Bagaimanakah baiknya??
0 komentar Published Wednesday, November 26, 2008 by titi inPro kontra masalah imunisasi halal-haram, menarik perhatian saya. Pada mulanya saya berfikir, imunisasi adalah hal yang wajar, malah patut dilakukan untuk anak-anak balita dan orang dewasa. Mulai dari vaksin BCG, hepatitis, MMR, cacar, polio, campak, tetanus, dsb. Namun, saya tidak menyangka, dibalik khasiatnya, tersembunyi kandungan-kandungan atau bahan pembuat yang tidak halal, serta efek samping yang dalam kasus tertentu membahayakan. Dan hal tersebut menjadikan diri saya ragu tentang konsep imunisasi itu sendiri.
Dalam situs www.imunisasihalal.wordpress.com, diulas cukup banyak mengenai sisi lain (terutama negatif) dari imunisasi. Tidak semua imunisasi berhasil ternyata. Dan ketidakberhasilan tersebut jarang diungkap di publik.
Terfikir sepintas lalu, orang zaman dahulu, bisa survive tanpa imunisasi, mengapa sekarang banyak bermunculan produk2 imunisasi. Segitu besar bahayakah ancaman penyakit di sekitar kita, sehingga mengharuskan imunisasi sebagai bentuk kewaspadaan diri. Tidak adakah bentuk penangkalan lain terhadap penyakit selain imunisasi??
Setelah berdiskusi dengan rekan dan kerabat, serta membaca tentang kegunaan imunisasi TT ketika hamil, serta seberapa mendesaknya, akhirnya saya memutuskan untuk tidak melakukan imunisasi tersebut. Insya Allah aman.. Karena menurut saya, peralatan persalinan yang digunakan saat ini relatif aman dari bibit tetanus, karena steril. Oleh karenanya, saya merasa cukup aman tidak diimunisasi ketika hamil.
Lain halnya dengan bayi saya nantinya. Saat ini saya masih mencari informasi sebanyak2nya dan seakurat2nya mengenai urgensi bayi diimunisasi. Banyak lho imunisasi yang harus dilakukan bayi itu, lebih dari 5 kali. Seberapa pentingkan sang bayi harus menjalani imunisasi. Apakah daya imun dari ASI masih belum cukup?? Bagaimana dengan pemilihan makanan yang sehat buat si kecil?? Yakinkah tidak ada efek samping dari imunisasi tersebut?? Wew..begitu banyak kekhawatiran2 yang melintas berkaitan dengan masalah imunisasi ini. I hope i can give the best for my family..
Imunisasi ketika hamil
0 komentar Published Saturday, November 08, 2008 by titi inSaya berkonsultasi dengan dokter dan bidan untuk mendiskusikan perkembangan janin yang ada dalam janin. Kami baru bertatap muka satu kali dengan kedua profesi tersebut. Terkahir kemarin, saya mengunjungi bidan. Pada pertemuan pertama ini, tidak ada diskusi yang berarti. Sang bidan pun hanya mengecek urin untuk mengetahui apakah saya positif atau tidak. Mungkin karena pertemuan pertama kali yak..jadi prosedur standarnya seperti itu. Tapi ada pernyataan menarik dari bu bidan, beliau memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya saya akan diimunisasi. Kemudian saya bertanya, "imunisasi apa bu?". Lantas beliau menjawab, "Imunisasi agar janin dan ibunya sehat." Jawaban itu terdengar terlalu umum dan kurang memuaskan rasa ingin tahu saya. Waktu terakhir periksa ke dokter, beliau tidak menyarankan saya untuk imunisasi, jadi saya agak ragu jg. Saya memilih untuk tidak menanyakan lebih jauh tentang imunisasi tersebut, dikarenakan saya melihat bu bidan bukan tipe orang yang senang diajak diskusi (agak kurang ramah).
Setibanya di rumah, saya mencari informasi tentang imunisasi pada ibu hamil dari internet dan menanyakan ke tetangga dekat. Walhasil, ternyata imunisasi tersebut adalah imunisasi TT (tetanus). Imunisasi tersebut ditujukan untuk mencegah masuknya bakteri tetanus yang dapat mengancam janin dan ibunya ketika peralatan2 persalinan kurang steril. Misalnya, ketika persalinan terpaksa dilakukan di rumah dengan peralatan seadanya, maka ibu dan janin bisa terlindungi dari bakteri tetanus tersebut.
