Saat kita harus memilih...

Assalamu'alaikum.wr.wb.
Manusia setiap saat dan waktu selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan, dan itu bukanlah hal yang aneh lagi. Tapi keberanian untuk memilih yang sesuai dengan hati nurani dan impian, bukanlah hal yang mudah. Ada tanggung jawab yang harus ditanggung sendiri. Tapi benarkah tanggung jawab itu harus sepenuhnya kita tanggung sendiri? Apakah kita tidak boleh membaginya dengan yang lain? Saya rasa boleh-boleh saja. Namun itu berarti kita harus siap dan mau juga jika ada orang lain yang mau berbagi tanggung jawab/konsekuensi atas pilihannya dengan kita, minimal berbagi cerita. Walaupun yang melaksanakan konsekuensi adalah sang pengambil keputusan, namun ia butuh motivasi untuk bergerak menjalankan konsekuensinya itu.
Saya sedang dihadapkan pada pilihan-pilihan hidup. Dunia pasca kampus memang dunia nyata. Walaupun sudah pernah melakukan simulasi-simulasi kehidupan ketika di kampus, tapi tetap saja keberanian untuk mengambil suatu pilihan bukanlah hal yang mudah. Keraguan dan kecemasan kerap kali menghampiri. Namun, berada dengan lingkungan yang penuh dengan kasih sayang memberikan kekuatan tersendiri, membuat pikiran rileks dan tetap pada gelombang alfa. Entahlah.., proses long life learing dan menjadi manusia pembelajar baru saja akan dimulai. Bismillah...
Wassalamu'alaikum.wr.wb

Football fever.. ck..ck..

Bismillah...
Nonton Tv, iklan-iklannya pasti dihubungin dengan bola, walaupun terkadang aku dan teman-teman kos suka pandang-pandangan dan dahi berkerut plus ekspresi muka penuh tanda tanya abis liat iklan itu, maksudnya?? Pokoknya iklannya ga banget deh.. gak nyambung maksudnya..
Coba aja deh liat iklan nickelodeon yang di global tv, kuis cerdas cermat campur bola campur tayangan2 nick..de-el-el. Aku ga ngerti maksudnya dan kayaknya ga nyambung deh..agak2 maksa..
Buka milis Kabinet KM, perbincangannya juga ga jauh dari bola. Denger anak2 di lab pada ngobrol juga pada ngobrolin bola.. Semakin menuju final tampaknya perbincangannya semakin seru. Nge-YM ama cica, juga ngobrolin bola. He..he.. terkadang emang seru juga siy, suka ga sadar jadi nimbrung juga ke obrolan mereka. Walaupun wawasan bolanya sedikit, ada lah yang nyambung-nyambung ;p
Mamah dirawat di rumah sakit. Tapi mudah-mudahan siy hari ini udah pulang. Soalnya kalo sampe final belum pulang dari rumah sakit, tampaknya my twin brother bakalan minta shift jaganya diganti deh, soalnya dia mau nonton bola. Hmm..titi, suudzon aja niy ama saudara kembarnya sendiri, tapi dugaanku gitu siy. Terlepas dari itu, aku berharap ibuku segera pulang dari rumah sakit, soalnya walau gimanapun, siapa juga yang mau dinfus lama-lama di rumah sakit.
Piala dunia kali ini tampaknya lebih heboh dari biasanya. Iklan-iklan di Tv juga lebih semarak. Tapi sayang, kalo ngeliat presenter acara bola di SCTV kurang seru and terlalu formal banget settingannya, beda kayak waktu di RCTI dulu. Dik doank, tamara, de-el-el emang jago kalo soal ngebawain acara bola.
Promosi beberapa produk deterjen pun ikutan ketularan demam bola ini. Bayangin dong, ibu-ibu lomba futsal. Seru dan lucu.. ;D Produk susu juga ada yang ngadain pertandingan futsal anak-anak. Pokoknya aji mumpung deh.
Tapi dibalik itu semua, setelah semua demam bola ini usai, dunia akan kembali menyoroti kearoganan amerika dan israel, bencana di Indonesia yang semakin banyak, kriminalitas dimana-mana, dsb.
Fenomena demam bola ini memang mengalihkan dunia pada suatu fantasi (permainan). Permainan yang mengajarkan kesportifitasan, keadilan, kebersamaan, ketegasan dalam kebenaran yang diusung oleh sang wasit, kesetiaan, dan perdamaian. Tapi sayangnya dunia nyata memang tidak seindah fantasi, tapi fantasi itu masih mungkin bisa diterapkan dalam dunia nyata (buktinya piala dunia ini berjalan secara fair). Jadi dunia nyata seperti yang diajarkan oleh nilai-nilai piala dunia masih mungkin terwujud, andaikan tidak ada keegoisan yang berlebih dan keangkuhan dari manusia itu sendiri.
Semoga dan semoga... Kapan ya dunia ini akan aman dan damai? Waallahu a'lam bishowab.


Antara dorongan dan tekanan

Mba, kalo udah lulus nanti mau ngelanjutin S2?
Mba, kalo nanti udah lulus mau langsung ke jakarta atau mau nyari kerja dulu di bandung?
Mba, kalo nanti pindah, kamarnya ku tek ya...
Mba jadi lulus juli ini?
Kapan ti lulusnya...?
Abis lulus mau ke mana?
Gimana kabar TA-nya?

Mmm... dorongan yang luar biasa. Hampir bertemu dengan saudara atau teman dekat, pasti muncul pertanyaan itu. Pada mulanya saya menanggapinya dengan santai dan semangat, tapi lama-lama bosen juga dengernya, dan terasa seperti tekanan.
Saat ini saya sedang mempersiapkan seminar2. Persiapan yang tidak mudah, menyiapkan draft TA dan juga melakukan finishing touch pada TA saya. Otak diputar 7 keliling untuk menyelesaikan persamaan differensial dengan numerik menggunakan software mathlab-suatu software yang baru saya kenal di tingkat4. Mata kuliah sarjana yang saya ambil di semester ini pun bergantian mencari perhatian saya dengan tugas-tugasnya yang tidak sedikit. Plus UAS yang menjelang di akhir mei dan awal juni nanti.
Ya Allah, memang saat ini saya merasa tertekan luar biasa. Rasa optimis dan pesimis datang silih berganti. Ini adalah ujian hidup yang baru bagi saya. Mudah-mudahan saya bisa mendorong bola tenis yang sedang menghambat saluran airnya, supaya bisa lancar kembali. Supaya saya bisa melihat kembali dunia saya yang sebenarnya... Lapangkanlah jiwa ini ya rabb... Luaskanlah cara pandangnya...