My Third Nephiew was Born- long journey
Published Wednesday, January 10, 2007 by titi inTanggal 10 Desember 2006 merupakan hari perkiraan kelahiran keponakanku yang ketiga, karena pada tanggal itu genap usia kehamilan kakakku 40 minggu. Namun, itu adalah prediksi dokter, terkadang bisa maju ataupun mundur. Hasil USG mengatakan ponakanku yang satu ini laki-laki lagi dan beratnya kurang lebih 3 kg.
Manusia hanya bisa berusaha dan berencana, namun Tuhan jua yang punya kehendak. Setelah kami semua menanti kelahirannya pada tanggal 10 Desember, dedek yang ada dalam perut kakakku tidak menunjukkan tanda-tanda kelahiran (ga mules-mules). Sampai dengan tiga hari pasca tanggal prediksi kelahiran, belum ada tanda-tandanya juga. Akhirnya pada tanggal 13 Des ’06 atau rabu sore, kakakku kontrol ke Rumah Sakit. Atas persetujuan dokter, kakakku memutuskan untuk diinduksi (dibikin mules) supaya si bayi segera keluar. Kakakku pingin bisa lahir normal-tidak di operasi cessar, sehingga langkah induksi pun diambilnya. Walaupun sebenarnya, bayarannya adalah rasa mules yang luar biasa hebat dibandingkan jika tidak diinduksi. Ya..tanya saja ke ibu hamil, gimana rasanya jika mules mau melahirkan. Apalagi jika harus diinduksi mulai dari pembukaan satu. Subhanallah.. pengorbanan yang luar biasa hebatnya.
Kamis- 14 Des ‘06, hari kedua kakakku menginap di rumah sakit. Beliau mulai dikasih infus yang diberi obat induksi, tapi masih bisa bercanda, ngobrol di telfon, dan mau makan. Sampai dengan malam harinya, kami-di rumah mendapatkan informasi bahwa beliau sudah pembukaan satu. Memang, selama kakak di rumah sakit, kita sering kontak-kontakan. Orang rumah tampaknya sudah ga sabar menanti kehadiran si jabang bayi, terutama mamah. Mamah paling perhatian dengan kondisi kakak. Mungkin intuisi keibuannya mengantarkannya untuk menemani kakak di saat-saat sulitnya. Bahkan tampaknya beliau lupa dengan kaki kirinya yang sering kesemutan dan sakit.
Jumat-15 Des ’06, hari ketiga. Mulai ada perkembangan, pada pagi hari pembukaannya sudah sampai dengan dua. Kakak iparku bilang, semalam (kamis malam) sampai dengan pagi ini, rasa mules yang dialami kakakku, makin hebat. Aku ditugaskan mamah untuk ngoplos kakak iparku. Beliau mau istirahat dan sholat jumat dulu. Kata mamah, kasian kakakku kalo ga ada yang nemenin. Walaupun saya tidak bisa berbuat banyak, paling enggak beliau ada teman untuk berbagi rasa sakit dan membantunya untuk bolak-balik ke kamar mandi. Selama saya menemaninya, saya sedikit merasakan kesakitan mules yang dilami kakak. Mules yang beliau rasakan, punya siklus. Semakin bertambah dosis obat mules yang ditambahkan, maka siklus mulesnya semakin cepat. Dan sepertinya mules yang dirasakannya amat luar biasa sakitnya. Hal itu bisa kurasakan dari remasan tangan kakak ke tanganku. Namun alhamdulillah, sampai dengan siang-sekitar pukul 13.00, kemulesan itu menghasilkan pembukaan
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life
0 komentar:
Post a Comment