Imunisasi tersebut bisa dilakukan sekali, dua kali atau tidak sama sekali, tergantung kebutuhannya. Yang pasti, ikuti saran dokter. Terkadang ada juga dokter yang tidak menyarankan imunisasi. Tapi, dari beberapa artikel yang saya baca, imunisasi TT tersebut tidak membahayakan untuk ibu dan janin yang ada dalam kandungan.
Penyebab mual2
0 komentar Published by titi inDikutip dari: www.ayahbunda-online.com
Perasaan tidak enak atau mual-mual di pagi hari yang umumnya dialami wanita hamil disebut morning sickness. Istilah ini disebut juga ngidam karena rasa mual jadi mendingan bila wanita hamil yang mengalaminya mengonsumsi makanan yang enak untuk perutnya.
Morning sickness terjadi karena calon janin mengeluarkan hormon Beta HCG (Human Chorionic Hormon) yang menimbulkan, antara lain, rasa mual yang munculnya di pagi hari. Ini karena sepanjang malam ibu hamil kurang minum, sehingga tidak buang air kecil. Akibatnya, Beta HCG dalam darah tidak dibuang dan meningkat jumlahnya, sehingga menimbulkan rasa mual.
Puncak mual biasa terjadi di minggu ketigabelas usia kehamilan. Pada ibu bekerja, morning sickness bisa terjadi pada sore hari, karena sepanjang pagi hingga siang ibu hamil beraktivitas dan di sore hari kurang minum. Tetapi umumnya ibu bekerja punya motivasi kuat untuk sehat, sehingga morning sickness yang diderita tidak terlalu parah.
Untuk mengatasi morning sickness ini, para calon ibu bisa melakukan beberapa cara:
* Mengatur pola makan.
* Setiap setengah jam minum setengah gelas air atau jus buah segar.
* Jangan takut sering buang air kecil, karena buang air kecil sangat dibutuhkan untuk membuang Beta HCG .
* Mengonsumsi biskuit dan buah-buahan kering semacam kismis, prunes, dan apel. Buah-buahan kering ini mengandung glukosa dan serat tinggi, sehingga melancarkan buang air.
* Kadang-kadang obat dijadikan jalan pintas untuk menghilangkan mual. Padahal tidak selalu berhasil.
* Untuk pasien yang mengalami mual berat, dianjurkan dirawat dan mendapat infus agar banyak buang air kecil, sehingga Beta HCG keluar dan mualnya berkurang.
* Tidur bukanlah cara tepat menghilangkan mual, karena aliran darah jadi tidak lancar, sehingga buang air pun terganggu.
* Bagi ibu hamil yang tidak bekerja, sebaiknya cari kesibukan. Misalnya, berolahraga ringan seperti berjalan kaki atau berenang. Jangan memperlakukan diri seperti orang sakit.
Immanuella F. Rachmani
dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia /RSUPN Cipto Mangunkusumo - Jakarta
Kalau dari pengalaman pribadi, dampak dari mual2 ini adalah selera makan menurun drastis, akhirnya berakibat pada lemasnya tubuh dan tidak semangat untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Kalau tidak dipaksa makan, mungkin tidak akan makan. Beruntungnya saya tidak mengeluarkan lagi makanan yg sudah masuk.
Menghirup suatu bau yang menusuk hidung ternyata dapat menimbulkan mual dan berkurangnya selera makan. Beberapa waktu yang lalu berencana akan makan di sebuah restoran padang, akhirnya tidak jadi makan di sana dan akhirnya memilih untuk membungkus makanannya disebabkan bau bumbu masakan padang yg menusuk hidung.. Kalau dari uraian artikel sebelumnya, mual ada hubungannya dng meningkatnya hormon HCG dalam darah dan salah satu cara mengatasinya adalah dengan sering minum. Nah, kalo mual karena bau-bau yang menusuk hidung, apa penyebabnya? serta gmn cara mengatasinya yah??
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life