Si Bonek..
0 komentar Published Thursday, February 15, 2007 by titi inBocah Nekad, alias Bonek, ternyata tidak hanya berasal dari
Hari ini dia melakukan kegiatan yang nekad lagi, sampai-sampai hampir membahayakan jiwanya. Setelah sebelumnya dia naik tangga ke lantai 2 sendiri tanpa pendamping (kurang lebih 10 anak tangga). Hari ini dia mencoba untuk mengambil gayung (tutup termos) di dalam ember yang berukuran ¾ dari tinggi badannya. Dan yang ada adalah bukannya dia berhasil ngambil tutup termos itu, tapi malahan dianya masuk ked lam ember yang berisi 1/2 tinggi ember, dengan posisi kaki di atas dan kepala di bawah alias kelelep/tenggelam. Memang waktu itu di luar pengawasan orang dewasa (sedang lengah), sehingga hampir aja gak ketahuan. Tapi, alhamdulillah keburu ketahuan uminya. Ya..kontan aja dong si bonek itu nangis sekejer-kejernya, dan orang-orang sekitarnya pada kaget deh. Emang lucu juga sih.., bonek tapi cengeng. Namanya juga anak kecil. Memang usia balita adalah usia yang sedang lucu-lucunya, tapi usia yang bikin orang dewasa pada kesel juga dengan kenakalannya.
Emang keponakan saya yang satu ini ga ada duanya deh, dalam hal kenekadan tentunya. Kalo kakaknya mah, sekali diperingatin, langsung takut (ada yang ditakutin). Ai yang satu ini mah, kebal bo! Emang sih ada sisi positifnya ketika dia tidak takut apapun selain-Nya, tapi jadi bikin kita deg-degan dan khawatir. Lengah dari pengawasan dikit aja, udah deh bisa bahaya, terkadang membahayakan dirinya sendiri.
Besar harapan kami, mudah-mudahan dia menjadi anak yang pemberani tapi soleh. Walaupun dia sekarang nakal, jail, dan ga bisa diam, but someday we hope that he will changed.
Ketika harus memilih..
0 komentar Published Wednesday, February 14, 2007 by titi inBerusaha mewujudkan cita-cita yang hanya untuk memenuhi ambisi pribadi ataukah menjadi manusia dengan cita-cita baru sehingga selaras dengan kepentingan orang lain.
Mengapa cita-cita harus diselaraskan dengan orang lain? Karena kita tidak bisa hidup sendiri di dunia ini. Dan ketika hidup dengan orang lain, kita memiliki peran tertentu terhadap orang tersebut.
Yang penting adalah jangan sampai kehilangan cita-cita, karena itu sama artinya dengan kehilangan tujuan hidup. Apalah artinya hidup jika kita tidak tahu arah tujuannya. Ombak dan badai yang deras akan mudah menghantam kapal jika sang nahkoda tidak segera mengambil keputusan apakah dia tetap pada posisinya dan menerjang badai ataukah mundur dan mencari jalan lain yang lebih cerah. Toh tujuan akhirnya sama, kenapa harus memilih jalan yang lebih sulit.
Memilih jalan lain tidak berarti menyerah dan enggan untuk bersusah payah. Perlu diingat, setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Namun untuk waktu dan kondisi tertentu mungkin itu adalah keputusan yang terbaik. Mengambil keputusan secara rasional dan sesuai dengan kata nurani, kemudian menyerahkan hasilnya kepada sang khalik tampaknya adalah pilihan yang cukup bijaksana.
Saat ini saya memilih untuk menjadi seorang tenaga pengajar matematika. Dari
Tentukan pilihan dari sekarang!
Arahkan setiap kejadian pada keduanya..
0 komentar Published by titi in(sambungan dari ‘3 hari yang mendebarkan’..)
