karena amalan-amalan saya. Baiklah, saya ambil kedua mata kamu dan ditimbang/dibandingkan dengan semua amalan ibadah kamu selama di dunia. Hasilnya timbangannya masih berat sebelah, yaitu lebih berat nikmat Allah berupa kedua mata sehingga manusia bisa melihat indahnya dunia. Kagetlah sang ahli ibadah. Namun akhirnya sang ahli ibadah masuk juga ke dalam syurga, tapi bukan karena amalan ibadahnya, melainkan karena rahmat-Nya, Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya. Waallahu a’lam bishowab..
Pada akhirnya, hanya kepada-Nya lah diri ini bertawakal dan berharap. Diri ini sedang berusaha untuk menjadi pribadi sebaik-baik pribadi. Kerikil yang membuat kaki sakit bahkan mungkin terjatuh, tidak membuat diri ini menyerah pada keadaan. Perjalanan harus dilanjutkan walaupun dengan langkah terseok. Kebaikan-kebaikan akan menghapus keburukan. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan setiap peluh dalam usaha untuk meniti di jalan yang diridhai-Nya.
Enam huruf yang membahayakan
0 komentar Published Saturday, November 10, 2007 by titi inMembicarakan keburukan orang lain disebut juga ghibah. Baik keburukan itu sesuai dengan kenyataan ataupun tidak. Ya..kalau sesuai dengan kenyataan masuk ke dalam perkara ghibah, namun jika tidak sesuai fitnah namanya. Penyakit yang bisa membuat hubungan intra personal menjadi tidak harmonis. Jikalau orang yang dibicarakan keburukannya itu tahu maka akan timbul perasaan sakit hati yang cukup mendalam. Karena di depan muka ia terlihat baik tapi dibelakang ia membicarakan keburukan kita. Walaupun bisa jadi ia tidak bermaksud menyebarluaskan keburukan kita, terkadang keinginan membicarakan keburukan temannya itu muncul didorong oleh faktor ketidakberterimaan diri melihat tingkah laku kita yang menurutnya perlu diperbaiki. Namun ia tidak berani memberitahu langsung di hadapan kita karena takut mengganggu hubungan intra-personal antara mereka berdua. Kalau memang seseorang melihat kekurangan yang ada pada saudaranya, bukankah sebaiknya ia diberi tahu secara personal? Jauh lebih menyakitakan jika seseorang diberitahu kekurangannya dengan cara membicarakannya di depan rekan seprofesi yang lain ketika orang yang dibicarakan itu sedang tidak ada. Sungguh tidak bijaksana dan sikap yang gegabah..
Walaupun pada akhirnya orang yang dibicarakan itu bisa berubah atau memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya.. Tapi hati terlanjur sakit karena aib audaranya diobral begitu saja..
Mudah-mudahan saya pribadi terhindar dari sikap seperti itu.. Lindungilah hamba-Mu yang lemah ini ya Rabb..
Pelangi Matematika..
0 komentar Published Tuesday, November 06, 2007 by titi inKali ini tim kami belum berhasil.. Tapi ini adalah pengalaman berharga buat kami. Klub math baru akan mulai berjalan pekan ini. Mudah-mudahan dengan adanya klub ini di sekolah kami, bisa memberikan angin segar dan semangat untuk para murid untuk berprestasi dalam bidang matematika.
Belajar menghargai orang lain
0 komentar Published by titi inMasa SMP adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Perilaku yang kekanak-kanakan seperti saling menghina fisik tidak peduli antara laki-laki dan perempuan ataupun antara sesama mereka. Bahkan mengata-ngatai orang tua pun masih kerap saya dengar dari murid-murid saya.
Hari ini saya kesal mendengar mereka mengatai salah satu murid perempuan, kasar sekali. Dinasihati, tapi yang ada adalah pembelaan diri dan justru menyalahkan yang lain, bukannya instropeksi diri. Dia melakukan hal tersebut di depan guru, tidak segan-segan dan malu. Memang watak anak yang satu ini cukup keras. Sifat kepemimpinan yang ada dalam dirinya terkadang membuat ia lupa diri. Merasa dirinya berprestasi, maka ia merasa berhak untuk menghina atau merendahkan orang lain. Padahal dirinya pun ketika dihina dalam hal fisik, ketidak berterimaannya luar biasa. Marah tidak terkontrol. Tapi..mengapa ia menghina temannya jika ia memang tidak mau dihina?
Mudah-mudahan ia bisa belajar untuk menghargai orang lain..
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life