Kampanye Pilkada di Tabalong
7 komentar Published Thursday, October 16, 2008 by titi inIni adalah pertama kalinya kampanye pilkada di daerah orang. Perbedaannya hanya pada bahasa yang digunakan. Terkadang mengerti apa yang sedang dibicarakan, terkadang tidak. Ketika ada bahasa Indonesianya, saya mengerti, tetapi ketika pake bahasa tanjung atau banjar, hmmm saya hanya bisa manggut2, dahi sedikit berkerut, sambil senyum2, he..he..
Oh iya, PKS di daerah tabalong ini mendukung calon bupati dengan nomor urut 1, yaitu Bpk Anang. Slogannya adalah A-S-R-I (Amanah Sederhana Ramah dan Ikhlas). Memang daerah Kalimantan selatan ini cukup religius, oleh karenanya Calon yang dimajukan disini adalah Ulama dan Umara. Partai yang mendukung calon bupati ini hanya 3 partai, yaitu PKS, PAN, dan PNBK. Walaupun Cuma bertiga, tetap optimis lah ya..
Rival beratnya adalah No urut 2, yaitu RR. Mengapa saya sebut rival berat, karena beliau adalah Bupati yang sedang menjabat saat ini. Dengan kekuatan birokrasi yang dipegangnya, beliau mengancam pejabat-pejabat daerah di bawahnya untuk mendukungnya. Para camat dipaksa untuk mendukungnya, kalau tidak, beliau tidak segan-segan untuk mencopotnya. Tidak boleh ada tempelan-tempelan selain dukungan terhadapnya. Ini terjadi di daerah tertentu. Saya punya teman yang kenal dengan istri camat tersebut. Sang istri tersebut pendukung PKS, tapi dengan adanya ancaman seperti itu, mau tidak mau beliau mengikuti suaminya mendukung RR. Mendukung belum berarti memilih kan, he..he.. Kalau mereka punya kekuasaan, bukankah ada yang lebih berkuasa dari pada penguasa manusia??
Kampanye dimulai pk.14.00, dan berakhir ketika azan ashar dikumandangkan. Hal yang amat luar biasa yang terjadi hari ini adalah para pendukung yang setia mendengarkan pidato dari kedua calon bupati ini, padahal cuaca hari ini paaanaaaas sekali. Sampai-sampai tempat2 duduk permanent yang terbuat dari semen dilapisi ubin terasa membakar kulit kami. Tapi sekali lagi hal tersebut tidaklah menyurutkan semangat orang-orang yang menyaksikannya. Untuk menyejukkan suasana sesekali air dari selang pemadam kebakaran menyiram para penonton yang kepanasan. Suasana tersebut mengingatkan saya akan kampanye pilkada terakhir di Jakarta sebelum saya akhirnya hijrah mendampingi suami di sini. Jadi kangen kampung halaman.
Ti..!!!
0 komentar Published Tuesday, October 14, 2008 by titi inSaya punya seorang teman kecil, denis namanya. Usianya baru 4 tahun. Kenapa saya sebut teman. Karena sejak hari ini dia memanggil nama saya aja, tanpa ‘tante’ di depan nama saya. Awalnya saya kaget sekaligus lucu. Dia panggil siapa.. Eh ternyata yang dipanggil adalah diriku.
Biasanya denis sering panggil saya, tante… (dengan nada manja). Denis senang sekali dengan truk. Kalau kita lagi pergi ke pasar bersama-sama, setiap truk yang dia lihat, pasti dikomentarin. “Itu truk tante..”, “Truk kapas tante (denis sering salah menyebut sampah dengan kapas)”. Jadi truk sampah, denis sebut ‘truk kapas’. “Truk lagi parkir”, dsb.
Jadi hari ini beda. “Ti, itu truk”.. Saya balas menjawab, “Lagi ngapain truknya denis”. Denis menjawab, “Lagi parker”. Di deket taman alun-alun kota Tanjung,- depan Masjid Agung Tanjung, ada air mancur. Denis tahu biasanya air mancur itu mengalir selayaknya air mancur. Tapi hari ini, air mancurnya mati. Sambil duduk di sebelah saya denis berkomentar, “Ti, airnya mati.” Ha..ha.. lucu banget sih nih anak..
Kambitin
1 komentar Published Sunday, October 12, 2008 by titi inKambitin adalah nama salah satu daerah di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Ada seorang ikhwan yang menikah disana. Oleh karenanya kami bersama-sama menghadiri undangan walimahan tersebut. Daerah ini merupakan daerah transmigrasi dari pulau Jawa. Dari pusat kota Tanjung, kurang lebih memakan waktu setengah jam (tanpa macet sedikit pun). Daerahnya masih lumayan hutan memang, tapi sudah lumayan maju. Terlihat dari bangunan sekolah dasarnya yang masih bagus.
Kambitin terkenal dengan daerah pembenihan ikan. Warga trans jawa di daerah ini pada umumnya bermata pencaharian tambak ikan, yaitu ikan nila, patin, gabus, dll. Walaupun demikian ada pula yang mempunyai perkebunan karet. Mmm hebat juga bukan??
Mendengar pemberitaan tentang operasi yustisi di beberapa daerah. Banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mengadu nasib dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Namun pada kenyataannya, “ibu tiri tidak sejahat ibu kota”. Para urban banyak yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh, lantas pada akhirnya tergusur oleh pemerintah kota yang berdalih penertiban tanpa memperhatikan kelanjutan hidup mereka. Alasan para urban pindah ke kota, logis juga, di desa mereka kurang mendapat kesejahteraan. Namun dengan adanya program PNPM dari pemerintah yang baru dicanangkan setahun belakangan ini, mudah2an bisa menjadi solusi pemerataan kesejahteraan ke desa-desa. Kota tabalong kaya akan sumber daya alam hayati, seperti batu bara, minyak, karet, kelapa sawit, batu bata, kayu, dsb. Oleh karenanya tidak ada para pengamen atau pengemis di perempatan jalan. Asalkan mau berusaha insya allah bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kembali ke daerah kambitin. Masih banyak lahan kosong disini lho. Mungkin memindahkan para pemukim kumuh Jakarta ke sini bisa menjadi solusi masalah kepadatan penduduk di Jakarta..he..he.. Tapi harus di bina juga, supaya daerahnya bisa tumbuh dengan baik. Pembinaan secara skill kehidupan dan juga ruhani. Supaya para pendatang ini tidak mudah putus asa dalam mengembangkan diri, keluarga, dan daerahnya.
Followers
About Me
- titi
- Someone who learns from real-life