Siapa yang paling tahu???

Bismillahirrahmanirrahim.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagi kamu. Sebaliknya, boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu buruk untukmu."

Siapa yang paling tahu tentang apa yang terbaik buat kita di alam jagad raya ini? Tentu saja Dia bukan? Setelah itu barulah diri kita sendiri. Jadi jika demikian, layakkah kita bersikap sok tahu, kecewa, sombong, atau frustasi?
Setiap manusia diberi 'rasa' oleh Yang Maha Kuasa berupa perasaan sayang, cinta, suka, benci, marah, sedih, kecewa, bahagia, dsb. Ketika pada suatu keadaan kita dihadapkan pada suatu pilihan hidup, maka ada baiknya kita melibatkan tangan Allah swt. didalamnya. Bagi seorang muslim, biasanya dan sebaiknya kita melakukan shalat istikhoroh terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan atas pilihan2 tersebut. Sebelum itu tentunya, kita melakukan hitung menghitung keuntungan (manfaat) dan kerugian (mudharat) terlebih dahulu atas tiap-tiap pilihan yang ada tersebut, barulah kemudian dimantapkan dengan istikhoroh. Setelah perhitungan, usaha optimal, doa, dan istikhoroh dilakukan, barulah manusia bertawakal atas segala ketentuan yang digariskan oleh-Nya. Pasrah.... (bukan dalam arti negatif lho! ;D)
Adakah yang salah dengan dengan sikap pasrah? Tentu saja ada. Tergantung darimana kita memandangnya. Jikalau yang terjadi adalah pasrah yang tidak produktif, mau aja diinjak-injak oleh orang lain, menerima apa saja yang digariskan-Nya tanpa didahului oleh usaha yang sungguh-sungguh, gak punya prinsip hidup-seperti air mengalir saja, maka itu adalah pasrah yang kudu dihindari. Hal itu kurang mensyukuri kehidupan namanya... Wong disuruh mencari bekal amal kebaikan selama di dunia, eh ini teh malahan gak punya tujuan hidup, lemah, malas, loyo, gak produktif, dll. Siap-siaplah menjadi orang yang rugi kalo gitu...!! Oleh karenanya, kalo kita masih termasuk orang yang kurang produktif dan gak punya tujuan hidup, hayuk atuh kita bangun atau perbaharui tujuan hidup kita, agar tidak salah jalan...
Pasrah yang satu lagi adalah pasrah yang berkonotasi positif. Ketika usaha optimal sudah dilakukan, doa yang khusyuk sudah dipanjatkan, segala hal sudah dilakukan berdasarkan apa yang terbaik menurut kita, salahkah jika seorang makhluk yang lemah bersikap pasrah? Siapakah yang paling tahu di alam jagad raya ini? Tentu saja Dia..., Dialah Allah swt. yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Pemurah lahi Penyayang. Sudahkah kita menjadi manusia yang pasrah dalam arti kata positif, lebih tepatnya lagi sudahkah kita menjadi hamba-hamba-Nya yang bertawakal atas segala ketentuan-Nya??? Kalaupun belum, mari kita sama-sama berusaha munuju kesana. Waallahua'lam bishowab.


0 komentar:

Post a Comment