Fiuh..lepas satu ketegangan..
0 komentar Published Thursday, December 08, 2005 by titi inBismillah...
Hari ini saya maju seminar 1 untuk mepresentasikan penelitian Tugas Akhir saya selama kurang lebih 1 semester ini. Dari semalem perasaannya sudah tidak menentu, dag..dig..dug..derr..lah rasanya. Memang bisa dibilang modal nekat untuk maju seminar hari ini. Soalnya, bayangin aja slide yang akan dipresentasikan baru disetujui oleh dosen pembimbing H-2 seminar. Jadi saya nekat menentukan tanggal seminar dulu baru slide-nya diberesin. Dan alhamdulillah akhirnya beres juga sebelum hari ini.
Kata temen-temen yang nonton sih, saya cukup berhasil, padahal menurut saya sendiri masih banyak kekurangannya, soalnya saya sempat spechless dan merasa keletihan di tengah-tengah presentasi saya. Memang sih, tampaknya lebih enak kalo seminarnya pagi, lebih fresh-sedangkan seminar saya tadi diadakan pada jam 1 siang. Ya.. ambil pelajarannya saja, untuk ke depannya seminarnya pagi dan jangan pake modal nekat aja, tapi persiapan latihan presentasi perlu dipersiapkan sejauh mungkin juga.
Dari seminar tadi, cukup banyak ide2 dan masukan dari dosen penguji, karena memang di TA saya ini terlalu banyak penyederhanaan (asumsi), sehingga jika dibawa ke kehidupan nyata agak2 kurang realistis. Tapi, saya harus tetap optoimis dan semangat, walaupun dengan waktu 2,5 bulan ini rasanya kurang untuk menyelesaikan TA saya ini dengan ide2 yang ditambahkan dosen penguji tadi, tapi sekali lagi, saya harus tetap optimis... Allohu akbar..La haula wa laa kuwwata illa billah..
Wah.., satu hal yang pasti..sore ini saya merasa senang..!! karena berkurang satu tantangan hidup saya... ;D What next?? Wallohua'lam, hanya Dia yang Tahu.
"Apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, maka lakukanlah urusan lain dengan semangat. Bersama kesulitan, pasti ada kemudahan."
kangen dengan sosok ayah
0 komentar Published Wednesday, December 07, 2005 by titi inBismillah...
Sore ini sepulang dari kampus, saya tertegun melihat seorang anak yang dipangku ayahnya. Entah mengapa, pada saat itu saya terkenang akan sosok almarhum ayah. Jika beliau masih ada saat ini, pasti beliau sudah berumur sekitar 50 tahunan. Tak terasa, sudah 9 tahun berlalu-sejak kepergian ayah, saya tidak merasakan lagi canda riang dengannya. Walaupun dulu, sewaktu saya kecil, saya sering marah jika beliau mulai iseng menjaili saya. Tapi ternyata sekarang saya rindu dengannya. Memang, penyesalan selalu datang di akhir. Saya sering menyesal, merasa belum maksimal berbakti kepadanya. Terutama saat beliau sedang sakit. Saya dahulu lebih sering bermain bersama saudara kembar dan teman-teman sekitar rumah, dibandingkan dengan menjaganya ketika beliau sakit.
Untuk mengobati rindu untuk bercanda kembali dengannya, saya selalu berdoa mudah-mudahan kami dipertemukan kembali, entah dimana... Moga di Syurga-Nya yang abadi. Amin.
Ya Rabb, titip rindu untuk ayahku tersayang...
Oh bunda....
0 komentar Published Tuesday, November 01, 2005 by titi inSaat ini saya sedang di jakarta. Di akhir penghujung Ramadhan yang mulia ini, ada sepenggal kisah yang membuat saya merenung.
Suatu hari di sela-sela obrolan siang saya besama mamah, ada cerita menarik yang mengetuk hati saya. Walaupun tidak ada yang spesial dari cerita tersebut, entah mengapa cerita itu membuat saya merenung. Beliau bercerita tentang bisnis kue lebarannya yang lumayan tahun ini dan intrik-intrik yang menyertai proses pembuatan kue tersebut.
Intrik yang akan saya angat dalam media blogger ini yaitu tentang pembagian uang upah para karyawan yang ikut membantu ibu memproduksi pesanan kue lebaran. Alhamdulillah, walaupun omset tidak terlalu besar, mamah bisa bagi-bagi rejeki ke saudara-saudara-karena sebagian besar karyawannya adalah saudara dari mamah sendiri. Di antara para karyawan tsb, terdapat ibu dan anak. Sang ibu memilih untuk dibayar harian sedangkan sang anak memilih untuk dibayar di akhir proses produksi. Jadi saat para karyawan di penghujung Ramadhan menerima Gajinya, sang ibu tidak lagi. Saat pembagian gaji, sang anak tidak ada di Jakarta karena harus menjemput adiknya di kampung untuk berlebaran di Jakarta. Mereka memilih Lebaran di Jakarta karena tidak punya uang yang cukup untuk mudik. Sebagian besar anggota keluarga mereka kini tinggal di Jakarta. Saat diberitahukan jumlah uang yang diperoleh si anak sebagai hasil jerih payahnya selama ini, sang anakpun terkejut seraya berucap hamdalah dikarenakan jumlah uangnya yang cukup besar. Namun ada satu hal yang membuat saya terkejut, sang anak berkata "mamah is, uang gaji 'B' jangan dititipin ibu ya..". Mengapa bisa begitu? Mamah saya menduga, bisa jadi uangnya khawatir dipake-lantas habis. Ada beberapa hal yang menurut saya janggal mewarnai hubungan seorang ibu dan anak. Diantaranya tidak adanya kepercayaan antara keduanya. Selain itu, kejadian itu makin membuat saya semakin percaya akan kebenaran peribahasa "Kasih ibu sepanjang hayat, kasih anak sepajang galah". Padahal, walaupun dalam mendidik anak seorang ibu tidak minta untuk dibayar, sudah sepatutnya sang anak membalas kebaikannya sebaik mungkin, dalam hal ini misalnya menyisihkan sedikit penghasilannya untuk ibu tersayang. Bahkan jika semasa hidup sang anak berusaha untuk membalas kebaikan ibunda, saya pikir tidak akan pernah cukup.
Bunda.......saya sayang bunda... Begitu besar pengorbananmu kepada kami- anak-anakmu...
Kami- anak-anakmu tidak akan pernah melupakan pengorbananmu itu...
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life