Alhamdulillah masih diselamatkan
Pada tanggal 3-5 Februari,
Tapi, sanak saudara banyak yang menelfon ke rumah menanyakan kondisi kami dan memberikan informasi seputar jam kemungkinan air kiriman datang. Malahan ada yang meminta kami untuk mengungsi ke
Bersyukur kepada-Nya,dalam suasana cemas dengan gosip air bah plus hujan pada dini hari yang cukup deras,air masih dalam ambang normal.
Di daerah lain..
Tepatnya di daerah Kampong Pulo dan Tanjung Lengkong (samping sungai ciliwung),tempat kedua teman saya bermukim,pada awal mula ciliwung meluap, daerah tersebut sudah kebanjiran sebatas pinggang. Kemudian air sempet surut,tapi sehari kemudian air bertambah lagi..lagi..dan semakin tinggi sampai menutupi lantai 1 rumah mereka. Mereka sempat menyelamatkan barang-barang berharga ke lantai 2,namun ternyata air terus bertambah sampai setinggi kurang lebih 1 meter di lantai 2 rumah mereka. Kedua teman saya sudah mengungsi ke tempat lain. Anak-anaknya dititipkan ke rumah saudara ataupun ke teman. Dan ada yang mengungsi ke rumah orang tua yang alhamdulillah tidak kebanjiran.
Minggu, 11 Februari 2006
Saya dan teman-teman pengajian, menengok kedua teman saya yang terkena musibah banjir itu. Hari ini air sudah surut. Di
Mba yang satu lagi,rumahnya kelelep air setinggi pinggang orang dewasa (tapi di lantai 2). Beliau belum bisa melihat kondisi rumahnya,karena gang menuju rumahnya terhalang oleh bangunan rumah yang roboh akibat derasnya aliran air. Pada saat kami ke
Di
Dalam perjalanan menuju kampung pulo,kami melewati camp-camp pengungsi banjir. Kondisinya sungguh memprihatinkan,bau pesing yang menusuk hidung,baju-baju yang pating ngegelantung di sana-sini-yang bisa mengundang nyamuk datang,barang-barang berserakan,dsb. Mudah-mudahan kondisi tersebut segera berakhir. Walaupun ada sebagian dari mereka yang harus mengungsi lebih lama lagi karena kondisi rumah yang rusak parah akibat banjir.
Di daerah pemukiman elite Kelapa Gading, seorang ibu menjadi stress karena rumahnya terendam banjir yang tingginya 1 lantai. Semua barang berharga dan elektronik yang ada di dalam rumah hancur sudah.
3 Hari Yang Mendebarkan..
2 komentar Published Saturday, February 10, 2007 by titi inHari Jumat, 2 Feb’06, saya berangkat ngajar seperti biasa. Cuma memang pagi itu saya bangun agak terlambat karena terlalu letih dengan aktivitas kemarin dan jam tidur yang agak larut. Yang biasanya saya berangkat jam 05.40 dari rumah, hari itu saya berangkat jam 6 lewat, dan al-hasil memang saya terlambat sampai di sekolah dan sudah ada yang menggantikan saya mengajar. Pagi itu
Air yang luber dari kali deket rumah (15-20 meter), mulai naik seiring dengan bertambahnya waktu. Walaupun dibatasi oleh tembok, air tetap bisa masuk melalui bawah tanah dan celah-celah tembok kecil (persis seperti mata air). Mulanya air memenuhi lapangan bulu tangkis yang ada di depan rumah, terus semakin merambat naik menapaki tangga sampai mencapai halaman rumah. Pada pukul 1 dini hari, listrik di daerahku padam, dan itu berarti air sudah naik cukup tinggi, sehingga gardu listriknya harus dimatikan untuk menghindari konslet. Tepatnya pukul 3 dini hari sabtu, air sudah masuk ke halaman rumah, kurang lebih 10 cm lagi air masuk ke dalam rumah. Pada waktu itu saya bertanya ke teman saya yang tinggal tak jauh dari rumah (RW sebelah), “sudah setinggi apa air di
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life